Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Merasa Dizalimi, Guru di Lampung Tengah Ngadu ke Menteri dan Presiden

Tangkap layar video aduan Mursiyatun. (IDN Times/Istimewa).

Lampung Tengah, IDN Times - Viral video curhatan seorang guru asal Kabupaten Lampung Tengah mengaku telah dizalimi atas keputusan pemindah tugasan dinas. Wanita itupun mengadu dan meminta keadilan kepada Presiden Joko 'Jokowi' Widodo hingga Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim.

Melalui video diterima IDN Times berdurasi 2 menit 49 detik tersebut, nampak seorang wanita paruh baya dengan wajah lesu mengenakan hijab hitam menceritakan sekelumit kisahnya. Di hadapan lensa kamera, suara terbata-bata itu sesekali diselingi usapan air mata.

Wanita itu diketahui bernama Mursiyatun merupakan mantan guru SMPN 1 Way Seputih, Lampung Tengah baru saja dipindah tugaskan ke SMPN 1 Selagai Lingga, Lampung Tengah.

"Assalamu'alaikum warohmatulohi wabarakatuh, tolong saya pak menteri, tolong saya pak presiden. Saya sebagai orang kecil, orang biasa hanya sebagai guru SMP harus menghidupi anak tiga orang, tetapi saat ini karena keadaan Kabupaten Lampung Tengah akan melaksanakan konferensi cabang pemilihan ketua muslimat, dan saya hanya sebagai ketua muslimat kecamatan merasa terdzolimi, karena tidak memenuhi undangan dari pada pak camat untuk datang ke Nuwo Balak," ucapnya dalam video aduan tersebut.

1. Pemindahan tugas dinas diduga karena tidak menghadiri undangan ke rumdis bupati

Nuwo Balak, Rumdis Bupati Lampung Tengah. (Dok. Pemkab Lamteng).

Masih dari sumber video tersebut, Mursiyatun mengaku tak mengetahui pasti peruntukan sang camat mengundang untuk menghadiri pertemuan di Nuwo Balak atau rumah dinas bupati Lampung Tengah tersebut. Alih-alih mendapat teguran, ia justru langsung menerima SK pemindah tugasan alias mutasi tempat mengajar dari SMPN 1 Way Seputih ke SMPN 1 Selagai Lingga.

"Kemudian saya memang tidak memenuhi undangan itu, karena saya memang sedang merawat bapak saya yang sedang sakit di kampung, anak saya juga sakit di Bandar Lampung. Akhirnya saya kembali ke sini malam Minggu, subuh tadi saya menerima surat keputusan bahwa saya harus dipindahalihkan ke SMPN 1 Selagai Lingga," katanya dengan wajah haru.

Alhasil, Mursiyatun lantas mempertanyakan alasan mutasi tersebut, terlebih jarak tempuh dari kediamannya ke SMPN 1 Selagai Lingga mencapai 100 kilometer lebih. "Saya hanya perempuan. Saya selama ini tidak pernah menyalahi dinas saya, apapun saya lakukan sesuai peraturan yang ada," sambung dia.

2. Keputusan dirasa amat berat dan sulit dijalani

Google

Dalam curhatannya itu, sebagai tenaga pendidik dan kader Nahdatul Ulama (NU), Mursiyatun menyebut telah bekerja dengan baik, serta ambil bagian membantu pemerintah Kabupaten Lampung Tengah mendirikan dan membina sekolah-sekolah di kecamatan setempat sejak puluhan tahun lalu.

"Kemudian kemarin belum lama juga, saya membuka SDIN di Seputih Banyak ini saya tidak pernah pamrih apapun. Maka dari itu pak, saya ini hanya bersama-sama dengan teman-teman tim Muslimat NU untuk memajukan bidang moral, membangun mental yang baik," ucapnya tersendu-sendu.

Menurutnya, keputusan pemindah tugasnya itu dirasa amat berat dan sulit dijalani. "Saya mohon pak, saya tidak mau dipindah dari jauhnya begitu 100 kilometer. Apakah bisa saya tempuh sebagai seorang perempuan, sementara saya masih punya anak SD yang harus saya lindungi setiap hari. Tolong pak, tolong saya," tutup Mursiyatun dalam video tersebut.

3. Belum terima SK pemindahan secara fisik

Ilustrasi tandatangan surat (pixabay.com/Andreas Breitling)

Terkait video viral tersebut, Mursiyatun membenarkan sosok dalam rekaman itu merupakan dirinya. Ia menyebut penyampaian SK pemindahan itu disampaikan langsung oleh camat Way Seputih, Jumat (3/3/2023).

"Iya SK-nya di PDF dikirim ke saya (dari camat), tapi saya masih di Seputih Banyak gak mungkin saya ke Selagai Lingga," katanya seraya menangis saat dikonfirmasi atas keberadaan video viral.

Meski hingga detik ini belum menerima SK pemindahan secara fisik, namun ia menduga pemindahan tugas tersebut benar karena telah berkop surat resmi dan telah ditandatangani maupun distempel oleh Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Kabupaten Lamteng, Yudairi Hasan hingga Bupati Lamteng, Musa Ahmad.

"Belum (konfirmasi langsung ke dinas maupun PUTD), kalau tidak ada panggilan ya saya tidak mau datang, tapi tadi pagi waktu saya berangkat sekolah itu, katanya kepala sekolah (SMPN 1 Way Seputih) dipanggil sekretaris pendidikan, katanya terkait dengan saya tapi saya juga belum tahu. Saya masih nunggu juga ada kabar apa," tambah dia.

4. Minta keputusan mutasi segera dibatalkan

republika.co.id

Terkait alasan pemindahan tugas tersebut, serupa dengan isi curhatan di video itu dijelaskan Mursiyatun diduga akibat ditenggarai ketidakhadirannya. Itu atas undangan guna menghadiri pertemuan di Rumah Dinas Bupati Lampung Tengah, sebagaimana telah disampaikan camat Way Seputih.

"Kalau saya cari alasannya saya gak tahu, secara kedinasan saya gak menyalahi aturan. Cuma mungkin terkait konfercab itu, karena tidak datang ke Nuwo Balak sebab harus urus bapak dan anak saya yang sakit. Saya sudah izin dari malam sebelumnya," imbuh dia.

Diakui Mursiyatun, dalam penyampaian undangan dimaksud, Camat Way Seputih juga sempat mengirim pesan diduga bernada ancaman menyangkut usulan mutasi tempat dinas, itu bila dirinya kekeh tidak menghadiri undangan tersebut.

"Pas usulan mutasi itu, bu ini usulan mutasi ke SMPN 1 Selagai Lingga sudah jadi. Kecuali ibu mau ikut bersama saya ke Nuwo Balak bisa dipertimbangkan lagi," katanya menirukan narasi pesan singkat dikirim Camat Way Seputih.

Olah karenanya, ia pun berharap agar SK pemindahan tugas diduga sepihak tersebut dapat dibatalkan. "Saya ndak pernah mengusulkan pindah, saya gak pernah ada masalah dengan kedinasan. Coba manusiawi lah saya masih punya anak SD," tandasnya lirih.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us