5 Hal Kecil Bisa Bikin Hubungan Orang Tua dan Anak jadi Jauh

- Orangtua sibuk dengan pekerjaan, ponsel, atau pikiran sendiri saat anak bercerita, membuat anak merasa tidak dihargai dan enggan berbagi cerita.
- Kritik tanpa dukungan atau apresiasi membuat anak merasa tidak cukup baik di mata orangtuanya, sehingga kehilangan kepercayaan untuk berbicara dengan orangtua.
- Janji yang sering dibatalkan oleh orangtua membuat anak kehilangan rasa percaya dan memilih menjauh karena merasa kehadiran dan komitmen orangtua tidak bisa diandalkan.
Hubungan antara orang tua dan anak bukanlah sesuatu yang otomatis terjalin dengan baik selamanya. Butuh perhatian, komunikasi yang sehat, dan rasa saling memahami agar kedekatan tetap terjaga.
Sayangnya, ada kebiasaan kecil yang sering kali tidak disadari justru membuat jarak semakin lebar di antara keduanya. Tanpa disadari, kebiasaan ini bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan membuat anak enggan untuk terbuka kepada orang tua.
Berikut lima hal kecil dapat menjauhkan hubungan orang tua dan anak.
1. Sering mengabaikan ketika anak berbicara

Ketika anak mencoba bercerita tentang kesehariannya, sering kali orangtua terlalu sibuk dengan pekerjaan, ponsel, atau pikiran sendiri. Hal ini bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan akhirnya memilih untuk tidak lagi berbagi cerita.
Meskipun terlihat sepele, jika ini terus terjadi, anak akan merasa pendapat dan perasaannya tidak penting. Lama-kelamaan, mereka bisa kehilangan kepercayaan untuk berbicara dengan orang tua, dan hubungan pun menjadi renggang.
2. Mengkritik tanpa memberikan dukungan

Kritik memang penting untuk membantu anak berkembang, tetapi jika terlalu sering dilakukan tanpa diimbangi dengan dukungan atau apresiasi, anak bisa merasa selalu salah dan tidak cukup baik di mata orang tuanya.
Daripada hanya menunjuk kesalahan, cobalah memberikan saran yang membangun dan menghargai usaha anak. Dengan begitu, anak akan merasa diterima dan lebih nyaman untuk tetap berkomunikasi dengan orangtua.
3. Tidak menepati janji kecil

Ketika orang tua menjanjikan sesuatu, seperti mengajak jalan-jalan atau sekadar meluangkan waktu untuk bermain bersama, tetapi kemudian sering membatalkannya, anak bisa kehilangan rasa percaya.
Bagi orang tua, janji yang batal mungkin terlihat sebagai hal kecil, tetapi bagi anak, itu bisa menjadi bukti kehadiran dan komitmen orang tua tidak bisa diandalkan. Jika ini terjadi terus-menerus, anak akan berhenti berharap dan memilih menjauh.
4. Membandingkan dengan anak lain

Kalimat seperti "Coba lihat temanmu, dia lebih rajin belajar" atau "Kakakmu dulu nggak seperti ini" mungkin dimaksudkan sebagai motivasi, tetapi bagi anak. Padahal, itu bisa terasa seperti tekanan dan ketidakadilan.
Sering dibandingkan dengan orang lain bisa membuat anak merasa tidak cukup baik dan tidak dihargai apa adanya. Akibatnya, anak bisa kehilangan rasa percaya diri dan enggan terbuka kepada orang tua.
5. Kurang menunjukkan kasih sayang dalam bentuk sederhana

Terkadang, orang tua terlalu fokus pada tanggung jawab dan lupa anak juga butuh perhatian dalam bentuk sederhana, seperti pelukan, pujian, atau sekadar menanyakan kabar dengan penuh ketulusan.
Kurangnya ekspresi kasih sayang bisa membuat anak merasa tidak diperhatikan. Padahal, kedekatan emosional sering kali terbangun dari momen-momen kecil penuh kehangatan.
Membangun hubungan yang dekat dengan anak bukan hanya soal menyediakan kebutuhan materi, tetapi juga tentang bagaimana cara berkomunikasi dan memberikan perhatian. Hal-hal kecil seperti mendengarkan dengan penuh perhatian, menepati janji, serta memberikan dukungan yang tulus bisa membuat anak merasa lebih nyaman dan dihargai. Menyadari dan menghindari kebiasaan yang bisa menjauhkan hubungan, kedekatan antara orang tua dan anak bisa tetap terjaga dengan baik.