Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?

Secara bersamaan, akun email, Facebook dan Instagram diretas

Bandar Lampung, IDN Times - Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung (Unila) kembali diteror peretas (hacker). Kali ini secara bersamaan, akun email, Facebook dan Instagram UKPM Teknokra mengalami peretasan. 

Belum diketahui secara pasti apa penyebab terjadinya peretasan tersebut. Menurut pengurus UKPM ini mereka tak ada liputan sensitif yang diusung sepekan terakhir.

1. Pelaku diduga sudah lama mengakses medsos Teknokra

Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?Postingan terakhir UKPM Teknokra sebelum di retas. (Instagram Teknokra)

Pemimpin redaksi UKPM Teknokra, Mitha Setiani Asih tak menyadari akun medsos lembaga pers mahasiswa tersebut mengalami peretasan. Dia menduga, orang yang melakukan peretasan tersebut sudah lama memiliki akses medsos Teknokra. Pasalnya, Sabtu, (31/10/2020), terjadi aktivitas di luar kendali admin medsos, namun tak ada notifikasi login terbaru.

“Aku kira dia udah lama login di akun sosmed ini tapi kita nggak ada yang sadar. Soalnya kalau ada yang baru login pasti ada notifikasinya, lah ini nggak ada sama sekali,”jelas Mitha saat dikonfirmasi, Senin (2/11/2020).

Sehari sebelum peretasan, Jumat (30/10/2020), Mitha mengunggah dua postingan di Instagram dan Facebook. Pertama, tentang pemboikotan produk dari Prancis yang diberi judul ‘Suka Boikot Produk, tapi Tidak Kasih Solusi’.

Postingan tersebut mendapat tanggapan dari salah satu dosen Unila yang mengkritik dari segi penulisan karena dianggap tidak sesuai dengan penulisan Bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selain itu, ada dua tanggapan lain yang mempertanyakan judul dan isinya serta mempertanyakan Teknokra membela siapa.   

Postingan kedua tentang tiga anggota Teknokra yang mendapat juara 3 pada perlombaan karya tulis diadakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dari postingan tersebut baru terlihat aktivitas yang dilakukan peretas.

Sekira pukul 21.00 WIB Jumat pekan lalu, Pemimpin Umum UKPM Teknokra Chairul Rahman Arif, menegur Mitha karena menandai para pejabat rektorat. Menurut Rahman, itu terlalu berlebihan. Mitha yang merasa tidak melakukan hal itu merasa bingung. Namun dia masih menganggap itu perbuatan admin lain.

“Pertama kita sadar itu waktu postingan di Facebook yang tentang  menang lomba itu jadi nandain banyak orang. Pokoknya rektor, wakil rektor terus alumni Teknokra ditandain semua. Aku pikir anak Tekno yang lagi iseng karnea mau pamer Teknokra dapet juara lagi. Jadi masih aku biarin aja,” terang Mitha.

Nahas, tak ada satu pun anggota Teknokra yang merasa menandai pejabat kampus maupun alumni di postingan tersebut. Peretas juga melakukan hal yang sama pada Instagram Teknokra.

Menandai para pejabat kampus, UKM yang ada di Unila bahkan akun sosmed media lain seperti salah satu media lokal di Lampung juga ikut ditandai. Mitha lalu berinisiatif untuk mengubah semua password pada akun sosmed Teknokra.

2. Berebut pasword dengan hacker

Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?IDN Times/Istimewa

Tak lama setelah mengganti semua pasword medsos, Mitha mendapat notifikasi dari email Teknokra Tv berisi perubahan kata sandi pada email yang digunakan untuk login akun medsos Teknokra. Mitha lalu menghubungi alumni UKPM Teknokra Alfanny, yang masih memegang akun medsos Teknokra untuk meminta bantuan.

“Dari situ aku mulai panik, langsung ngubungin kak Alfanny. Terus dibantuin sama dia akhirnya kita bisa login lagi ke email itu dan langsung aku buat verifikasi dua langkah,”jelasnya.

Namun tak sampai di situ, peretas kembali mengubah password email Teknokra dan menghapus semua nomor yang bersangkutan dari email tersebut. Tujuannya, agar anggota Teknokra tidak dapat login melalui nomor yang pernah tertaut dengan email.

“Jadi tinggal sisa nomornya Irul aja yang masih nyangkut buat login. Yang lain dihapus semua sama hacker ini. Bahkan verifikasi dua langkah yang kita buat dia hapus juga. Jadi saya tarung rebutan login sama hacker,” ujarnya.

Sampai pada Minggu (1/11/2020) sekira pukul 08.40 WIB, hacker masih berusaha mengubah password pada akun email Teknokra. Namun Mitha menerangkan saat ini sudah menggunakan Google authentication.

Tapi tetap saja dia masih merasa khawatir jika hacker tersebut masih tetap bisa mengakses medsos Teknokra. Sehingga dia membuat disclaimer agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan Teknokra tidak menanggung imbasnya.

3. Teror pertama, akibat membuat diskusi rasial tentang Papua

Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?Pamflet diskusi tentang Papua yang di gelar pada (11/06/2020). (Instagram Teknokra).

Sebelumnya pada (10/06/2020) lalu, dua anggota media kampus tersebut juga pernah mengalami peretasan akun gojek dan media sosial. Mitha dan Irul  mengalami peretasan dan juga teror dari orang tak di kenal.

Mitha pada saat itu didapuk sebagai moderator diskusi , mendapat teror telepon nomor luar negeri hingga peretasan pada akun Gojek, Instagram serta Facebook. Sedangkan Irul mendapat pesan WhatsApp yang berisi ancaman. Teror tersebut diduga lantaran Teknokra mengadakan diskusi virtual yang bertajuk ‘Diskriminasi rasial terhadap Papua’.

Menurut pengakuan Irul, teror tersebut bermula setelah dia mendapat panggilan dari pihak rektorat pada Rabu siang (10/6/2020) yang menyarankan untuk membuat diskusi dengan narasumber yang berimbang. Menurut pihak rektorat diskusi yang diangkat merupakan isu sensitif sehingga Unila tidak akan bertanggung jawab apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Bahkan pada saat itu, pihak rektorat mengaku sudah diberi peringatan salah satu lembaga tertentu.

Irul tak menuruti permintaan pihak rektorat, dia malah menawarkan opsi lain untuk membuat diskusi lanjutan yang akan menghadirkan nara sumber lain. Namun belum sempat merancang diskusi lanjutan tersebut, dia sudah mendapat pesan singkat yang membawa nama kedua orang tuanya.

“Selamat malam, maksudnya sampeyan apa ya? Bikin diskusi yang memprovokasi banyak masyarakat. Data sampeyan sudah kita pegang. Inget bapak Sugiyono sama ibu Isriyah, kuliah aja yang bener” isi pesan singkat tersebut.

Tak lama dari itu dia kembali mendapat pesan yang berisi tangkapan layar E-KTP dan data pribadinya disertai pesan yang berbunyi “jangan macem-macem lah bikin diskusi yang memprovokasi”.

4. Akun Gojek hingga WhatsApp orang tua mengalami peretasan

Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?IDN Times/Istimewa

Sedangkan Mitha, kewalahan menghentikan orderan makanan yang dipesan dari akun ojek online miliknya. Puluhan orderan masuk dan beberapa pengemudi ojek online berkumpul di depan Graha Kemahasiswaan Teknokra, menunggu bayaran dari Mitha.

Awalnya pengemudi ojek online tak percaya bahwa akun Mitha mengalami peretasan, namun setelah diperiksa, baru mereka membantu menghubungi call centre Gojek dan menginformasikan kepada pengemudi ojek online lain untuk tidak menerima pesanan dari akun bernama Mitha.

Selain itu, akun WhatsApp kedua orang tuanya juga mengalami peretasan. Menurutnya akun ibunya sempat berganti menjadi akun bisnis serta foto profilnya dihapus.

“Jadi sore sebelum diskusi ibu aku nggak bisa login wa. Bapak aku juga di telepon nomor gak dikenal berkali-kali sampai HP-nya mati. Terus setelah diskusi sekitar jam 9 ibu aku nelfon pake nomor WA. Dan aku udah nebak itu bukan ibu aku soalnya kan dia gak bisa login WA jadi nggak aku angkat,” ujarnya.

5. Tak ada tempat berlindung dari peretasan

Akun Media Sosial Teknokra Unila Diretas Secara Bersamaan, Ada Apa?Chairul Rahman Arif Pemimpin Umum Teknokra, usai melakukan pelaporan pada tim cyber Polda Lampung (11/06/2020). (Instagram Teknokra)

Kejadian peretasan pertama sudah dilaporkan pada pihak berwajib. namun menurut Irul laporan tersebut tidak diterima dan hanya sampai pada tahap pengaduan.

“Laporannya gak diterima karena kata tim cyber kasus kaya gitu harus ada dampak ekonomi dan psikis yang diteror. Untuk dampak psikis itu harus lembaga terkait yang mengeluarkan, kaya psikiater gitu, kalau bener terganggu baru bisa lapor polisi,” jelas mahasiswa jurusan Peternakan Unila tersebut.

Irul mengaku sangat terganggu dan merasa tidak aman dengan teror yang dialami kala itu. Senada dengan Irul, Mitha juga merasa trauma dan kawatir dengan serangan yang sudah melibatkan kedua orang tuanya tersebut.

Terlebih dengan adanya peretasan pada akun medsos Teknokra terbaru, dia semakin merasa waswas. Menurutnya tidak ada yang bisa menjamin 100 persen terkait keamanan digital, mengingat verifikasi dua langkah pun masih bisa diterabas hacker.

Mahasiswa Pendidikan Prancis FKIP Unila tersebut sudah pesimistis dengan lembaga-lembaga yang dianggap mampu melindungi dari kejahatan digital tersebut. “Apa yang harus diharapan dari Unila terkait keamanan digital karena dari awal Unila udah bilang angkat tangan. Bahkan terkait peretasan ini kita bingung ngadu kemana udah lapor ke polisi hasilnya nihil akhirnya kita buat pertahanan sendiri aja saat ini,” terangnya.

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya