Santri Meninggal di Ponpes Metro, Keluarga Ungkap Kematian Tak Wajar

- Keluarga mendesak penjelasan kematian santri NW di Ponpes Kampung Qur'an Al Muawanah, Kota Metro.
- Pria mengaku sebagai kakak korban meminta keadilan dan jawaban terkait peristiwa meninggalnya sang adik.
- Pihak keluarga dan pria dalam video TikTok belum memperoleh keterangan resmi terkait peristiwa yang dialami korban NW.
Metro, IDN Times - Seorang santri inisal NW meninggal dunia di Pondok Pesantren (Ponpes) Kampung Qur'an Al Muawanah, Kota Metro. Korban meninggal disebut keluarga dalam kondisi tidak wajar dan diduga mengalami tindakan penganiayaan.
Melalui unggahan konten akun TikTok @kittychichabf, seorang pria mengaku sebagai kakak korban menceritakan ihwal peristiwa meninggalnya NW. "Tolong bantu di share mencari keadilan adik gua," tulis pada latar video.
"@Kampung Quran Al Mu'awanah tolong penjelasannya, Kenapa santri meninggal di Pondok dengan klaim bunuh diri ????" tulis pada caption atau keterangan video.
"Disini gua mau speak up tentang meninggalnya adik gw. Gw mau buat video ini tujuannya hanya untuk mendapatkan jawaban dan keadilan, kejelasan ajalah inisiatif dari pihak yang bersangkutan," kata pria tersebut mengawali unggahan video.
1. Kematian korban disebut tak manusiawi

Dikisahkan pria dalam video, kepergian sang adik NW disebut meninggal dalam kondisi amat tidak manusiawi tercekik dengan sabuk bela diri taekwondo. Saat itu, korban sedang menuntut ilmu di Ponpes Kampung Qur'an Al Muawanah.
"Untuk pihak ponpes, gua cuma pengen minta kejelasan, karena dari kemarin kalian itu gak ada inisiatif baik untuk ngomong sama gua, bahkan natap mata gua di rumah," ucapnya.
Menurutnya, pihak keluarga hingga kini belum memperoleh keterangan resmi penjelasan terkait peristiwa dialami korban NW. "Walaupun gua tadi bilang cara adik gua pergi itu gimana, tapi gua gak tau itu dia ngelakuin sendiri atau dilakuin sama orang lain. Itu posisinya di pondok yang katanya pondok elite, pondok modern tapi gak ada CCTV, gak ada rekaman CCTV," lanjut dia.
2. Desak keterangan penyebab kematian korban

Pria dalam video TikTok mengakui sebagai kakak korban mengaku belum mengikhlaskan kepergian sang adik. Itu dikarenakan penyebab meninggalnya korban NW hingga kini belum memperoleh kejelasan dalam lembaga pendidikan setempat.
"Gua cuma minta jawaban, jalan terangnya, kooperatifnya tolong, tolong dicari jawabannya kerena ini tanggung jawab kalian. Sebenarnya, gua gak peduli sama sekali adik gua itu ngelakuin sendiri atau dilakuin sama orang lain. Gua gak peduli jawabannya apa, ya karena hal Itu terjadi karena kalian gagal untuk menjaga adik gua," ungkapnya.
Peristiwa menimpa korban NW ini disebut merupakan tanggung jawab penuh pihak Ponpes Kampung Qur'an Al Muawanah. "Kalau dia ngelakuin sendiri berarti psikisnya udah kena, ke napa psikisnya bisa kena? Kenapa mentalnya bisa kena? apa yang kalian lakuin? Dan kalau memang dilakuin sama orang lain kenapa kalian gak bisa jagain dan siapa yang nglakuin," sambung dia.
3. Penanganan di kepolisian belum memperoleh kejelasan

Ihwal upaya pengusutan kasus melalui kepolisian setempat, pria ini menyebutkan telah tiga kali menanyakan jawaban hasil penyelidikan, namun juga tak kunjung mendapatkan keterangan resmi. Itu diduga karena ponpes Kampung Qur'an Al Muawanah juga belum menyampaikan detail peristiwa dialami korban NW.
"Jadi gua mau jawaban secepat mungkin, entah itu lu jawab ke polisi atau ke gua kalau bisa sih jawab ke gua, karena gua perlu tau gua yang wajib tau," tekannya.
Kejelasan kasus menimpa sang adik dikatakan penting, sebagai pelajar bagi masyarakat yang hendak menempatkan anak maupun keluarganya menimba ilmu di lembaga pendidikan pondok pesantren.
"Berita di pondok udah banyak yang seperti itu (dialami korban NW), senioritas, pembullyan, dan lain-lain lah kalian tau. Belajar agama gak harus di pondok, serius. Bagi yang udah terlanjur punya adik di pondok, bagi yang udah terlanjur mondok tolong hati-hati ya, punya kesadaran, jangan lepas kendali. Jenguk terus saudaranya," pesan pria mengenakan kaus hitam tersebut.
4. Masih penyelidikan kepolisian

Terkait kasus korban santri NW meninggal ini, Kapolres Metro, AKBP Hangga Utama Darmawan membenarkan peristiwa itu terjadi di salah satu lembaga pendidikan ponpes di wilayah hukum setempat.
"Ya, kasus tersebut masih dalam penyelidikan oleh Polres Metro dan langkah-langkah yang sudah diambil antara lain sudah mengambil visum korban, serta keterangan saksi-saksi dari pihak keluarga," tegas kapolres.