KPU Gandeng Peneliti Itera Bahas Pemanfaatan AI untuk Pemilu 2029

- Peneliti Itera mendorong KPU terapkan standarisasi skema data pemilu nasional
- AI dalam pemilu tidak boleh lepas dari prinsip etika
- Mendukung pemilu modern, terpercaya, dan berbasis bukti
Bandar Lampung, IDN Times - Peneliti Institut Teknologi Sumatera (Itera) Hafiz Budi Firmansyah, dari Program Studi Teknik Informatika dilibatkan dalam penyusunan strategi pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk tata kelola Big Data Pemilu. Hafiz diundang sebagai narasumber dalam Focus Group Discussion (FGD) Tata Kelola Big Data diselenggarakan KPU RI di Jakarta.
Hafiz menyampaikan pentingnya integrasi Artificial Intelligence dan analitik big data untuk meningkatkan kualitas proses pemilu. Ia menjelaskan bagaimana model Optical Character Recognition (OCR) berbasis AI yang lebih adaptif dapat meminimalkan kesalahan pembacaan dokumen plano, terutama yang melibatkan tulisan tangan dengan karakteristik beragam.
“Kolaborasi antara KPU dan kampus dalam pengembangan model AI bisa jadi langkah strategis untuk meningkatkan akurasi data Sirekap,” ujar Hafiz.
1. Peneliti Itera mendorong KPU terapkan standarisasi skema data pemilu nasional

Tak hanya soal teknologi, Hafiz turut menyoroti persoalan klasik yang hingga kini masih membayangi, yakni fragmentasi data. Sistem seperti Sidalih, Sirekap, Silon, hingga CekDPTonline masih berjalan dengan format berbeda. Kondisi ini membuat interoperabilitas data menjadi tantangan besar.
Ia mendorong KPU menerapkan standarisasi skema data pemilu nasional yang dapat mempermudah pemanfaatan data untuk publik, peneliti, hingga lembaga pengawas.
2. AI dalam pemilu tidak boleh lepas dari prinsip etika

Di sisi lain, Hafiz mengingatkan pemanfaatan AI dalam pemilu tidak boleh lepas dari prinsip etika. Ia memperkenalkan kerangka nilai AI yang menekankan aspek kemanusiaan, transparansi, akuntabilitas, inklusivitas, hingga keberlanjutan.
“AI harus tetap berada dalam kontrol manusia dan mendukung pengambilan keputusan yang adil serta dapat dipertanggungjawabkan,” tegasnya.
3. Mendukung pemilu modern, terpercaya, dan berbasis bukti

FGD dihadiri berbagai pihak, mulai dari KPU RI, kementerian, lembaga negara, akademisi hingga industri, membahas beragam isu strategis. Mulai dari tantangan tata kelola data pemilu, penguatan SDM TI, keamanan siber, sampai bagaimana komunikasi publik berbasis data harus terus diperkuat menjelang Pemilu 2029.
Menurut Hafiz, melalui forum ini, Itera kembali membuktikan kontribusi ilmiah dan relevansinya dalam mendukung ekosistem pemilu yang modern, terpercaya, dan berbasis bukti.
"Harapannya rekomendasi yang saya sampaikan mampu memperkuat langkah KPU dalam membangun tata kelola big data pemilu yang lebih terukur, transparan, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi," imbuh dia.















