Game Mobile Populer yang Sempat Dilarang di Indonesia, Ini Alasannya?

- PUBG dilarang karena kekerasan tinggi dan risiko kecanduan, serta diharamkan oleh MUI.
- Fortnite juga mengandung kekerasan dan monetisasi berisiko bagi anak-anak, membuat pemerintah lebih waspada.
- Game Call of Duty Mobile & Free Fire dinilai kurang cocok untuk anak-anak karena aksi kekerasan dan sistem monetisasi yang mempengaruhi mental mereka.
Di Indonesia, beberapa game mobile dilarang karena mengandung konten yang dinilai tidak pantas, baik dari sisi moral maupun hukum. Ada yang dilarang karena isu kekerasan, konten dewasa, hingga risiko kecanduan.
Berikut adalah lima game mobile yang pernah dilarang atau mendapat perhatian khusus dari masyarakat dan pemerintah Indonesia.
1. PUBG Mobile

PUBG adalah game battle royale yang mengajak pemain bertarung sampai tersisa satu pemenang. Meskipun populer, game ini pernah dikecam di Indonesia karena unsur kekerasan yang tinggi, yang dikhawatirkan dapat memengaruhi perilaku anak-anak dan remaja. Game ini juga sempat diharamkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) karena dianggap mendorong perilaku agresif dan kurang sesuai dengan nilai moral yang dianut di Indonesia.
Selain kekerasan, game ini kerap dikaitkan dengan kurangnya kontrol waktu yang bisa menyebabkan pemain lupa dengan tanggung jawab sehari-hari. Meskipun larangan total tidak diberlakukan, perhatian dari pihak berwenang menjadi peringatan bagi para gamer di Indonesia. Bahkan di negara lain seperti Afghanistan, game ini dilarang dengan alasan serupa.
Sumber rujukan:
- https://www.orami.co.id/magazine/game-haram-di-indonesia
2. Fortnite

Fortnite juga termasuk dalam kategori game battle royale yang populer di kalangan remaja. Mirip dengan PUBG, game ini mengharuskan pemain bertarung dengan elemen kekerasan seperti menembak dan menghancurkan bangunan. Kekerasan yang cukup nyata di dalam game ini telah menimbulkan keprihatinan, sehingga membuatnya sempat dilarang atau diberi peringatan oleh beberapa negara, termasuk Indonesia.
Selain itu, game ini sering menjadi perhatian pemerintah karena monetisasi dalam game yang berisiko bagi anak-anak. Banyak item premium dan fitur berbayar yang dapat memancing pemain muda untuk mengeluarkan uang tanpa pengawasan orang tua. Meski tidak ada larangan total, isu pelarangan dan pemantauan oleh pihak berwenang tetap membuat orang tua lebih waspada.
Sumber rujukan:
- https://www.orami.co.id/magazine/game-haram-di-indonesia
3. Call of Duty Mobile

Call of Duty Mobile merupakan adaptasi dari seri game FPS yang sangat populer dengan tema perang dunia. Di Indonesia, versi mobile dari game ini pernah menjadi perhatian karena aksi kekerasan yang ditampilkan. Pertempuran intens di dalam game ini dianggap kurang cocok untuk pemain anak-anak, sehingga pihak MUI juga memasukkan game ini ke daftar "game haram" karena nilai-nilai yang kurang mendidik.
Bukan hanya di Indonesia, Call of Duty Mobile juga mendapat kritik di beberapa negara dengan alasan serupa. Pihak pengembang dan komunitas terus memberikan edukasi agar pemain tetap bijak dan membatasi waktu bermain mereka. Beberapa negara bahkan telah menerapkan batasan usia dan peringatan untuk mengurangi dampak negatif dari permainan ini pada anak-anak.
Sumber:
- https://www.orami.co.id/magazine/game-haram-di-indonesia
4. Free Fire

Free Fire adalah game survival shooter lain yang terkenal di Indonesia namun tak luput dari sorotan negatif. Banyak pihak khawatir game ini dapat menurunkan produktivitas remaja dan membuat mereka lebih agresif. Di Indonesia, isu pelarangan pernah mencuat, dengan alasan bahwa game ini bisa memberikan dampak buruk jika tidak diimbangi dengan kontrol yang baik.
Selain kekerasan, Free Fire dinilai memiliki sistem monetisasi yang bisa mempengaruhi mental anak-anak, terutama yang mudah tergoda untuk melakukan pembelian dalam aplikasi. Game ini sempat diusulkan untuk dibatasi, meskipun akhirnya hanya peringatan yang diberikan oleh pemerintah dan tokoh masyarakat setempat. Kekhawatiran ini mendorong orang tua untuk lebih aktif dalam mengawasi aktivitas bermain anak mereka dan mendiskusikan potensi risiko dari permainan tersebut.
Sumber rujukan:
- https://gamingonphone.com/news/indonesia-to-ban-pubg-mobile-and-free-firee
- https://www.sportskeeda.com/free-fire/news-request-ban-pubg-mobile-garena-free-fire-online-mobile-games-submitted-ministry-communication-information-indonesia-report
5. Pokemon GO

Pokemon GO pernah menjadi fenomena global dengan teknologi Augmented Reality (AR) yang mengajak pemain berinteraksi dengan dunia nyata. Di Indonesia, game ini pernah menjadi perhatian karena adanya kasus kecelakaan akibat pemain yang terlalu fokus pada layar ponsel saat bermain. Hal ini membuat pihak berwenang menghimbau agar pemain bermain dengan aman dan tidak mengganggu ketertiban umum.
Selain itu, kecanduan yang muncul dari keinginan menangkap Pokemon di berbagai lokasi juga dinilai dapat mengganggu aktivitas sehari-hari pemain. Meski saat ini sudah lebih aman dengan berbagai pembaruan, pemain tetap diimbau untuk bijak dalam memainkan game ini. Penting bagi pemain untuk menetapkan batasan waktu dan memilih lokasi yang aman saat bermain untuk menghindari potensi bahaya, terutama saat berada di tempat umum.
Sumber rujukan:
- https://gamebrott.com/9-video-game-yang-sempat-dilarang-rilis-di-indonesia/
Dalam dunia game mobile yang semakin berkembang, penting bagi orang tua, pengembang, dan masyarakat untuk bersinergi dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi pemain, terutama anak-anak. Pelarangan beberapa game di Indonesia bukanlah tindakan sepihak, melainkan upaya untuk melindungi generasi muda dari dampak negatif yang mungkin timbul. Masyarakat perlu aktif berpartisipasi dalam edukasi dan pemantauan, sementara pengembang harus bertanggung jawab dalam menciptakan game yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan aman untuk dimainkan.
Akhirnya, kesadaran akan potensi bahaya dan manfaat dari game mobile harus menjadi prioritas, sehingga semua pihak dapat menikmati pengalaman bermain yang positif. Dengan pendekatan yang tepat, game tidak hanya menjadi sarana hiburan, tetapi juga alat untuk belajar dan berinteraksi dengan cara yang sehat dan produktif.