Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tanda Kamu Mengalami Dopamine Detox Withdrawal, Sering Gelisah!

ilustrasi lelah (pexels.com/Kaboompics)
Intinya sih...
  • Gelisah dan bosan saat jauh dari gadget bisa jadi tanda withdrawal dopamine, hormon bahagia yang terbiasa didapat dari media sosial.
  • Tanda-tanda dopamine detox withdrawal antara lain gelisah berlebih, perubahan mood drastis, dan penurunan kemampuan fokus.
  • Dampaknya juga terasa pada fungsi biologis tubuh, seperti insomnia, perubahan pola makan, dan kesulitan menikmati aktivitas sederhana.

Pernahkah kamu merasa gelisah saat smartphone jauh dari jangkauan? Atau mungkin jadi super bosan dan gak tahu harus ngapain ketika WiFi mendadak mati?

Fenomena ini sebenarnya bukan cuma perasaanmu saja, tapi bisa jadi tanda otakmu sedang mengalami withdrawal atau gejala penarikan dari dopamine, hormon bahagia yang sudah terbiasa mendapat stimulasi berlebih dari media sosial dan gadget.

Di era digital ini, hampir semua dari kita sudah kecanduan dopamine tanpa sadar. Setiap notifikasi, setiap like, bahkan setiap scroll memberikan suntikan dopamine instan ke otak kita. Ketika kamu mencoba mengurangi atau berhenti dari kebiasaan digital yang berlebihan, atau yang sering disebut dopamine detox, tubuhmu bisa memberikan respons protes.

Berikut lima tanda kamu sedang mengalami dopamine detox withdrawal perlu diwaspadai.

1. Gelisah berlebihan dan gak bisa diam dalam waktu lama

ilustrasi emosi (pexels.com/Kaboompics)

Salah satu tanda paling jelas dari withdrawal dopamine adalah rasa gelisah yang gak wajar. Kamu mungkin merasa seperti ada sesuatu yang hilang dan gak bisa duduk tenang lebih dari beberapa menit.

Tanganmu terus mencari-cari smartphone meskipun kamu sudah bertekad untuk gak mengeceknya. Perasaan ini mirip dengan kecemasan, tapi lebih spesifik ke arah kebutuhan untuk mendapatkan stimulasi.

Jantungmu bisa berdebar lebih cepat, dan pikiranmu terus menerus mencari alasan untuk kembali ke kebiasaan lama. Ini adalah tanda otakmu sedang menyesuaikan diri dengan level dopamine yang lebih rendah dan natural.

2. Mood swing parah dan mudah tersinggung dengan hal sepele

ilustrasi marah (pexels.com/Gustavo Fring)

Ketika otak kamu gak lagi mendapatkan dopamine dalam jumlah besar seperti yang biasa didapat dari scrolling media sosial, gaming, atau streaming video berjam-jam, kamu bisa mengalami perubahan mood yang drastis.

Pagi hari kamu mungkin merasa baik-baik saja, tapi tiba-tiba di siang hari jadi super sensitif tanpa alasan jelas. Kamu jadi mudah marah dengan hal-hal kecil yang biasanya gak akan mengganggu.

Misalnya, teman yang telat membalas pesan atau suara berisik di sekitar bisa memicu kekesalan berlebih. Ini karena sistem reward di otakmu sedang mencoba menyeimbangkan kembali kimia otak yang sudah terbiasa dengan stimulasi berlebih.

3. Fokus buyar dan produktivitas menurun drastis dalam beberapa hari pertama

ilustrasi lelah (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Banyak orang berpikir mengurangi distraksi digital, mereka akan langsung menjadi super produktif. Kenyataannya, pada hari-hari awal dopamine detox, kamu justru mungkin mengalami penurunan kemampuan untuk fokus. Tugas yang biasanya selesai dalam satu jam bisa terasa seperti misi yang mustahil.

Konsentrasimu berantakan dan pikiran terus melayang ke hal-hal yang memberikan pleasure instan. Produktivitasmu menurun drastis karena otakmu masih mencari sumber dopamine yang biasa. Ini normal dan biasanya hanya berlangsung selama beberapa hari sampai seminggu sebelum konsentrasimu mulai pulih dan bahkan menjadi lebih baik dari sebelumnya.

4. Kesulitan tidur dan perubahan pola makan gak biasa

ilustrasi tidur (pexels.com/MART PRODUCTION)

Dampak withdrawal dopamine gak hanya memengaruhi pikiran, tapi juga fungsi biologis tubuhmu. Kamu mungkin mengalami insomnia atau tidur yang gak nyenyak karena otak masih aktif mencari stimulasi yang biasa didapat sebelum tidur.

Kebiasaan scroll media sosial atau nonton video sampai tertidur yang sudah tertanam jadi semakin terasa hilangnya. Selain itu, pola makanmu bisa berubah secara drastis.

Beberapa orang mengalami peningkatan nafsu makan karena otak mencari sumber dopamine alternatif dari makanan, terutama yang manis dan berlemak. Sebaliknya, beberapa orang justru kehilangan selera makan. Perubahan ini biasanya sementara dan akan kembali normal seiring dengan adaptasi tubuh.

5. Merasa bosan dengan aktivitas yang dulu menyenangkan

ilustrasi memainkan gawai (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Aktivitas sederhana seperti membaca buku, jalan-jalan di taman, atau ngobrol santai dengan teman yang dulu menyenangkan tiba-tiba terasa membosankan atau gak memuaskan. Ini karena standar "kesenangan" di otakmu sudah terangkat tinggi akibat paparan dopamine berlebih dari gadget dan media sosial.

Banyak orang menyerah pada tahap ini karena merasa hidup jadi terlalu membosankan tanpa stimulasi digital. Padahal, fase ini justru menandakan bahwa detox sedang berjalan. Reseptor dopamine di otakmu sedang dalam proses reset, dan butuh waktu untuk bisa menikmati kembali kesenangan sederhana dalam hidup.

Mengalami dopamine detox withdrawal memang gak mudah, tapi ingatlah semua tanda di atas hanya bersifat sementara. Kebanyakan orang melaporkan bahwa gejala-gejala withdrawal mulai mereda setelah 7-14 hari, tergantung seberapa parah kecanduan digitalnya sebelumnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us