Itera Luncurkan Kurikulum AI Baru, Siap Cetak Lulusan Global!
- Pemanfaatan AI harus diarahkan untuk kontribusi nyata
- Proses panjang dan kolaboratif sejak 2024
- Dapat apresiasi dari ITB dan Kemendikbudristek
Bandar Lampung, IDN Times - Institut Teknologi Sumatera (Itera) meluncurkan kurikulum baru periode 2025–2030 dirancang secara mandiri. Kurikulum terbaru Itera disusun dengan pendekatan Outcome-Based Education (OBE) dan mengadopsi elemen kurikulum dari berbagai institusi pendidikan terkemuka dunia, termasuk Nanyang Technological University (NTU) di Singapura.
Pendekatan ini bertujuan mencetak lulusan berkarakter kuat dengan penguasaan keterampilan teknologi mutakhir, khususnya kecerdasan buatan. Kurikulum ini resmi diluncurkan oleh Rektor Itera, Nyoman Pugeg Aryantha, melalui penandatanganan Buku Kurikulum Itera.
1. Pemanfaatan AI harus diarahkan untuk kontribusi nyata
Pugeg mengapresiasi kerja keras seluruh tim yang telah menyusun kurikulum ini. Ia menyebut peluncuran kurikulum ini sebagai tonggak penting dalam perjalanan Itera sebagai institusi berbasis tridarma.
Selain itu, ia menegaskan pentingnya membekali mahasiswa dengan keterampilan teknis sekaligus karakter dan sikap yang baik. “Pemanfaatan AI harus diarahkan untuk kontribusi nyata di tengah masyarakat,” katanya, Kamis (19/6/2025).
Menurutnya, kurikulum ini menjadi representasi semangat “Itera for Sumatera” yang dikolaborasikan dengan visi global.
2. Proses panjang dan kolaboratif sejak 2024
Kepala Pusat Kurikulum Itera, Nono Agus Santoso, menjelaskan penyusunan kurikulum telah dimulai sejak Maret 2024 hingga Mei 2025. Proses tersebut melibatkan tahapan sosialisasi linimasa pemutakhiran, monitoring tahap awal kurikulum, hingga pengumpulan buku kurikulum dari seluruh program studi.
"Saya berharap seluruh sivitas akademika dapat merealisasikan visi besar yang tertuang dalam kurikulum baru ini," ujarnya.
3. Dapat apresiasi dari ITB dan Kemendikbudristek
Peluncuran kurikulum Itera mendapat apresiasi tinggi dari berbagai pihak. Delik Haudalah dari ITB menilai Itera memiliki potensi besar karena masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga memiliki ruang luas untuk berinovasi.
Ia menyebut Itera sebagai lembaga yang tengah menulis sejarah pendidikan di atas ‘kertas putih’ yang terbuka lebar. Sementara itu, Dewi Wulandari dari Kemendikbudristek menekankan pentingnya transformasi
“Kurikulum harus berdampak, tidak hanya dalam luaran akademik, tetapi juga dalam kesejahteraan masyarakat melalui hilirisasi riset dan kemitraan,” tandasnya.
