Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

7 Hal Bisa Merusak Pakaianmu saat Self Laundry, Hati-Hati!

ilustrasi self laundry (freepik.com/pressfoto)
ilustrasi self laundry (freepik.com/pressfoto)
Intinya sih...
  • Mencampur semua jenis pakaian dalam satu cucian dapat merusak tekstur kain dan menyebabkan kerugian pada pakaian sensitif.
  • Mengabaikan label instruksi perawatan bisa menyebabkan penyusutan, pelepasan benang, atau deformasi pada struktur pakaian.
  • Menggunakan deterjen berlebihan dapat merusak serat kain, mesin cuci, dan menyebabkan bau tidak sedap pada pakaian.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Self laundry telah menjadi solusi praktis bagi banyak orang yang memiliki mobilitas tinggi. Layanan ini memungkinkan siapa saja mencuci pakaian secara mandiri dengan memanfaatkan mesin cuci yang tersedia di gerai laundry otomatis.

Selain hemat waktu, aktivitas ini juga dianggap efisien karena dapat dilakukan sambil menunggu atau menjalankan kegiatan lain. Namun, dibalik kepraktisannya, self laundry menyimpan risiko tersendiri jika tidak dilakukan dengan pengetahuan dan ketelitian yang cukup.

Kesalahan kecil saat mencuci dapat berujung pada kerusakan pakaian yang sulit diperbaiki. Terlebih jika jenis pakaian yang dicuci tergolong sensitif atau mahal, risiko kerugian pun semakin besar.

Supaya kamu tidak salah ambil langkah, yuk simak ketujuh hal yang bisa merusak pakaianmu saat self laundry di bawah ini. Cekidot!

1. Menggabungkan semua jenis pakaian dalam satu cucian

ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)
ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)

Salah satu kesalahan yang paling umum dilakukan saat self laundry adalah mencampur semua jenis pakaian dalam satu siklus pencucian. Banyak orang beranggapan selama pakaian tampak tidak terlalu kotor, semuanya bisa dicuci bersama tanpa masalah.

Padahal, tiap jenis kain memiliki karakteristik yang berbeda. Ketika semua jenis kain dicampur begitu saja, potensi gesekan antar bahan menjadi tinggi, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada tekstur kain tertentu.

Beberapa bahan, seperti wol atau sutra, memerlukan perlakuan khusus dalam hal suhu air, deterjen yang digunakan, hingga kecepatan putaran mesin. Jika bahan-bahan sensitif tersebut dicuci bersama dengan jeans atau handuk yang kasar, dampaknya bisa sangat merugikan. Permukaan bahan halus menjadi mudah berbulu, sobek, atau kehilangan bentuk aslinya.

2. Mengabaikan label instruksi perawatan

ilustrasi self laundry (freepik.com/senivpetro)
ilustrasi self laundry (freepik.com/senivpetro)

Setiap pakaian yang diproduksi secara komersial umumnya dilengkapi dengan label perawatan yang tertera di bagian dalam. Label ini memberikan informasi penting mengenai cara mencuci, suhu air yang tepat, cara pengeringan, hingga metode penyetrikaan yang disarankan.

Mengabaikan label tersebut berarti membuka peluang terjadinya kesalahan dalam merawat pakaian. Tidak semua jenis kain bisa dicuci dengan suhu tinggi, dan tidak semua pakaian boleh dimasukkan ke dalam mesin pengering.

Kesalahan dalam membaca atau mengikuti instruksi perawatan dapat menyebabkan penyusutan, pelepasan benang, atau deformasi pada struktur pakaian. Misalnya, pakaian berbahan spandeks atau nilon akan cepat rusak jika terkena suhu tinggi.

Sementara itu, beberapa jenis kain hanya boleh dicuci dengan tangan atau bahkan harus dibawa ke laundry profesional. Label perawatan bukan sekadar formalitas, melainkan panduan teknis dari produsen agar pakaian tetap terjaga kualitasnya dalam jangka waktu lama.

3. Menggunakan deterjen berlebihan

ilustrasi self laundry (freepik.com/prostooleh)
ilustrasi self laundry (freepik.com/prostooleh)

Menggunakan deterjen dalam jumlah berlebih bukanlah jaminan pakaian akan lebih bersih. Sebaliknya, hal ini justru bisa menjadi penyebab utama rusaknya serat kain.

Deterjen yang terlalu banyak dapat meninggalkan residu pada permukaan pakaian dan disela-sela seratnya. Jika residu ini tidak terbilas sempurna, lama-kelamaan akan menyebabkan pakaian menjadi kaku, gatal saat dipakai, atau memudar warnanya karena reaksi kimia yang terus berlangsung.

Selain merusak pakaian, penggunaan deterjen berlebihan juga dapat merugikan mesin cuci yang digunakan. Busa yang dihasilkan dalam jumlah besar bisa menyebabkan mesin bekerja lebih berat, sehingga memperpendek usia mesin. Selain itu, pakaian yang tidak dibilas dengan baik karena terlalu banyak deterjen bisa menimbulkan bau tidak sedap saat kering, apalagi jika disimpan dalam lemari yang tertutup.

4. Mengisi mesin cuci terlalu penuh

ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)
ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)

Dalam upaya menghemat waktu dan uang, sering kali mesin cuci diisi dengan jumlah pakaian yang melebihi kapasitas ideal. Padahal, mesin cuci memiliki batas maksimum beban yang dianjurkan agar proses pencucian berlangsung efektif.

Ketika mesin diisi terlalu penuh, aliran air dan deterjen tidak dapat meresap secara merata ke seluruh bagian pakaian. Akibatnya, pencucian menjadi tidak optimal dan banyak noda yang masih tertinggal.

Selain hasil cucian yang kurang bersih, mesin yang terlalu penuh akan menimbulkan tekanan berlebih pada motor dan drum pencuci. Tekanan ini bisa menyebabkan pakaian tersangkut atau robek, terutama jika ada ritsleting atau kancing yang tajam.

Di sisi lain, gerakan memutar yang tidak seimbang bisa membuat pakaian menjadi melintir atau berubah bentuk. Mengisi mesin sesuai kapasitas yang dianjurkan justru memperpanjang usia pakaian dan menjaga hasil cucian tetap prima.

5. Menggunakan suhu air tidak sesuai

ilustrasi self laundry (freepik.com/Lifestylememory)
ilustrasi self laundry (freepik.com/Lifestylememory)

Pemilihan suhu air saat mencuci merupakan faktor penting yang sering diabaikan. Air panas memang efektif dalam membunuh kuman dan meluruhkan noda membandel, namun tidak semua jenis pakaian cocok dicuci dengan air bersuhu tinggi.

Beberapa kain, seperti rajutan atau bahan berbasis poliester, bisa menyusut atau mengkerut saat terkena panas. Sementara itu, pakaian dengan cetakan atau sablon bisa pecah atau terkelupas jika sering terpapar suhu tinggi.

Sebaliknya, mencuci dengan air yang terlalu dingin juga dapat menyebabkan deterjen tidak larut dengan sempurna, terutama jenis deterjen bubuk. Akibatnya, noda tidak terangkat secara efektif dan pakaian tetap terasa kusam.

Suhu air yang ideal tergantung pada jenis kain dan tingkat kekotoran pakaian. Untuk pakaian sehari-hari, air suhu sedang sering kali menjadi pilihan paling aman. Penyesuaian suhu sebaiknya dilakukan berdasarkan instruksi label atau berdasarkan pemahaman atas bahan pakaian yang dimiliki.

6. Mengeringkan terlalu lama di mesin pengering

ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)
ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)

Mesin pengering memang menjadi penyelamat saat waktu terbatas dan cuaca tidak mendukung. Namun, penggunaan mesin pengering secara berlebihan atau dengan waktu yang terlalu lama dapat merusak struktur pakaian.

Panas berlebih dari mesin pengering dapat membuat serat kain menjadi rapuh, terutama untuk bahan seperti rayon, sutra, dan kain berlapis sintetis. Dalam jangka panjang, pakaian akan kehilangan elastisitas, berubah bentuk, atau tampak lusuh meski masih baru.

Selain itu, gerakan memutar yang intens dalam mesin pengering bisa membuat jahitan pakaian melemah dan karet pinggang cepat melar. Untuk pakaian berbahan halus atau berharga tinggi, pengeringan alami dengan cara digantung sering kali menjadi pilihan yang lebih aman.

Jika terpaksa menggunakan mesin pengering, pengaturan waktu dan suhu perlu diperhatikan dengan cermat agar pakaian tidak terpapar panas berlebih yang bisa menyebabkan kerusakan permanen.

7. Tidak membersihkan lint filter pada mesin

ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)
ilustrasi self laundry (freepik.com/freepik)

Salah satu bagian penting dari mesin pengering adalah lint filter, yaitu saringan serat yang berfungsi menangkap potongan kecil dari kain selama proses pengeringan. Jika saringan ini tidak dibersihkan secara rutin, serat-serat yang menumpuk bisa menghambat sirkulasi udara dan menyebabkan panas berlebih di dalam mesin.

Akibatnya, pakaian yang dikeringkan menjadi terlalu panas dan lebih mudah rusak, terutama jika bahan kainnya sensitif terhadap suhu tinggi. Selain merusak pakaian, lint filter yang kotor juga berpotensi menyebabkan kebakaran karena akumulasi serat kain sangat mudah terbakar.

Membersihkan saringan sebelum dan sesudah pengeringan merupakan tindakan sederhana yang memiliki dampak besar terhadap keamanan dan kualitas hasil pengeringan. Meskipun terlihat sepele, kebiasaan ini dapat menjaga kondisi mesin tetap optimal dan pakaian tetap aman selama proses pengeringan berlangsung.

Meskipun self laundry menawarkan kemudahan, pengguna tetap bertanggung jawab atas cara pencucian yang dijalankan. Merawat pakaian secara bijak bukan hanya memperpanjang usia pakai, tetapi juga mencerminkan kepedulian terhadap kebersihan, kenyamanan, dan efisiensi dalam kehidupan sehari-hari.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us