Cerita Ramadan: Lepas Masa Lajang Jalani Puasa Pertama Bersama Istri

Bahagianya sambut waktu buka puasa dan makan sahur

Bandar Lampung, IDN Times - Selalu ada cerita, pengalaman dan kesan tersendiri dirasakan tiap kali bulan Ramadan datang. Bahkan tak jarang terselip kisah-kisah sulit terlupakan karena terjadi pada bulan nansuci ini.

Termasuk pada Ramadan 1445 Hijriah kali ini telah memberikan pengalaman berbeda bagi saya pribadi baru saja melepas masa lajang pada awal Oktober 2023. Tak pelak, tahun ini merupakan Ramadan pertama saya setelah menikah.

Menjalani ibadah puasa Ramadan tahun ini jelas berbanding terbalik 360 derajat dari tahun-tahun sebelumnya. Kehadiran sang istri memberikan warna tersendiri saat menyambut waktu buka puasa maupun menemani waktu makan sahur.

Di tengah kesibukan profesi sebagai jurnalis mengharuskan mencari dan menyajikan berita dari berbagai sumber dan peliputan, sebisa mungkin diri ini dapat berbuka puasa di rumah demi menyantap hidangan takjil dan makanan disajikan istri.

Kendati tak jarang sesekali saya dan istri yang juga berstatus sebagai pekerja harus melewatkan momen berbuka puasa Ramadan bersama di tengah kesibukan masing-masing. Selepasnya, bertukar cerita akan aktivitas sehari-hari baru saja dilewati sudah menjadi rutinitas dalam keluarga kecil kami.

Suasana baru menjalani bulan Ramadan ini juga tak luput dari cerita bisa dibilang lucu dan konyol, tepatnya di suatu malam pertengahan Ramadan, saya dan istri waktu itu lupa memasang alarm pada gawai masing-masing hingga hampir melewatkan waktu makan sahur.

Walhasil, kami kala itu baru terbangun dari tidur harus berpacu dengan waktu saat sahur dikarenakan sudah mendekati waktu imsak. Belum lekang dari ingatan, kopi hitam disedu olehnya baru dua kali seruputan langsung disambut suara sirine masjid sebagai pertanda sekaligus pengingat waktu imsak telah tiba.

"Yah imsak dong," celetuk istriku singkat disusul tawa kecilnya.

Kebahagiaan lainnya bukan cuma datang saat menjalani ibadah puasa, tak lagi menyandang status bujangan, diri ini kini juga sudah memiliki sosok makmum saat memunaikan kewajiban ibadah salat yang disadari menuntut pribadi ini menjadi pemimpin dalam rumah tangga.

Kesan serupa saya yakini ikut dirasakan sang istri, terlebih, pada Ramadan tahun ini dirinya bukan hanya menjadi wanita telah memiliki suami tapi juga bakal menjadi calon ibu dari anak kami. Alhasil, ia harus melalui ibadah tahunan ini tanpa berpuasa secara penuh.

Meski tengah berbadan dua dengan usia kehamilan sudah memasuki 6 bulan, ia tetap berusaha menunaikan kewajibannya sebagai istri menyiapkan makanan bagi suaminya saat berbuka puasa maupun sekedar menemani waktu santap sahur.

Belum lagi menjelang sepekan Lebaran ini, saya dan istri mulai mempersiapkan sederet keperluan menyambut momen Idul Fitri. Dengan perutnya sudah amat jelas terlihat tengah mengandung, tapi semangatnya tak sedikit pun luntur manakala mencari dan berbelanja kebutuhan Lebaran.

Ahh, tak sabar rasanya bisa segera mendengar kumandang takbiran Idul Fitri di kampung halaman sepekan lagi, tahun ini. Saya dan istri sepakat akan merayakan hari kemenangan ini di rumah orang tuaku, bayang-bayang perayaan momen Lebaran bersama sanak keluarga hingga orang-orang terdekat samar mulai tergambar dalam benak pikiran.

Baca Juga: Rindu Bukber dengan Teman SMA, Ajang Reuni tapi Sulit Terwujud

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya