Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat Film

Sempat dilarang orang tua berhenti menulis, laptop disita

Bandar Lampung, IDN Times - Menulis menjadi kemampuan dasar hampir dimiliki oleh semua orang. Tapi bagi orang-orang memiliki imajinasi tinggi dalam menulis tentu akan menghasilkan tulisan berbeda dari yang lainnya.

Seperti dimiliki oleh Erisca Febriani, salah satu novelis Lampung yang sudah menerbitkan enam novel dan diangkat ke film layar lebar.

Tulisannya yang dekat dengan kehidupan para remaja meledak saat diunggah ke wattpad, sampai akhirnya menarik perhatian para penerbit hingga production house (PH).

Tapi dibalik itu semua Erisca sempat tak mendapat izin menulis lho dari keluarga, ia bahkan pernah ditipu penerbit di novel pertamanya.

Nah berikut IDN Times rangkum cerita Erisca memulai karirnya dalam dunia literasi.

1. Sempat tak didukung orang tua

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmInstagram.com/eriscafebriani

Sebelum novel pertamanya terbit, keluarga tak menyetujui hobi menulis yang dilakoni Erisca. Ayahnya bahkan menyita laptopnya agar ia berhenti menulis.

"Respons keluarga awalnya gak disetujui. Emang keluarga lebih mementingkan akademis. Karena aku kalau nulis suka lupa waktu bahkan sampai gak tidur," kata Erisca kepada IDN Times Selasa (11/5/2021). 

Namun novel pertamanya Dear Nathan menjadi angin segar untuk mendapat restu orang tuanya. Sejak paket novelnya datang ke rumah, Erisca akhirnya diizinkan terjun ke dunia menulis.

"Aku berencana mereka gak perlu tau novel aku udah terbit. Tapi waktu itu ada paket dateng ke rumah jadi mereka lihat, oh udah jadi novel, respona mereka mendukung. Karena terkadang orang tua butuh pembuktian juga bahwa selama masih bisa mengimbangi antara akademis sama hobi, why not?," ceritanya.

2. Dipaksa membaca oleh teman

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat Filmpexels.com

Kemampuan menulis Erisca baru ia sadari saat kelas dua SMP. Saat itu salah satu temannya sering meminjamkan novel di sekolah. Erisca pun turut dipaksa untuk meminjam dan membaca novel-novel itu.

Sejak itu ia mulai suka membaca banyak novel sampai akhirnya menulis cerita-cerita fan fiction melalui gawai. Erisca memanfaatkan akses SMS gratis yang ia dapatkan untuk menyebarkan hasil tulisannya pada teman-temannya.

"Ternyata reaksi mereka bagus. Mereka ngasih semangat dan minta lagi cerita lainnya. Waktu kelas 1 SMA aku mulai kenal Facebook jadi aku manfaatin media itu buat nulis," kata alumni Universitas Lampung itu.

Baca Juga: Cerita Mahasiswa ITERA Desain Rumah Tahan Banjir Raih Juara 1 Nasional

3. Merasa tulisannya sangat jelek

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmInstagram.com/eriscafebriani

Setelah lulus SMA, Erisca mulai serius menulis, saat itu ia merindukan masa-masa di sekolah. Sehingga ia menuangkan rasa rindu itu melalui tulisan dan disebarkan melalui wattpad berjudul Dear Nathan.

Antusias pembaca wattpad pun membludak dengan kehadiran Dear Nathan, Erisca mengaku tak menyangka akan ada banyak orang menyukai ceritanya.

Bahkan salah satu pembaca menyarankan untuk diterbitkan menjadi novel. Namun ia tak percaya diri karena merasa tulisannya sangat jelek.

"Aku ngerasa gak mungkin, karena dulu nyari penerbit lumayan susah. Terus aku mikirnya gak ada harapan buat nerbitin di penerbit mayor," ungkapnya.

4. Ditipu penerbit

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmIlustrasi Toko Buku (Book Store) (IDN Times/Anata)

Sampai akhirnya Erisca memutuskan untuk menerbitkan secara self publishing, di mana penulis  membayar proses editing pada penerbit. Waktu itu ia mengaku membutuhkan biaya sekitar Rp1 juta.

Nominal itu dirasa cukup besar bagi Erisca yang baru lulus SMA dan saat itu tak mendapat dukungan dari keluarga, sehingga ia harus menabung terlebih dahulu.

"Setelah bayar ternyata gak ada kabar sama sekali. Aku hubungi nomornya gak aktif. Akhirnya yaudah emang mungkin bukan jalannya," beber Erisca.

Tapi kabar baik itu akhirnya menghampirinya, ia justru mendapat tawaran dari penerbit mayor yang tak perlu mengeluarkan biaya untuk menerbitkan novel.

5. Sampai ke layar lebar

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmInstagram.com/eriscafebriani

Setelah diterbitkan, Erisca mengaku antusias pembaca masih tetap tinggi sehingga dia mendapat tawaran dari production house agar novelnya diangkat ke film layar lebar.

"Kepikiran diterbitkan aja enggak apalagi sampai diangkat film. Jadi nulis pure seneng-seneng, menghibur diri sendiri dan mengabadikan kisah teman-teman," tuturnya.

Baca Juga: Kisah Pemudik di Lampung, Dua Tahun Tak Bertemu Sanak Keluarga 

6. Setiap novel terdapat unsur keluarga dan persahabatan

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmPexels.com/Cleyder Duque

Dalam menulis Erisca mengaku bergantung pada deadline dari penerbit. Salah satu novelnya Hello Salma hanya diselesaikan dalam waktu 15 hari. Menurutnya yang lama adalah proses risetnya bisa memakan waktu empat bulan.

"Selain baca buku aku wawancara langsung mengenai isu yang aku angkat dalam novel. Misal di novel Thank You Salma aku angkat kekerasan seksual di kampus jadi aku nanya langsung ke Komnas Anak dan Perempuan. Jadi ceritanya gak sekadar fiksi tapi fakta yang valid," bebernya.

Dari enam novel tersebut menurutnya memiliki isu berbeda, tapi secara garis besar di setiap novel secara tidak sadar terdapat unsur persahabatan dan latar belakang keluarga.

"Itu sebagai salah satu cara membentuk karakter tokoh. Unsur tersebut berasal dari pengalaman pribadi dan menonton drama Korea yang membentuk background karakter kaya gitu. Jadi aku mengikuti formula mereka," jelasnya.

7. Setiap tulisan akan menemukan pembacanya

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat Filmunsplash/@anniespratt

Erisca menyampaikan, tak ada tips khusus untuk menulis, terpenting adalah mau memulai menulis. Sebab menurutnya yang paling susah adalah menyelesaikan tulisan.

"Mulai itu gampang, yang susah itu konsisten menyelesaikan satu cerita. Jadi harus disiplin, konsisten dan niat mau nylesain cerita," ujarnya.

Menurutnya dalam menulis tak perlu memikirkan apakah tulisan tersebut akan dibaca banyak orang atau tidak. Sebab setiap tulisan pasti akan menemukan pembacanya sendiri.

8. Fokus pada pendidikan

Kisah Erisca Febriani Asal Lampung Bikin Enam Novel, Ada Diangkat FilmInstagram.com/eriscafebriani

Saat ini Erisca mengatakan, sedang fokus melanjutkan pendidikan ke jenjang S2. Setelah beberapa bulan lalu ia baru aja menamatkan kuliahnya di jurusan pertanian. Menurutnya dalam waktu dekat ini dia belum berencana menerbitkan novel kembali. 

"Sebenernya udah ada beberapa naskah yang aku tulis tapi untuk diterbitkan itu masih belum tau," ujarnya.

Ke depan Erisca berencana membangun rumah baca atau sebuah kafe yang memiliki perpustakaan. 

"Jadi bisa bikin banyak orang suka dunia baca," harapnya.

Baca Juga: Suka Duka Dokter dan Polisi di Lampung, Tetap Bertugas Saat Idul Fitri

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya