Picu Tawuran, Polda Lampung Bakal Intensifkan Patroli Perang Sarung

- Kepolisian Daerah Lampung mengimbau remaja hindari perang sarung selama Ramadan
- Perang sarung dianggap berpotensi memicu tawuran dan cedera serius, polisi akan intensifkan patroli
- Kepolisian ajak orang tua dan masyarakat awasi anak-anak agar tidak terlibat dalam aktivitas merugikan
Bandar Lampung, IDN Times - Kepolisian Daerah (Polda) Lampung mengimbau keras para remaja dan anak-anak menghindari aktivitas perang sarung marak terjadi bertepatan momentum bulan puasa Ramadan.
Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari Yuyun mengatakan, praktik perang sarung dianggap sebagai aktivitas permainan, berpotensi memicu tawuran berujung perkelahian antara kelompok remaja.
"Kami mengimbau kepada seluruh remaja dan kelompok-kelompok terlibat untuk menghentikan kegiatan yang merugikan ini. Perang sarung dan tawuran hanya akan membawa dampak buruk bagi kita semua," ujarnya dikonfirmasi, Senin (3/3/2025).
1. Bukan sekadar permainan biasa

Yuni menegaskan, perang sarung mulanya sering kali dianggap sebagai permainan tidak berbahaya oleh sebagian remaja. Namun sejatinya, aktivitas ini bisa berakibat fatal bahkan berpotensi membahayakan.
"Perang sarung bukan sekadar permainan biasa dan bisa menyebabkan cedera serius, fenomena ini juga dapat memicu pertikaian dan tawuran antar kelompok," ungkapnya.
2. Bakal intensifkan patroli

Selaras imbauan ini, Yuni menyampaikan, kepolisian daerah dan jajaran akan mengintensifkan patroli dan kegiatan preventif, untuk mengatasi hingga mencegah aktivitas perang sarung serta tawuran di wilayah hukum Lampung.
Untuk itu, kepolisian akan melakukan langkah-langkah tegas dan proaktif untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat selama pelaksanaan ibadah puasa Ramadan.
"Imbauan dan upaya ini merupakan bagian melindungi para remaja dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh perang sarung dan tawuran," katanya.
3. Minta peran aktif para orang tua dan tokoh masyarakat

Yuni menambahkan, kepolisian mengimbau peran aktif para orang tua hingga tokoh masyarakat, untuk bersama mengawasi dan mengarahkan anaknya masing-masing. Sehingga para anak-anak dan remaja tersebut tidak terlibat dalam praktik yang merugikan dan berpotensi dalam melanggar aturan hukum.
Termasuk bagi masyarakat untuk melaporkan, jika menemukan adanya indikasi aksi perang sarung atau tawuran di lingkungan sekitar.
“Mari kita jadikan Ramadan ini sebagai momentum untuk memperbanyak ibadah dan kegiatan positif. Hindari aktivitas yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain,” tegas kabid humas.