Distribusi Pangan dan Cuaca Ekstrem Masih Intai Inflasi Lampung

- Inflasi Lampung hanya 1,41 persen hingga Juli 2025
- Program pengendalian harga dan kolaborasi antar daerah berhasil menjaga stabilitas harga
- Tantangan inflasi masih ada, perlu penguatan sinergi dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Bandar Lampung, IDN Times – Bank Indonesia (BI) mencatat Inflasi yang terjadi di Provinsi Lampung hingga Juli 2025 hanya 1,41 persen (year-to-date).
Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Lampung, Bani Ispriyanto, mengatakan angka ini masih terkendali berkat berbagai program pengendalian harga.
"Kita terus melakukan kolaborasi antara pemerintah daerah bersama Bank Indonesia dan stakeholder lain," katanya, Minggu (31/8/2025).
1. Program Pemprov

Bani mengatakan, keberhasilan itu ditopang dari operasi pasar, peningkatan produktivitas pertanian, kerja sama antar daerah, hingga edukasi masyarakat.
“Stabilitas harga perlu terus dijaga agar daya beli masyarakat tetap terjaga dan tidak menurun,” ujarnya
2. Inflasi masih membayangi

Meski begitu, tantangan inflasi masih membayangi, terutama terkait distribusi pangan, cuaca ekstrem, hingga kebiasaan transaksi tunai yang masih dominan.
Kepala BI Lampung, Bimo Epyanto, menegaskan perlunya penguatan sinergi agar inflasi tetap terkendali. “Butuh perbaikan tata niaga, optimalisasi penyaluran beras SPHP, dan penguatan Posko Inflasi Digital,” jelasnya.
3. Dorong PAD

Selain itu, Bimo menyampaikan BI juga mendorong peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Provinsi Lampung untuk menekan angka inflasi.
"Kita harus bisa melakukan pemanfaatan layanan perbankan digital untuk memperkuat kemandirian ekonomi Lampung," ucapnya.