Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Harga Cabai Rawit Rp100 Ribu, TPID Sebut Inflasi Balam Terkendali

community.idntimes.com
Sugi pedagang di Pasar Kangkung. (IDN Times/Muhaimin)
Intinya sih...
  • Pasokan terbatas jadi pemicu lonjakan
  • Cabai merah relatif stabil karena panen
  • Harga naik bikin jumlah pembeli menurun
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Harga cabai rawit di sejumlah pasar tradisional Kota Bandar Lampung masih meroket menjelang Hari Raya Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

Di Pasar Kangkung, Teluk Betung, harga cabai rawit bahkan menembus Rp100 ribu per kilogram. Alhasil, kondisi itu memicu keluhan pedagang sekaligus menekan daya beli masyarakat.

Sugi, pedagang sayur di Pasar Kangkung, mengatakan harga cabai rawit saat ini berada di kisaran Rp80 ribu hingga Rp90 ribu per kilogram, dan kerap melonjak saat permintaan meningkat.

“Harga cabai kecil sekarang 80 sampai 90 ribu per kilo. Kadang bisa sampai Rp100 ribu. Kalau sudah mau Natal dan tahun baru, cabai rawit itu yang paling dicari,” ujar Sugi, Selasa (24/12/2025).

1. Pasokan terbatas jadi pemicu lonjakan

Menurut Sugi, lonjakan harga cabai rawit dipicu oleh tingginya permintaan di tengah pasokan yang terbatas. Kondisi tersebut hampir selalu terjadi setiap momentum Nataru.

“Barangnya terbatas, sementara yang cari banyak. Kalau hari biasa, harga cabai kecil itu di bawah 50 ribu per kilo,” jelasnya.

2. Cabai merah relatif stabil karena panen

Ilustrasi uang rupiah. (IDN Times/Pexels)
Ilustrasi uang rupiah. (IDN Times/Pexels)

Berbeda dengan cabai rawit, harga cabai merah besar terpantau relatif stabil. Gianto, pedagang di Pasar Panjang, mengatakan kondisi ini dipengaruhi masa panen yang sedang berlangsung.

“Kalau cabai besar kan lagi panen, barangnya banyak. Harganya masih normal 45 ribu ada kenaikan dari biasanya sekitar 30 ribu, ” ujarnya.

3. Harga naik bikin jumlah pembeli menurun

Ilustrasi para pedagang UMKM. (IDN Times/Pixel)
Ilustrasi para pedagang UMKM. (IDN Times/Pixel)

Lantaran harga cabai rawit melonjak, pedagang mengaku berimbas terhadap turunnya jumlah pembeli. Sugi menilai kondisi ekonomi membuat masyarakat lebih selektif dalam berbelanja.

“Pembeli malah berkurang. Yang jualan banyak, tapi yang beli sedikit,” katanya.

Ia menyebut, sejumlah kebutuhan pokok lain seperti beras, telur, minyak goreng, dan daging masih terpantau stabil dan belum mengalami lonjakan harga signifikan.

4. TPID klaim inflasi masih terkendali

community.idntimes.com
Ilustrasi inflasi. (Pexels.com/Karola G)

Di tengah lonjakan harga cabai rawit, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Bandar Lampung memastikan kondisi inflasi daerah masih terkendali.

Hal ini disampaikan dalam High Level Meeting (HLM) TPID yang digelar untuk memperkuat sinergi pengendalian inflasi menjelang Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.

Wakil Wali Kota Bandar Lampung, Deddy Amarullah, mengatakan inflasi Kota Bandar Lampung hingga November 2025 tercatat sebesar 0,19 persen secara bulanan (month to month).

“Menjelang Natal dan Tahun Baru, pengendalian inflasi perlu dikawal bersama melalui koordinasi lintas sektor agar harga tetap terjaga dan pasokan mencukupi,” ujarnya.

5. BI soroti peran cabai rawit dalam inflasi pangan

community.idntimes.com
Tim TPID Bandar Lampung. (IDN Times/istimewa)

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung, Achmad P Subarkah, menegaskan, pihaknya mendorong penguatan empat pilar pengendalian inflasi, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif.

"Ke depan, inflasi diprakirakan tetap berada dalam sasaran nasional 2,5±1 persen," katanya.

Sementara itu, Kepala BPS Kota Bandar Lampung, Dr. Hady Suryono, mencatat inflasi tahunan (year on year) Kota Bandar Lampung pada November 2025 sebesar 0,37 persen, lebih rendah dibandingkan inflasi nasional.

"Tekanan inflasi terutama berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau," jelasnya.

Pemerintah Kota Bandar Lampung melalui Satgas Pangan mengakui cabai rawit menjadi komoditas yang mengalami kenaikan harga paling signifikan.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Bandar Lampung, Ichwan Adji Wibowo, mengatakan kenaikan harga cabai rawit dipengaruhi oleh menurunnya pasokan akibat masa panen yang telah lewat.

“Sementara ini yang naik hanya cabai. Komoditas lain seperti telur dan daging masih stabil,” ujarnya.

6. Daftar harga sembako di pasar Bandar Lampung

Ririn pedagang Cabai Hijau di Pasar Kangkung, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
Ririn pedagang Cabai Hijau di Pasar Kangkung, Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Berdasarkan data siaga bahan pokok Kota Bandar Lampung, Rabu (24/12/2025), berikut harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional:

Cabai rawit lokal (kg):

  • Pasar Cimeng: Rp70.000
  • Pasar Kangkung: Rp70.000
  • Pasar Panjang: Rp60.000
  • Pasar Tugu: Rp83.000
  • Pasar Baru/Smep: Rp70.000

Cabai merah keriting (kg):

  • Pasar Cimeng: Rp40.000
  • Pasar Kangkung: Rp42.000
  • Pasar Panjang: Rp40.000
  • Pasar Tugu: Rp37.000
  • Pasar Baru/Smep: Rp45.000

Beras medium Bulog (kg):

  • Pasar Cimeng: Rp12.400
  • Pasar Kangkung: Rp12.500
  • Pasar Panjang: Rp12.000
  • Pasar Tugu: Rp12.500
  • Pasar Baru/Smep: Rp12.500

Telur ayam ras (kg):

  • Pasar Cimeng: Rp29.000
  • Pasar Kangkung: Rp29.000
  • Pasar Panjang: Rp28.000
  • Pasar Tugu: Rp29.000
  • Pasar Baru/Smep: Rp29.000

Komoditas lain seperti gula pasir, minyak goreng, tempe, tahu, serta daging sapi terpantau relatif stabil di sebagian besar pasar

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Ombudsman Lampung Temukan Maladministrasi Layanan BPJS Kesehatan

25 Des 2025, 09:01 WIBNews