Kalapas Kelas I Bandar Lampung Berharap 1.014 Napi di Swab Test Massal

Bandar Lampung, IDN Times – Maizar, Kepala Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Kelas I Bandar Lampung berharap, sebanyak 1.014 narapidana dapat mengikuti swab test. Itu pascakejadian 88 narapidana terkonfirmasi positif COVID-19.
“Ini keinginan kami, semua di swab, termasuk pegawai. Meskipun pegawai sudah vaksin (COVID-19), harapan kami di swab semua. Kami sudah berkoordinasi dengan dinas kesehatan provinsi dan kota dan Kanwil Kemenkumham,” ujarnya, Minggu (23/5/2021).
Terkait kapan pelaksanaan swab test massal tersebut, Maizar berharap secepatnya. “Lebih cepat lebih baik, tapi kami kan nunggu stok alat-nya juga dari dinkes,” jelas Maizar
1. Koordinasi dengan stakeholder demi swab massal
Menurut Maizar pihaknya sudah mengirim surat kepada Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Lampung, dinas kesehatan kota Bandar Lampung dan dinas kesehatan Provinsi Lampung untuk melakukan pengecekan rapid test terhadap petugas dan tahanan di lapas Rajabasa.
"Karena kita kan di dalam komplek gak bisa ke mana-mana jadi kita udah lapor untuk mohon bantuan dilakukan swab antigen. Bagaimana awal virus ini menyebar ke sini pun belum diketahui secara pasti," katanya.
2. Satu blok di lapas dikosongkan untuk isolasi mandiri napi
Maizar mengatakan, sebanyak 88 napi yang terkonfirmasi positif COVID-19 saat ini menempati Blok B2 untuk isolasi mandiri. Di Blok tersebut kapasitas lebih dari 100 orang.
“Jadi tahanan yang mulanya huni blok ini dipindahkan semua. Blok B2 untuk sementara khusus isolasi mandiri napi selama 14 hari,” jelasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, pascakejadian 88 napi positif COVID-19, Lapas sudah melakukan berbagai antisipasi. Mulai dari penyemprotan disinfektan di seluruh area lapas dan pegawai lapas berusia di atas 50 tahun diminta bekerja dari rumah.
“Untuk kegiatan bengkel kerja, sembayang di masjid ditiadakan untuk sementara. Warga binaan diminta sembayang di dalam blok,” jelasnya.
3. Sejak pandemik tidak terima kunjungan keluarga warga binaan
Maizar menyatakan sejak pandemik COVID-19, Lapas Kelas I Bandar Lampung tidak melayani kunjungan keluarga narapidana. Ia juga mengklaim, narapidana di dalam lapas selalu beraktivitas memakai masker.
“Kami terima banyak donasi masker selama pandemik. Itu pun kami bagikan juga ke napi. Tapi apakah napi ini disiplin terapkan prokes, ini mesti dilihat lebih lanjut. Apalagi napi di sini lebih dari 1.000, petugas yang jaga per shift 12 orang,” ungkapnya.
Terkait kejadian awal 88 napi terkonfirmasi positif COVID-19, Maizar menyatakan, deteksi rincinya belum dapat dipastikan. Pada 17 Mei 2021 lalu, selesai apel pagi, ada kegiatan Salam Permasyarakatan.
“Ini program rutin, petugas mendatangi sel dan berinteraksi dengan napi. Ada napi bilang sesak napas, batuk, lalu tim kesehatan lapas berinisiatif memeriksa kesehatan mereka,” papar Maizar.
4. Bermula 126 napi reaktif dan diperiksa ulang 88 positif COVID-19
Maizar menyatakan, dari gejala sakit dirasakan napi ternyata tidak satu dua orang, tapi sampai puluhan. Merujuk hal itu, tim medis Lapas berinisiatif melakukan rapid test terhadap 126 narapidana dan hasilnya reaktif.
“Dari 126 ini (napi) diperiksa lanjutan lagi (rapid antigen) hingga akhirnya ada 88 napi positif (COVID-19). Saat pemeriksaan ini, kondisi napi bisa dikatakan OTG, tidak ada yang sampai gejala buruk. Sebelumnya juga ada tiga pegawai kami positif,” jelasnya.
Maizar menambahkan, saat periode Idul Fitri 1442 Hijriah, narapidana banyak menerima kiriman makanan dari keluarga. Kiriman makanan itupun sudah melalui prosedur pemeriksaan petugas lapas sebelum diberikan kepada narapidana.