Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

4 Risiko Besar Putuskan Pindah Negara, Yakin Siap Hadapi?

Ilustrasi seorang pria yang sedang duduk di ruang tunggu bandara (pexels.com/JESHOOTS.com)
Intinya sih...
  • Perihal komunikasi menjadi tantangan utama saat di negara asing, terutama jika bahasa utamanya bukan bahasa Inggris.
  • Mengurus administrasi dan birokrasi di negara baru bisa menjadi proses yang rumit dan membutuhkan kesabaran ekstra.
  • Mencari pekerjaan yang menjamin kesejahteraan juga tidak mudah, karena seringkali harus menghadapi persyaratan yang sulit dipenuhi dan risiko rasisme.

Keputusan untuk pindah negara sering kali muncul saat merasa negara yang ditinggali saat ini tidak berada dalam keadaan kondusif. Pilihan untuk bertahan dirasa kurang tepat karena dikhawatirkan dapat menciptakan kerugian yang akan disesali di masa depan.

Oleh sebab itu, banyak orang akhirnya berusaha mempersiapkan diri untuk segera meninggalkan tanah airnya demi meraih kehidupan yang lebih baik di negara tujuan. Namun demikian, pilihan ini jelas bukan tanpa masalah.

Mungkin memang ada banyak keuntungan yang nantinya akan diperoleh, tetapi hal ini juga dibarengi dengan kesulitan hidup yang sangat menantang. Lantas, apa saja risiko-risiko besar yang akan dihadapi sebagai konsekuensi dari keputusan pindah negara? Simak dan renungkan baik-baik beberapa poin berikut ini, ya!

1.Mengalami kesulitan berkomunikasi

ilustrasi mengobrol (pexels.com/Armin Rimoldi)

Salah satu tantangan paling umum saat berada di suatu negara yang asing adalah perihal komunikasi. Adanya perbedaan bahasa kerap menjadi penghalang melakukan interaksi dengan orang-orang baru.

Kesulitan ini semakin terasa menyiksa tatkala kamu berada di negara yang bahasa utamanya bukanlah bahasa Inggris. Keberadaan language barrier seperti ini bukan sesuatu yang bisa dianggap remeh.

Pasalnya, situasi tersebut kerap menimbulkan kesalahpahaman membuat hari-harimu terasa lebih berat. Tidak hanya itu, saat kamu belum mampu berkomunikasi dengan bahasa lokal secara baik, maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan tentu menjadi semakin kecil.

2.Berurusan dengan proses birokrasi tidak sederhana

ilustrasi memeriksa dokumen (pexels.com/Alexander Suhorucov)

Tinggal di negara baru artinya perlu mengurus segala keperluan administrasi agar bisa dikenali sebagai pendatang yang legal. Memang ini merupakan hal yang lumrah dilakukan. Namun, jangan lupa, berurusan dengan birokrasi terkadang tidak sesederhana yang dibayangkan.

Banyak negara punya sistem birokrasi begitu rumit, terutama bagi pendatang baru. Ada bermacam-macam persyaratan yang harus dipenuhi dan kamu bisa saja perlu menunggu dalam jangka waktu yang lama agar bisa mendapatkan suatu dokumen penting. Tanpa kesabaran seluas samudra, proses ini tidak akan dilalui dengan baik.

3.Adanya kemunduran karier

ilustrasi seseorang yang sedang merasa lelah (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Bagi kamu yang ingin mengejar karier di luar negeri karena berekspektasi akan mendapatkan pekerjaan yang lebih menjamin kesejahteraan, ada baiknya untuk berpikir sejenak. Pasalnya, mencari pekerjaan bagus saat kamu berstatus sebagai pendatang sering kali begitu sulit karena ada beragam persyaratan yang mungkin belum bisa dipenuhi. Konsekuensinya, kamu harus berbesar hati bila akhirnya bekerja seadaanya terlebih dahulu.

Risiko mengalami kemunduran karier karena harus memulai segalanya dari nol lagi seperti ini sangat sering dialami oleh mereka yang baru merantau ke luar negeri. Proses adaptasi untuk situasi ini pun terasa berat karena harus belajar sesuatu yang bisa jadi sangat berbeda, menelan gengsi, dan sebagainya. Kamu bakal sanggup, gak?

4.Potensi mengalami rasisme di negara baru

ilustrasi peristiwa perundungan (pexels.com/Keira Burton)

Kenyataan pahit terkadang luput dari pengamatan saat memutuskan ingin pindah negara adalah tentang rasisme. Sekilas, sekarang dunia seperti sudah menjadi satu, tidak ada lagi pembatas seperti ras, warna kulit, agama, dan sebagainya.

Semuanya sama-sama manusia dan harus saling menghormati agar bisa hidup berdampingan dengan aman dan damai. Sayangnya, rasisme masih tetap ada hingga hari ini.

Jika negara tujuanmu terkenal akan hal ini, maka tidak menutup kemungkinan kamu bisa menjadi korban selanjutnya. Kondisi tersebut jelas akan membuat proses adaptasi menjadi semakin sulit.

Pindah negara tidak semudah membalik telapak tangan. Suka atau tidak, pada kenyataannya memang ada beragam risiko besar yang perlu dihadapi saat mengambil keputusan itu. Sekarang waktunya bertanya pada diri sendiri, apakah yakin akan sanggup menghadapi segala tantangan tersebut?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ratna Kurnia Ramadhani
EditorRatna Kurnia Ramadhani
Follow Us