Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Waktu Terbaik untuk Memberikan Anak Makanan Manis

ilustrasi anak makan es krim (pexels.com/ROMAN ODINTSOV)
Intinya sih...
  • Memberikan makanan manis setelah makan utama agar tidak mengganggu asupan nutrisi yang penting.
  • Makanan manis sebaiknya diberikan sebelum anak beraktivitas di luar rumah atau berolahraga untuk digunakan sebagai sumber tenaga cepat.
  • Makanan manis harus diberikan secara bertahap setelah anak mengenal berbagai jenis buah, sayur, dan makanan pokok lainnya.

Memberikan makanan manis pada anak mungkin bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orang tua. Sebab di satu sisi anak sangat menyukainya, namun di sisi lain pengonsumsian gula berlebih justru bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan.

Tidak heran apabila orang tua harus mengetahui kapan waktu yang tepat dalam memberikan makanan manis agar nantinya tetap aman tanpa mengganggu tumbuh kembang si kecil. Makanan manis mungkin bisa menjadi sumber energi instan dan membawa kebahagiaan tersendiri bagi anak, asalkan diberikan dalam jumlah dan waktu yang tepat.

Oleh sebab itu, pahamilah beberapa waktu berikut ini yang dianggap tepat bagi orang tua untuk memberikan makanan manis pada anak agar nantinya tetap seimbang dan tetap terkontrol sejak dini.

1. Setelah makan utama

ilustrasi anak makan es krim (pexels.com/Karolina Grabowska)

Memberikan makanan manis setelah makan utama dianggap sebagai waktu yang ideal karena perut anak sudah terisi dengan makanan yang bergizi sebelumnya, sehingga pengonsumsian gula tidak akan mengganggu asupan nutrisi yang dianggap lebih penting. Selain itu, kondisi perut yang telah kenyang dapat membantu anak untuk meminimalisir makanan manis, sehingga risiko lonjakan gula darah pun dapat dihindari.

Cara ini juga bisa membantu mengontrol kebiasaan makan yang sehat, yaitu makanan manis tidak selalu menjadi fokus utama dalam pola makan sehari-hari yang dimiliki anak. Setidaknya dengan menjadikannya sebagai hidangan penutup, maka anak bisa belajar bahwa makanan manis merupakan tambahan, bukan sebagai kebutuhan utama.

2. Sebelum aktivitas fisik atau bermain

ilustrasi anak makan buah (unsplash.com/Vitolda Klein)

Makanan manis mengandung adanya glukosa yang dapat digunakan tubuh sebagai sumber energi cepat, sehingga sebaiknya dikonsumsi sebelum anak melakukan aktivitas di luar rumah atau pun berolahraga. Setidaknya dengan cara ini, maka gula yang masuk ke dalam tubuh bisa segera dibakar menjadi tenaga dan tidak sampai menjadi lemak berlebih.

Pastikan bahwa takarannya tetap sesuai, misalnya sepotong kecil kue dan sebatang granola manis, sehingga makanannya tidak sampai tinggi gula secara berlebih. Pemberian yang bijak bisa membantu memastikan stamina anak tanpa mengorbankan faktor kesehatannya.

3. Pada saat acara khusus atau momen spesial

ilustrasi anak makan buah (unsplash.com/Derek Owens)

Memberikan makanan manis saat ulang tahun, hari libur, atau momen spesial lainnya ternyata bisa menciptakan asosiasi positif, tanpa harus menjadikannya sebagai pengonsumsian harian. Setidaknya dengan cara tersebut, maka anak akan belajar bahwa makanan manis merupakan bagian dari perayaan, bukanlah sebuah kebiasaan yang harus dilakukan secara rutin.

Pendekatan bisa membantu orang tua untuk mengatur frekuensi pengonsumsian makanan manis agar nantinya tetap terkendali dengan baik. Anak pun tetap bisa menikmati makanan manis, namun tidak sampai terlalu berlebih dan tidak akan mengganggu makanan sehari-harinya.

4. Pada saat anak sudah cukup umur

ilustrasi anak makan es krim (unsplash.com/@ross_sokolovski)

Makanan manis sebaiknya tidak disimpan terlalu dini, khususnya pada saat anak masih berada di usia 2 tahun karena sistem pencernaannya masih berkembang dan lebih membutuhkan asupan alami. Setelah anak sudah mengenal berbagai jenis buah sayur dan makanan pokok lainnya, maka barulah bisa diperkenalkan makanan manis secara bertahap.

Tidak heran apabila cara ini dapat membantu membentuk preferensi rasa bagi anak agar tidak selalu bergantung pada makanan manis, serta tetap menyukai makanan sehat. Pendekatan secara bertahap juga dapat mendukung tumbuh kembangnya tetap optimal, entah itu dari segi fisik atau kebiasaan makan yang dilakukannya sehari-hari.

Memberikan makanan manis pada anak bukanlah hal yang harus dihindari sepenuhnya, namun harus dikelola dengan bijak. Orang tua perlu tahu kapan waktu yang tepat untuk memberikan makanan manis agar tidak sampai berlebihan. Harus tetap bertanggung jawab agar tetap menjaga keseimbangan nutrisi harian yang dimiliki anak!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us