Bupati Lamsel Resmi Sandang Gelar Adat di Cangget Bagha Katibung

- Gelar adat bukan sekadar simbol, tapi amanah besar yang membawa nilai filosofis serta kepercayaan penuh dari masyarakat adat.
- Pelestarian tradisi di era digital butuh kolaborasi lintas komunitas agar tetap relevan di mata generasi muda.
- Perhelatan Cangget Bagha dihadiri ribuan warga, menunjukkan bahwa tradisi adat Lampung tetap hidup dan dijaga lintas generasi.
Lampung Selatan, IDN Times - Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, menerima gelar Pengikhan Penata Marga dalam perhelatan Cangget Bagha Marga Katibung. Tradisi adat Lampung ini berlangsung di Lapangan Desa Tanjung Agung, Kecamatan Katibung, dan dihadiri ribuan warga.
Penobatan dilakukan tiga tokoh adat Marga Katibung, Tuan Alam, Batin Sinar Alam, dan Paksi Sejati, sebagai bentuk pengakuan atas kepemimpinan
Selain Radityo Egi Pratama, sejumlah pejabat daerah juga memperoleh gelar adat, di antaranya Ketua PKK sekaligus UKP Bidang Pariwisata, Zita Anjani (Pekhikhan Cahya Marga), Wakil Bupati Syaiful Anwar (Batin Penata Gama), serta Wakil Ketua TP PKK Reni Apriyani (Batin Mustika), tapi ketiganya berhalangan hadir.
1. Gelar adat bukan sekadar simbol

Dalam sambutannya, Egi menyampaikan rasa hormat dan penghargaan mendalam atas gelar yang disematkan kepada dirinya dan istrinya. Ia menekankan gelar adat bukan sekadar simbol tapi amanah besar yang membawa nilai filosofis serta kepercayaan penuh dari masyarakat adat.
“Gelar yang disematkan kepada kami merupakan anugerah yang amat tinggi. Ini akan menjadi kebaikan, kekuatan, serta menambah tekad kami untuk memajukan Kabupaten Lampung Selatan di masa mendatang,” ujarnya.
2. Pelestarian tradisi di era digital butuh kolaborasi

Ketua panitia Cangget Bagha, Fahrizal Purba, menjelaskan Cangget Bagha merupakan tarian adat digelar khusus untuk pemberian adok. Ia menilai pelestarian tradisi di era digital membutuhkan kolaborasi lintas komunitas agar tetap relevan di mata generasi muda.
Fahrizal menggambarkan Marga Katibung sebagai “miniatur Lampung” karena wilayahnya membentang dari Sukamarga hingga Rangai Tunggal, mencakup masyarakat Pepadun dan Sai Batin. Menurutnya, keberagaman adat di wilayah ini menjadi potensi besar untuk memperkuat promosi budaya Lampung secara nasional.
3. Perhelatan dihadiri ribuan masyarakat
Sementara itu, tokoh adat Herdiansyah menyebut pemberian gelar kepada Bupati dan Wakil Bupati sebagai bentuk apresiasi atas capaian pembangunan dan kepemimpinan mereka. Malam harinya, acara dilanjutkan dengan Muli Mekhanai Katibung yang melibatkan warga dari berbagai pekon.
Perhelatan ini dihadiri ribuan warga, jajaran Forkopimda, kepala desa, dan perangkat daerah. Suasana meriah dan penuh penghormatan menunjukkan bahwa tradisi adat Lampung tetap hidup dan dijaga lintas generasi.
















