Dualisme Kepemimpinan, Ratusan Massa Geruduk Universitas Malahayati

- Ratusan massa protes pelantikan rektor baru Universitas Malahayati, Bandar Lampung.
- Massa terdiri dari karyawan dan mahasiswa, menolak penggantian kepemimpinan Muhammad Kadafi dengan Achmad Farich.
- Pihak yayasan Altek menghadapi penolakan dan dualisme kepemimpinan, mengancam legalitas administrasi universitas.
Bandar Lampung, IDN Times - Ratusan massa menggeruduk Universitas Malahayati, Kota Bandar Lampung, Senin (7/4/2025). Aksi ini imbas penolakan atas pelantikan rektor Achmad Farich menggantikan Muhammad Kadafi.
Ratusan massa ini tergabung dari sejumlah karyawan hingga mahasiswa Universitas Malahayati. Mereka menyuarakan aksi protes ihwal penetapan keputusan pengganti pimpinan kampus setempat.
"Semuanya Buta Karena Konflik, Mahasiswa Jadi Korban," tulis salah satu spanduk dibawa sekelompok mahasiswa dalam aksi tersebut.
1. Aksi penolakan pelantikan rektor baru

Terkait aksi demonstrasi ini, Musa Bintang selaku Ketua Umum Yayasan Alih Teknologi (Altek) sekaligus yayasan menaungi Universitas Malahayati mengatakan, pihaknya diadang sejumlah satpam dan mahasiswa saat hendak melantik Achmad Farich.
Menurutnya, pelantikan ini guna menggantikan kepemimpinan Muhammad Kadafi yang telah diberhentikan sebagai rektor Universitas Malahayati. Pemberhentian dimaksud juga telah disampaikan ke kementerian terkait dan Dirjen Dikti Kemendiktisaintek juga telah mengeluarkan Surat Nomor 0945/B3/DT.03.08/2025, ihwal pengesahan Achmad Farich menggantikan M Kadafi.
"Hari ini tujuannya untuk pelantikan, kami SK-nya jelas, tapi pihak Kadafi masih belum mau terima diberhentikan sebagai rektor kampus," katanya.
2. Bisa berdampak pada legalitas administrasi kampus

Musa melanjutkan, permasalahan itu bisa berdampak terhadap legalitas administrasi universitas. Sebab, semua surat bahkan ijazah mahasiswa ditandatangani M Khadafi akan dianggap ilegal karena bukan rektor secara sah.
"Nanti sayangnya tanda tangan ijazah itu akan ilegal semua kalau diteken oleh Kadafi, ini bisa jadi masalah nantinya," tegasnya.
3. Tegaskan bukan sebatas persoalan keluarga

Lebih lanjut Musa menyebutkan, konflik dualisme kepemimpinan Universitas Malahayati ini telah menuai sorotan dari kementerian terkait. Selain itu, ia menegaskan persoalan ini bukan sekedar permasalahan keluarga, melainkan telah menyasar kepentingan kampus.
Oleh karenanya, pihak Yayasan Altek sebagai pengelola universitas setempat amat menyayangkan sikap maupun aksi penolakan tersebut. Sebab, keputusan pergantian rektor ini telah diketahui dan disahkan oleh kementerian terkait.
"Kita tujuan ini mau pelantikan rektor yang baru, tapi (M Kadafi) gak mau terima, selalu mengatakan ini masalah keluarga," katanya.