Kampus Ramadan UIN RIL, Mahasantri Khatam 8 Kali dalam 18 Hari

- Rektor UIN RIL memberi penghargaan kepada mahasantri yang mengkhatam Alquran terbanyak, yakni 8 kali khatam ditambah 14 juz.
- Dua peserta dengan capaian tertinggi adalah M Alam Faruq 4 kali khatam, 19 juz dan Nadia Leony 8 kali khatam, 14 juz.
- Rektor menekankan pentingnya proses panjang dalam mencapai kesuksesan dan mengutip pesan Nabi Muhammad SAW untuk dapat menjadi orang yang berilmu.
Bandar Lampung, IDN Times - Selama bulan Ramadan UIN Raden Intan Lampung menggelar kegiatan Kampus Ramadhan (Karama) XIV Ma’had Al-Jami’ah di Masjid Safinatul Ulum. Rektor UIN RIL Prof Wan Jamaluddin mengapresiasi para mahasantri yang telah mengikuti kegiatan selama 18 hari serta memberi penghargaan bagi yang pengkhatam Alauran terbanyak, yakni 8 kali khatam ditambah 14 juz.
Dua peserta dengan capaian tertinggi adalah M Alam Faruq 4 kali khatam, 19 juz dan Nadia Leony 8 kali khatam, 14 juz. "Saya harap prestasi ini menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk lebih mendalami Alquran," kata rektor sekaligus menutup kegiatan tersebut, Rabu (19/3/2025).
1. Mahasantri diminta mampu menghadapi perubahan zaman

Jamaluddin juga berpesan agar para mahasantri terus belajar dan menempa diri agar siap menghadapi perubahan zaman. Ia menekankan, kesuksesan tidak datang secara instan, melainkan melalui proses panjang yang penuh perjuangan.
"Tidak ada orang hebat yang lahir langsung sukses. Mereka ditempa, digembleng, dididik melalui tahapan yang panjang,” ujarnya.
Ia mengingatkan mahasantri, hanya mereka yang disiplin dan tekun dalam belajar yang akan siap menghadapi tantangan zaman. Rektor juga mengutip pesan Nabi Muhammad SAW untuk dapat jadi orang yang berilmu.
“Jadilah seorang mualim (orang berpengetahuan tinggi), atau jika belum bisa, jadilah muta’allim (pembelajar sejati) yang gigih dan pantang menyerah. Jika itu pun belum, maka jadilah mustami’ (pendengar setia) yang menghormati ilmu, atau muhibb (pecinta ilmu) yang mencintai majelis ilmu dan orang-orang berilmu," terangnya.
2. Berharap mahasantri menjadi pionir di kalangan mahasiswa UIN RIL

Lebih lanjut rektor menyampaikan, mahasantri harus menghindari sikap instan dan membiasakan diri menjalani proses dengan sabar dan tekun. Ia bahkan turut berbagi pengalaman saat masa pendidikannya, di mana ia harus menghafal mufradat bahasa Arab dan asing setiap hari.
Hal tersebut, katanya, membentuk dirinya hingga berada di posisi sekarang. “Saya ingin para mahasantri menjadi pionir, model utama di kalangan mahasiswa UIN RIL. Itu butuh proses,” tegasnya.
3. Kegiatan berlangsung tanpa menggunakan dana negara

Mudir Ma’had Al-Jami’ah, Ustaz Muhammad Nur juga mengapresiasi para mahasantri yang telah mengikuti kegiatan Karama selama 18 hari. Ia menegaskan, seluruh rangkaian kegiatan berlangsung tanpa menggunakan dana negara, tetapi tetap berjalan lancar dan berkualitas.
“Ma’had telah melaksanakan empat program besar yang semuanya dijalankan dengan efisiensi anggaran, mulai dari Qodasa (Qofilah Dakwah Pedesaan) selama 20 hari, Porseni dan Camp Bahasa selama seminggu, hingga Kampus Ramadhan selama 18 hari,” terangnya.
Ia juga menegaskan, kegiatan Ma’had, sekecil apa pun, akan memberikan bekas mendalam bagi para santri di masa depan. “Tidak ada kesuksesan tanpa bersusah payah,” tandasnya.