FK Unila Kirim Tim Medis dan Salurkan Rp60 Juta untuk Banjir Aceh

- Layanan kesehatan disesuaikan dengan kondisi pascabencana banjir
- Tim kesehatan sudah menyiapkan peralatan medis dan logistik kesehatan
- Lonjakan kebutuhan layanan kesehatan kerap tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis
Bandar Lampung, IDN Times - Tim kesehatan Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Lampung (Unila) bertolak menuju Kabupaten Aceh Tamiang untuk melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat berupa respons kesehatan komprehensif bagi warga terdampak banjir. Keberangkatan tim ini menjadi bagian dari komitmen Unila mendukung pemulihan kondisi kesehatan masyarakat di wilayah yang dilanda bencana alam.
Selain mengerahkan tenaga medis, Unila juga menyalurkan bantuan dana sebesar Rp60 juta sebagai bentuk solidaritas kemanusiaan. Bantuan tersebut disalurkan melalui Universitas Teuku Umar, Universitas Sumatera Utara, dan Institut Seni Indonesia (ISI) Padang Panjang, sebagai wujud kolaborasi antarperguruan tinggi dalam membantu masyarakat yang terdampak banjir di Aceh Tamiang.
1. Layanan kesehatan disesuaikan dengan kondisi pascabencana banjir

Tim kesehatan dipimpin Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FK Unila, Rasmi Zakiah Oktarlina ini mengerahkan 12 orang, terdiri dari unsur dosen, tenaga kesehatan, dan mahasiswa fakultas kedokteran.
Rasmi menjelaskan, layanan kesehatan yang diberikan akan disesuaikan dengan kondisi pascabencana banjir. Menurutnya, terdapat sejumlah penyakit yang umumnya muncul di lingkungan terdampak banjir dan membutuhkan penanganan segera.
“Saat bencana alam, penyakit yang sering muncul biasanya penyakit kulit, gangguan saluran pernapasan, serta gangguan saluran cerna,” ujar Rasmi.
2. Tim kesehatan sudah menyiapkan peralatan medis dan logistik kesehatan

Menurut Rasmi, berdasarkan kondisi tersebut, tim kesehatan Unila telah menyiapkan berbagai peralatan medis dan logistik kesehatan. Obat-obatan yang dibawa antara lain salep untuk penyakit kulit, obat pereda nyeri, serta obat untuk gangguan pencernaan seperti diare dan mual muntah.
"Seluruh logistik disiapkan guna menunjang pelayanan medis di posko-posko kesehatan yang menjadi titik layanan bagi masyarakat terdampak," jelasnya.
Rasmi mengatakan, tim kesehatan Unila dijadwalkan menjalankan tugas sekitar satu minggu. Namun, masa penugasan tersebut bersifat fleksibel dan dapat diperpanjang apabila kondisi di lapangan masih membutuhkan pelayanan kesehatan lanjutan bagi masyarakat terdampak banjir.
Selama berada di Aceh Tamiang, tim akan berkoordinasi dengan Universitas Teuku Umar serta Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Tamiang. Koordinasi ini dilakukan untuk penempatan tim di posko-posko kesehatan yang membutuhkan tambahan tenaga medis, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat dapat berjalan lebih optimal.
3. Lonjakan kebutuhan layanan kesehatan kerap tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis

Dosen Fakultas Kedokteran Unila, Syazili Mustofa, menambahkan dalam situasi bencana, lonjakan kebutuhan layanan kesehatan kerap tidak sebanding dengan jumlah tenaga medis yang tersedia di daerah terdampak. Sebab itu, kehadiran tim medis dari luar daerah sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlangsungan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
Melalui kegiatan ini, Unila berharap dapat memberikan manfaat nyata bagi masyarakat Aceh Tamiang yang terdampak banjir. Selain itu, misi kemanusiaan ini juga menjadi upaya memperkuat peran perguruan tinggi dalam aksi sosial, penanggulangan bencana, dan pelayanan kesehatan bagi masyarakat luas.


















