Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Pendekatan untuk Mengelola Kehidupan Kerja, Cegah Workaholic!

ilustrasi orang dengan tekanan kerja (pexels.com/Yan Krukau)
Intinya sih...
  • Kecanduan kerja dapat menyebabkan kelelahan mental, gangguan kesehatan, dan menurunnya kualitas hubungan sosial.
  • Terapi Perilaku Kognitif (CBT) membantu mengelola pola pikir dan kebiasaan kerja yang tidak sehat.
  • Manajemen waktu, batasan jelas antara kerja dan kehidupan pribadi, serta perawatan diri penting untuk mencegah menjadi workaholic.

Workaholic atau kecanduan kerja bukan sekadar bekerja keras, tetapi kebiasaan membuat seseorang sulit melepaskan diri dari pekerjaan bahkan saat di luar jam kerja. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat menyebabkan kelelahan mental, gangguan kesehatan, dan menurunnya kualitas hubungan sosial.

Oleh karena itu, penting untuk mengelola kehidupan kerja dengan baik tidak hanya dengan mengurangi jam kerja. Tetapi juga menciptakan keseimbangan agar tetap produktif tanpa mengorbankan aspek lain dalam hidup.

Banyak strategi dapat diterapkan untuk mencapai keseimbangan tersebut. Mulai dari menetapkan batasan waktu kerja, mengelola stres dengan lebih baik, hingga mencari dukungan sosial.

Berbagai strategi tersebut dapat kalian lakukan agar mencapai kesuksesan profesional tanpa harus mengorbankan kesehatan fisik dan mental. Apakah saat ini kamu sedang merasa terjebak dalam pola kerja berlebihan dan tidak menyadari dampak negatif terhadap kesehatan dan kehidupan pribadi?

Jika kalian mulai merasakan kondisi tersebut, cari tahu pendekatan untuk mencegah hal tersebut melalui tulisan ini, yuk.

1. Lakukan terapi perilaku kognitif

ilustrasi orang sedang berbincang (unsplash.com/ Amy Hirschi)

Ada berbagai alasan seseorang memilih menjadi workaholic. Namun, alasan tersebut biasanya dibangun dengan pola pikir dan kebiasaan kerja yang tidak sehat. Sehingga Terapi Perilaku Kognitif atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT) dapat dilakukan sebagai salah satu pendekatan untuk mengelola kehidupan kerja yang lebih baik.

Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa CBT mengarah pada pendekatan signifikan dalam fungsi dan kualitas hidup. CBT dapat dilakukan dalam membantu menangani masalah yang didasarkan pada cara berpikir yang salah atau tidak membantu.

Pendekatan ini dapat dilakukan dengan mengidentifikasi dan mengubah pola pikir serta kebiasaan kerja yang tidak sehat. Terapis CBT ini lebih menekankan dengan apa yang sedang terjadi dalam kehidupan seseorang saat ini, bukan apa yang menyebabkan terjadinya kesulitan.

2. Mempraktikkan refleksi dan kesadaran diri

ilustrasi orang sedang berpikir (pexels.com/Chinmay Singh)

Pendekatan ini dapat dilakukan membantu mencegah seseorang menjadi workaholic karena dapat membantu individu dalam mengenali pola kerja yang tidak sehat sebelum menjadi kebiasaan. Kesadaran diri dapat membantu seseorang kecanduan kerja menjadi bisa mengatur emosi dan motivasi disebabkan oleh rasa cemas, takut gagal, atau ingin mendapatkan validasi orang lain.

Refleksi dan kesadaran diri akan membuat seseorang lebih memahami cara menetapkan batasan yang lebih sehat dalam kehidupan kerja. Refleksi dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk menulis jurnal atau melakukan evaluasi jadwal kerja secara rutin.

3. Pelajari keterampilan manajemen waktu dan teknik manajemen stres

ilustrasi orang melihat jam (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Manajemen waktu dalam bekerja ini sangat penting agar dapat mencegah kalian menjadi workaholic. Tentunya manajemen waktu dapat membantu kalian bekerja lebih efisien tanpa harus menambah jam kerja yang berlebihan. Kalian dapat melakukan manajemen waktu dengan membuat strategi pengelolaan waktu yang efektif untuk menyelesaikan tugas dan pekerjaan dimiliki.

Mempelajari teknik manajemen stres juga sangat penting untuk kalian lakukan. Jangan pernah menjadikan pekerjaan sebagai pelarian atau untuk menghindari kecemasan yang dirasakan. Hal tersebut malah tidak akan membantu. Mengetahui keterampilan manajemen waktu dan teknik manajemen stres, kalian dapat menciptakan pola kerja lebih sehat dan berkelanjutan.

4. Menetapkan batasan

ilustrasi orang sedang mengetik (pexels.com/Yaroslav Shuraev)

Batasan yang dimaksud dalam hal ini yaitu perlu memisahkan waktu kerja dan kehidupan pribadi secara jelas. Seseorang sudah kecanduan kerja biasanya akan terus berkerja meski pun sudah berada di luar jam kerja resmi bahkan saat sudah berada di rumah dan hari libur.

Mulailah untuk menetapkan batasan yang tegas seperti tidak mengecek email pekerjaan di luar jam kerja atau hari libur. Tegaskan pula pada diri sendiri pekerjaan tidak boleh mengambil alih seluruh aspek kehidupan.

Kebiasaan bekerja berlebihan yang biasa menghabiskan waktu kalian, coba gunakan waktu tersebut untuk benar-benar beristirahat dan bisa alokasikan untuk keluarga, hobi, juga aktivitas lain yang dapat mendukung keseimbangan hidup kalian. Menetapkan batasan yang jelas dapat membantu kalian menjaga kesehatan fisik dan mental dengan lebih baik.

5. Delegasi dan mencari dukungan

Ilustrasi orang sedang bekerja (pixabay.com/mwitt1337)

Pendekatan berikutnya ini dapat dilakukan agar membantu kalian dalam mengurangi beban kerja yang berlebihan. Orang yang kecanduan kerja biasanya merasa harus mengerjakaan semuanya sendiri dengan alasan takut hasil dari pekerjaan tersebut tidak sesuai standar.

Bisa pula karena merasa memiliki tanggung jawab atas setiap detail pekerjaan yang diberikan. Pemikiran yang seperti itu hanya akan memberatkan kalian saja.

Mulailah untuk mencari dukungan dari rekan kerja, atasan, atau keluarga agar stres yang kalian rasakan dapat terkelola dan terbantu. Mencari dukungan akan memberikan kalian mengenai perspektif baru dalam menghadapi beban kerja. Selain itu, pendekatan ini juga dapat membantu membangun budaya kerja yang lebih sehat dan kolaboratif.

6. Berlatih kesadaran (mindfulness) dan meditasi

ilustrasi orang duduk di dekat pantai (pixabay.com/Renan_Brun)

Berlatih kesadaran (mindfulness) dan meditasi dapat membantu agar lebih sadar akan kebiasaan kerja yang berlebihan dan bisa mengontrol dorongan untuk terus bekerja tanpa henti. Meditasi juga dapat membantu mengurangi stres dan kecemasan yang sering menjadi pemicu seseorang bekerja secara berlebihan.

Melatih kesadaran akan menjadikan kalian lebih peka terhadap tanda-tanda kelelahan, stres, dan ketidakseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Ketika kalian bisa mempraktikkan kesadaran, hal ini akan memudahkan kalian untuk menetapkan batasan kerja yang jelas, menikmati waktu luang tanpa rasa bersalah, dan lebih menghargai aspek-aspek kehidupan di luar pekerjaan.

Meditasi dan kesadaran akan membantu menciptakan keseimbangan antara produktivitas dan kesehatan mental kalian.

7. Prioritaskan perawatan diri

ilustrasi orang tertawa (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Perawatan diri merupakan prioritas harus kalian lakukan agar tubuh dan pikiran kalian tetap dalam kondisi optimal. Fisik dan mental yang baik dapat menjadi faktor pendukung dalam bekerja.

Jika kedua hal tersebut selalu dijaga, dapat menjalankan pekerjaan tanpa adanya gangguan. Selain itu, perawatan diri ini sangat penting karena memberikan waktu untuk kalian relaksasi dan melakukan pemulihan dari stres akibat pekerjaan.

Perawatan diri juga akan membantu meningkatkan produktivitas karena kalian akan merasa lebih segar dan berenergi. Hal tersebut tentunya mampu membuat kalian berkonsentrasi dan bekerja secara efisien tanpa harus menghabiskan waktu berlebihan di tempat kerja.

8. Lakukan konseling karier

ilustrasi sedang melakukan konsultasi karier (pixabay.com/jamesoladujoye)

Konseling karier dapat dilakukan untuk membantu memahami dan mengevaluasi kembali tujuan serta motivasi kalian dalam bekerja. Kalian bisa mengatur ulang tujuan profesional agar lebih sesuai dengan kesejahteraan jangka panjang.

Mengikuti pendekatan ini, bisa dibantu untuk menetapkan kembali tujuan yang lebih realistis. Tidak hanya itu, juga akan mendapat bimbingan dalam menciptakan pola kerja yang lebih seimbang agar tetap produktif tanpa kelelahan.

9. Dapatkan dukungan sosial dan kelompok swadaya, termasuk workaholics anonymous

Ilustrasi orang sedang berdiskusi (pixabay.com/WebTechExperts)

Pendekatan berikutnya dapat dilakukan untuk mencegah workaholic yaitu adanya dukungan sosial dan kelompok swadaya, termasuk Workaholics Anonymous. Bergabung dengan kelompok tersebut akan mengatasi kecanduan kerja kalian miliki.

Melalui kelompok tersebut kalian akan menemukan orang-orang yang berbagai pengalaman dan tantangan dalam mengatasi kecanduan kerja. Bergabung dengan orang-orang dengan pengalaman serupa akan membuat kalian merasa lebih dipahami dan tidak sendirian dalam perjuangan.

Workaholics anonymous biasanya memiliki strategi dan langkah-langkah praktis untuk mengatasi kecanduan kerja secara bertahap. Bergabung dengan kelompok ini akan membantu menyadari dampak negatif dari workaholic dan memberikan dorongan untuk mulai menerapkan perubahan dalam pola kerja.

10. Bicarakan dengan supervisor atau anggota departemen SDM di tempat kerja tentang tingkat stres yang dirasakan

ilustrasi orang sedang konsultasi (pexels.com/Vitaly Gariev)

Langkah berikutnya bisa dilakukan yaitu membicarakan dengan supervisor atau anggota departemen Sumber Daya Manusia (SDM) tentang tingkat stres dirasakan. Mendiskusikan tingkat stres dan beban kerja kepada mereka dapat memungkinkan untuk menemukan solusi yang lebih seimbang, seperti penyesuaian tugas, delegasi pekerjaan, atau fleksibilitas dalam jadwal kerja.

Berkomunikasi dengan supervisor atau SDM juga memberi kalian kesempatan untuk mendapatkan dukungan dan sumber daya dalam mengelola stres dengan lebih baik, seperti diberikannya konseling, pelatihan manajemen stres, atau waktu cuti yang lebih fleksibel. Adanya komunikasi yang baik antara karyawan dan perusahaan dapat membuat setiap individu merasa lebih didukung dan mampu menjaga keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi tanpa harus terjebak dalam workaholic.

Apakah kalian termasuk seseorang yang sedang terjebak atau berada dalam workaholic? Jika mulai menyadari hal tersebut, mulailah untuk mencari solusi dan menerapkan berbagai pendekatan pencegahan. Semoga beberapa pendekatan dalam tulisan ini bisa membantu mencegah workaholic dan membantu mengelola kehidupan kerja lebih baik.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gabriella Adisya
EditorGabriella Adisya
Follow Us