Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat Ladang

Kondisi habitat tak ideal sebabkan gajah keluar kawasan

Bandar Lampung, IDN Times - Seorang petani di Desa Tegal Yoso, Dusun V, Kabupaten Lampung Timur meninggal akibat diserang dua gajah, Minggu malam (31/10/2021) sekira pukul 19.00 WIB.

Sri, tetangga korban mengatakan, kondisi korban bernama Sutik ini sangat parah hingga Sri tak sanggup menonton lewat video rekaman beredar. "Saya sempet nonton gak tega mba, sampe gak bisa tidur habis itu, karena ngeri banget," kata Sri saat dihubungi IDN Times, Senin (01/10/2021).

Sri tak mengetahui secara pasti kronologis kejadian lantaran tak ada di lokasi kejadian. Namun menurutnya, korban awalnya akan berangkat ke masjid mengikut pengajian Maulid Nabi. Setelah mendengar suara petasan penghalau gajah, korban memutuskan pergi ke ladang melihat kebun jagungnya yang tengah berbuah.

"Sebelum brangkat ke masjid itu sempet bercandaan sama anaknya di depan rumah saya. Terus kami belum sampai udah dapet kabar meninggal itu. Katanya teriak minta tolong tapi gak berani juga yang nolong, dua gajah nyerang dia. Posisi yang lain juga jauh di lahan masing-masing," terangnya.

1. Korban inisiatif datang sendirian ke kebun

Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat LadangTaman Nasional Way Kambas Lampung (Waykambas.org)

Yani, Kepala Desa Tegal Yoso mengatakan, korban memang inisiatif datang sendirian ke ladang miliknya menggunakan kendaraan motor untuk melihat kondisi tanaman jagung. Namun belum sampai ke lokasi lahan, korban bertemu dengan dua gajah. Sehingga diduga saat itulah korban mendapat amukan dari gajah.

"Karena gak ada saksi mata. Ada yang mendengar dia teriak minta tolong tapi begitu sampai sana korban udah meninggal," ujar Kepala Desa.

Kini, korban sudah dimakamkan dan akan dilakukan mediasi dengan pihak Taman Nasional Way Kambas (TNWK) untuk membahas langkah selanjutnya." Sementara ini pihak TNWK belum ada. Nanti mau mediasi mungkin," ujarnya.

2. Berharap segera dibuat tanggul dan kanal

Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat LadangInstagram.com/rzflevi

Yani mengatakan polisi hutan tidak setiap saat mendampingi warga yang berjaga menghalau gajah. Sedangkan jumlah gajah keluar sangat banyak membuat warga kewalahan.

"Kelompokan gajahnya mulai dari lima sampai kelompok 50. Penginnya dari polisi hutan kalau ada gajah luar gak sepenuhnya diserahkan masyarakat. Ya kadang didampingi Polhut tapi tadi malam itu enggak, setelah kejadian baru laporan ke Polhut," terangnya.

Menurut Yani, sejak tahun 80-an ini merupakan korban keempat di Desa Tegal Yoso. Masyarakat setempat berharap pemerintah secepatnya membuat tanggul dan kanal supaya gajah mau masuk lebih susah.

"Kalau ditanggul dari atas enak mengusirnya," tandasnya.

Baca Juga: Profil Dawam Rahardjo, Bupati Lampung Timur Eks Birokrat Senior

3. Gajah tak mungkin keluar untuk menyerang manusia

Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat Ladangjejakpiknik.com

IDN Times berusaha konfirmasi dengan pihak Humas TNWK namun belum mendapat respons.  Menurut informasi IDN Times dari narasumber enggan disebut namanya, tidak mungkin gajah keluar untuk mencari dan menyerang manusia.

Menurutnya,  jika kondisi habitat konservasi ideal, flora dan fauna bisa harmonis karena saling menghidupi dan mata rantainya terpenuhi.

Faktanya kawasan konservasi Way Kambas dikelilingi pemukiman relatif padat, sehingga kondisinya tidak ideal. Kejadian seperti perburuan liar, kebakaran hutan sering terjadi.

"Kalau habitatnya tidak ideal maka ada mata rantai yang mungkin terputus atau kurang. Contohnya gajah, kenapa dia keluar? Itu karena mencari makan," ujar narasumber anonim.

4. TNWK sudah pantau gajah lewat GPS

Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat LadangIlustrasi gajah (Prayugo Utomo/IDN Times)

Sebagai upaya memitigasi potensi serangan gajah tersebut, TNWK sudah membentuk ERU. Selain itu gajah juga diberi kalung GPS untuk memantau pergerakan kelompok gajah yang keluar perbatasan.

"Gajah itu juga terpantau satelit teman-teman di basecamp ERU. Nah informasi itu disebar paling tidak empat jam sekali," jelasnya.

Sehingga, begitu ada rombongan gajah mendekati batas, ERU bergerak menghalau lebih ke dalam. Tetapi, penghalauan itu saat di lapangan tidak selalu berhasil. Kadang ada kawanan gajah saat diusir berkelompok mereka memecah dari kelompoknya.

"Itu mecahnya empat atau enam ekor dari 40 gajah. Sehingga sulit untuk penghalauannya. Tapi kalau mereka keluar batas sudah dibentuk masyarakat mitra polisi hutan, tugasnya gajah yang keluar perbatasan," paparnya.

Sekali lagi, lanjutnya, penghalauan itu tidak selamanya berhasil. Sebab gajah itu jika pintu biasa dilewati dijaga akan mencari pintu lainnya. Apalagi panjang batas Desa Tegal Yoso 5 kilometer. Sedangkan jarak dengan pemukiman warga 1 kilometer.

"Sehingga tetap ada potensi gajah keluar. Biasanya kalau keluar untuk makan, pada saat makan itu kalau diganggu kan pasti marah," tuturnya.

5. Ada SOP yang tidak terpenuhi saat halau gajah

Warga Lampung Timur Meninggal Diserang Dua Gajah saat Melihat Ladangpotret susana di way kambas (instagram.com/danel_mahendra)

Kendati demikian, sumber IDN Times ini mengatakan, adanya ERU kejadian gajah keluar dari batasan berkurang 80 persen. Menurutnya, kejadian penyerangan gajah terhadap manusia terakhir terjadi pada 2010 lalu.

"Jadi ada SOP yang tidak dilakukan secara disiplin. Kalau ada gajah, apalagi gajah, warga dilarang sendirian kelilin ladang. Kedua harus menempuh jarak aman untuk bisa lari dan minimal empat orang," ujarnya.

Saat kejadian penyerangan gajah tersebut korban sudah tiga orang teman dan sudah istirahat di gubuk. Namun korban penasaran dengan kondisi ladang dan memutuskan melihat sendiri.

"Gajah ini udah dihalau, tapi belum semuanya karena udah gelap gak ketauan masih ada gajah di ladang. Jadi terjadilah kejadian itu," tandasnya.

Baca Juga: Spot Wisata Menarik di Taman Nasional Way Kambas, Gak Hanya Gajah Ya! 

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya