Minim Riset Padahal Penghasil Terbesar, ITERA Bangun Lab Riset Gaharu

Indonesia pasok 70 persen kebutuhan pasar internasional

Bandar Lampung, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (ITERA) bekerjasama dengan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Way Seputih Way Sekampung melakukan penanaman 1.000 pohon gaharu di area Kebun Raya ITERA.

Penanaman pohon khas Sumatera tersebut sekaligus menandai akan dibangunnya Gaharu Center ITERA sebagai laboratorium pusat penelitian dan pengembangan komoditas gaharu Sumatera dan nasional.

Baca Juga: Dosen Itera: Batu Meteorit Jangan Dijual, Serahkan ke Negara untuk Diteliti

1. Penghasil gaharu terbesar dunia tapi masih minim penelitian dan pengolahan

Minim Riset Padahal Penghasil Terbesar, ITERA Bangun Lab Riset Gaharuimages search.yahoo.com

Gagasan mendirikan Gaharu Center ITERA tersebut karena Indonesia merupakan negara penghasil gaharu terbesar di dunia yang masih minim dalam penelitian dan pengolahan.

Hal itu disampaikan Kepala BPDASHL Way Seputih Way Sekampung, Idi Bantara. Menurutnya, Indonesia masih sangat minim penelitian dan pengembangan produk gaharu, sehingga pasar gaharu di Indonesia masih minim. Padahal, gaharu dinilai dapat menjadi sumber kesejahteraan masyarakat.

Ia menambahkan, ITERA membangun Gaharu Center, hal tersebut menjadi penyemangat baru bagi masyarakat praktisi gaharu. Sebab selama ini, usaha yang dilakukan masih sebatas penjualan bibit, belum sampai pada produksi.

“Semoga ITERA dapat memberikan sentuhan iptek dalam pengembangan gaharu, sehingga akan terbuka pasar. Gaharu Center ITERA, menjadi spirit baru tidak hanya untuk Lampung, dan Sumatera tetapi Indonesia,” ujar Idi.

Ketua pelaksana kegiatan penanaman yang juga Koordinator Program Studi Teknik Kimia ITERA, Akhmad Zainal Abidin, menambahkan, pohon gaharu sebagai salah satu komoditas khas Sumatera akan terus dikembangkan mulai dari manajemen produk, proses, hingga industri. Adanya Gaharu Center, diharapkan ITERA mampu menjadi kampus yang terdepan dalam mengembangkan riset-riset tentang gaharu.

2. Bisa menjadi bahan riset kosmetik dan farmasi

Minim Riset Padahal Penghasil Terbesar, ITERA Bangun Lab Riset GaharuIlustrasi Riset (IDN Times/Arief Rahmat)

Rektor ITERA Prof Ofyar Z Tamin mengatakan, sebagai kampus yang diharapkan mampu memecahkan masalah dan mengembangkan potensi yang dimiliki Pulau Sumatera, ITERA akan menggagas program penelitian, dan pengembangan gaharu.

"Bukan sekadar menanam pohon gaharu, kita berharap Gaharu Center yang dibentuk ITERA dapat meningkatkan daya jual produk gaharu, sehingga memberikan nilai tambah untuk Lampung, Sumatera dan Indonesia," paparnya.

Ofyar menambahkan, berbagai riset tentang gaharu yang disebut menjadi bahan industri kosmetik dan farmasi dapat terus dikembangkan di ITERA. Apalagi ITERA telah memiliki beberapa program studi berkaitan seperti Prodi Teknologi Kosmetik, Farmasi, Teknik Industri Pertanian, hingga Rekayasa Kehutanan.

“Ini menjadi aset ITERA, pusat Gaharu di ITERA akan menjadi suatu badan yang berkontribusi memberikan nilai tambah dan mempertahankan Gaharu di Sumatera dan Indonesia,” ujar rektor, Sabtu (13/2/2021).

3. Dari 28 spesies gaharu di dunia, 25 di antaranya ada di Indonesia

Minim Riset Padahal Penghasil Terbesar, ITERA Bangun Lab Riset Gaharurimbakita.com

Dari sekitar 28 spesies gaharu, 25 spesies di antaranya berasal dari Indonesia. itu  tersebar di hutan-hutan pedalaman Sumatera, Kalimantan, dan Papua.

Kepala BPDASHL Way Seputih Way Sekampung, Idi Bantara menyatakan, potensi spesies tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara pengekspor gaharu terbesar di dunia. Rinciannya, memasok sebanyak 70 persen kebutuhan pasar internasional.

Negara-negara tujuan ekspor seperti Arab Saudi, Singapura, Taiwan, Uea, Cina, Hong Kong, India, Malaysia, dan Thailand.

Baca Juga: Cara Kreatif Itera Kenalkan Program Kampus ke Calon Mahasiswa Baru

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya