Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Daerah Penghasil Tanaman Biofarmaka Terbanyak di Lampung

ilustrasi herbal (pexels.com/Lucas Andrade)
ilustrasi herbal (pexels.com/Lucas Andrade)
Intinya sih...
  • Kabupaten Tanggamus - Produksi jahe: 69.829 kg - Kencur: 36.395 kg - Kapulaga: 17.506 kg
  • Kabupaten Lampung Barat - Produksi jahe: 400.524 kg - Kunyit: 118.478 kg - Laos:107.064 kg
  • Kabupaten Lampung Tengah - Produksi kencur: 5.206.073 kg - Kunyit:87.994 kg - Temulawak:15.361 kg

Bandar Lampung, IDN Times - Tanaman biofarmaka seperti jahe, kunyit, kencur, temulawak, hingga lidah buaya kini makin dibutuhkan karena manfaatnya sangat luas, baik dalam pengobatan tradisional, industri herbal, hingga kosmetik. Provinsi Lampung, sebagai provinsi dengan bentang alam dan iklim tropis suburnya, menjadi salah satu wilayah utama produksi biofarmaka di Indonesia.

Berdasarkan data produksi dan luas panen tanaman biofarmaka dari BPS Lampung tahun 2025 pada Bulan Juni, IDN Times merangkum lima daerah dengan produksi tertinggi di provinsi ini. Yuk, simak lima daerah penghasil tanaman biofarmaka terbesar di Provinsi Lampung berikut ini!

1. Kabupaten Tanggamus

Ilustrasi herbal (pexels.com/Kaboompics.com)
Ilustrasi herbal (pexels.com/Kaboompics.com)

Kabupaten Tanggamus terbentang seluas 4.654 km², meliputi wilayah pesisir dan pegunungan. Keanekaragaman geografis ini membuat Tanggamus memiliki daya dukung lingkungan tinggi terhadap tanaman biofarmaka. Daerah ini juga memiliki tradisi lokal dalam penggunaan ramuan herbal dan jamu, turut mendukung pengembangan komoditas secara sosial budaya.

Produksi biofarmaka di Tanggamus sangat beragam. Jahe diproduksi sebanyak 69.829 kg dari 42.440 m² lahan, kunyit sebesar 31.712 kg (19.083 m²), serta kencur 36.395 kg (60.926 m²). Kapulaga juga menjadi unggulan dengan produksi 17.506 kg dan luas panen 66.456 m².

Tanaman seperti serai (51.201 kg), mahkota dewa (1.300 kg), serta jeruk nipis (5.630 kg) turut memperkuat identitas Tanggamus sebagai daerah dengan kekayaan ragam tanaman herbal. Dengan keberagaman jenis tanaman dan hasil panen tinggi, Tanggamus menempati posisi kelima sebagai penghasil tanaman biofarmaka terbanyak di Lampung.

2. Kabupaten Lampung Barat

ilustrasi jahe (freepik.com/jcomp)
ilustrasi jahe (freepik.com/jcomp)

Luas wilayah Kabupaten Lampung Barat mencapai 2.117 km² dan didominasi oleh kontur pegunungan. Iklim sejuk dan curah hujan tinggi menjadikan tanah di wilayah ini sangat subur dan cocok untuk pertanian dataran tinggi, termasuk tanaman-tanaman herbal yang membutuhkan lingkungan sejuk dan lembap seperti jahe, kencur, dan kunyit.

Produksi tanaman biofarmaka di Lampung Barat cukup stabil dan merata. Jahe diproduksi sebanyak 400.524 kg dari luas tanam 110.718 m², disusul kunyit 118.478 kg (71.612 m²) dan kencur 112.236 kg (89.053 m²).

Laos yang diproduksi sebanyak 107.064 kg juga menjadi komoditas andalan. Meskipun produksi serai relatif kecil (2.510 kg), kualitas komoditas tanaman obat dari wilayah ini diakui unggul karena ditanam di lingkungan alami yang minim polusi. Dengan total produksi yang besar di berbagai komoditas, Lampung Barat berada di urutan keempat sebagai penghasil tanaman biofarmaka terbanyak di Provinsi Lampung.

3. Kabupaten Lampung Tengah

ilustrasi kunyit (freepik.com/jigsawstocker)
ilustrasi kunyit (freepik.com/jigsawstocker)

Kabupaten Lampung Tengah memiliki luas wilayah sekitar 4.545 km² dan dikenal sebagai pusat produksi pertanian intensif. Lahan pertanian di wilayah ini tersebar luas, dengan dukungan sistem irigasi dan akses transportasi baik. Letaknya pun strategis di tengah provinsi menjadikannya wilayah distribusi penting untuk berbagai hasil pertanian, termasuk biofarmaka.

Lampung Tengah mencatat angka luar biasa pada produksi kencur, yakni mencapai 5.206.073 kg, jumlah tertinggi untuk satu komoditas di seluruh Lampung. Produksi ini didukung oleh luas tanam mencapai 3.885.576 m².

Selain itu, kunyit dihasilkan sebanyak 87.994 kg, laos 95.524 kg, dan temulawak sebanyak 15.361 kg. Serai diproduksi juga cukup signifikan dengan angka 37.234 kg, menunjukkan pengelolaan lahan herbal optimal dan terintegrasi. Dengan capaian tersebut, Lampung Tengah menempati posisi ketiga sebagai daerah dengan produksi tanaman biofarmaka terbanyak di provinsi ini.

4. Kabupaten Lampung Utara

ilustrasi jahe (unsplash.com/fr0ggy5)
ilustrasi jahe (unsplash.com/fr0ggy5)

Berada di bagian utara provinsi, Kabupaten Lampung Utara mencakup wilayah seluas 2.725 km². Karakter topografinya merupakan kombinasi antara dataran rendah dan bergelombang yang sangat cocok untuk pertanian tanaman obat. Kondisi tanah yang subur serta kebiasaan masyarakat dalam bercocok tanam menjadi kekuatan utama wilayah ini dalam mendukung sektor biofarmaka.

Lampung Utara mencatat produksi jahe tertinggi di provinsi ini, yakni 1.005.890 kg, berasal dari luas panen sebesar 913.597 m². Selain jahe, produksi kencur juga sangat menonjol mencapai 399.801 kg dari 262.481 m² lahan. Komoditas lainnya seperti laos (53.833 kg), kunyit (39.155 kg), dan temulawak (7.425 kg) turut memberikan kontribusi besar.

Serai pun diproduksi sebesar 5.865 kg, menjadikan Lampung Utara sebagai daerah dengan potensi biofarmaka yang merata di berbagai jenis tanaman. Dengan hasil ini, Lampung Utara berada di peringkat kedua sebagai penghasil tanaman biofarmaka terbesar di Lampung.

5. Kabupaten Lampung Timur

ilustrasi kencur (freepik.com/jcomp)
ilustrasi kencur (freepik.com/jcomp)

Kabupaten Lampung Timur memiliki luas wilayah sekitar 5.325 km², menjadikannya salah satu kabupaten terluas di Provinsi Lampung. Wilayah ini didominasi oleh dataran rendah dan lahan pertanian membentang luas, menjadikannya pusat agrikultur sangat produktif.

Masyarakat Lampung Timur mayoritas menggantungkan hidup dari sektor pertanian, termasuk budidaya tanaman biofarmaka yang dilakukan secara masif dan terpadu. Secara produksi, Lampung Timur menunjukkan dominasinya di hampir semua komoditas utama.

Jahe diproduksi sebanyak 503.663 kg dari lahan seluas 127.803 m², kunyit mencapai 319.575 kg dari 146.549 m², dan kencur bahkan tembus hingga 303.739 kg dengan luas tanam 116.678 m². Serai menjadi komoditas unggulan lainnya dengan total produksi 431.852 kg, sementara tanaman biofarmaka lain seperti lidah buaya (52.031 kg) dan mahkota dewa (18.238 kg) juga sangat melimpah. Maka dengan capaian tersebut, Lampung Timur menempati peringkat pertama sebagai daerah penghasil tanaman biofarmaka terbanyak di Provinsi Lampung.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us