Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Konservasi Anggrek Unila, Selamatkan Spesies Lokal Terancam Punah

Universitas Lampung (Unila) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek (dok/unila.ac.id)
Intinya sih...
  • Unila mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek fokus pada konservasi dan inovasi budidaya anggrek asli Lampung.
  • Pusat aktif dalam pengembangan teknik budidaya anggrek, termasuk produk inovatif seperti ShootMore untuk merangsang pembentukan tunas anakan.
  • Fasilitas utama pusat mencakup rumah kaca sebagai media edukasi masyarakat, lokasi praktikum mahasiswa, dan wadah komunitas Unila Orchid Lovers (UOLS).

Bandar Lampung, IDN Times -Universitas Lampung ( Unila ) mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek. Pusat dikembangkan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) itu fokus pada konservasi dan inovasi budidaya anggrek, terutama spesies-spesies asli dari Lampung, seperti Dendrobium phalaenopsis, Phalaenopsis amabilis, Vanda Insignis, dan Vanda Limbata.

Rektor Unila, Lusmeilia Afriani mengatakan, pusat tersebut dibentuk dengan tujuan menjadikan Unila sebagai institusi yang unggul dalam konservasi anggrek di Indonesia.

"Saat ini, kegiatan difokuskan pada penyelamatan spesies lokal yang terancam punah, seperti anggrek dari wilayah Kabupaten Tanggamus Namun di dekatnya, perlindungan konservasi bisa mencakup spesies anggrek dari berbagai daerah di Indonesia," jelasnya, Senin (14/4/2025).

1. Inovasi pengembangan anggrek di Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Unila

Universitas Lampung (Unila) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek (dok/unila.ac.id)

Rektor akrab disapa Lusi ini menjelaskan, selain konservasi, pusat ini aktif dalam pengembangan teknik budidaya anggrek, termasuk penggunaan zat pengatur tumbuh (ZPT) untuk mempercepat proses pembungaan, pertumbuhan akar, dan tunas. Inovasi tersebut dikembangkan melalui penelitian, baik oleh dosen maupun mahasiswa S-2 dan S-3.

"Salah satu produk inovatifnya adalah ShootMore, formula yang efektif untuk merangsang pembentukan tunas anakan. Keefektifan ShootMore merupakan hasil dari fine tuning berbagai eksperimen menggunakan model tanaman seperti anggrek dan aglaonema," jelasnya.

Menurut Lusi, produk ini menambah daftar inovasi tim peneliti Unila, khususnya sejak berdirinya Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI) Anggrek pada tahun 2023.

2. Menggali potensi eduwisata anggrek di pusat kota dengan rumah kaca inovatif

Universitas Lampung (Unila) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek (dok/unila.ac.id)

Lebih lanjut Lusi menyampaikan, terkait fasilitas utama di pusat kota ini mencakup rumah kaca yang berfungsi sebagai media edukasi masyarakat. Salah satu rumah kaca sudah dilengkapi sistem irigasi sprinkler. Sementara rumah kaca lainnya masih dalam tahap pengembangan.

Rumah kaca tersebut menurutnya menjadi lokasi praktikum mahasiswa dan media pembelajaran langsung tentang konservasi dan budidaya anggrek. Pusat itu juga wadah menjadi kegiatan komunitas internal Unila yang bernama Unila Orchid Lovers (UOLS).

"Komunitas ini terdiri dari dosen dan peneliti yang secara informal berdiskusi dan merancang kegiatan seputar anggrek," ujarnya.

Lusi berharap, pusat tersebut dapat menjadi unit bisnis yang dikembangkan Badan Pengelola Usaha Unila sekaligus melalui eduwisata anggrek Unila, dalam rangka hilirisasi hasil penelitian dan pengembangan.

3. Mendorong konservasi dan pendidikan melalui budidaya anggrek di Unila

Universitas Lampung (Unila) melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) mengembangkan Pusat Penelitian Pengembangan Genetik Anggrek (dok/unila.ac.id)

Ketua pusat penelitian, Yusnita, menyampaikan, Unila juga sedang mendorong konsep green campus dengan menekankan anggrek-anggrek hasil konservasi di berbagai titik di lingkungan universitas. Dari sisi akademik, hasil penelitian mulai dipublikasikan, dan Unila berencana mengadakan workshop yang akan menjadi ajang diseminasi hasil penelitian sekaligus peluncuran program-program baru tentang budidaya anggrek.

Penyelenggara workshop  juga akan mengundang berbagai pihak eksternal, seperti anggota PAI. “Fokus kami bukan pada keuntungan finansial, melainkan pada pendidikan, konservasi, dan pengembangan ilmu pengetahuan,” terangnya.

Dengan proses budidaya yang memerlukan waktu lama, dari penyerbukan hingga berbunga bisa memakan waktu 2,5 hingga 4 tahun, siswa diperkenalkan pada seluruh tahapan, mulai dari morfologi bunga hingga teknik penyulingan dan pembuatan media tanam.

"Pusat penelitian ini diharapkan menjadi bagian penting dari penguatan peran Unila dalam konservasi lingkungan dan peningkatan literasi keanekaragaman hayati, baik di kalangan akademisi maupun masyarakat umum," imbuhnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Silviana
Martin Tobing
Silviana
EditorSilviana
Follow Us