Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Psikolog: Bullying Cerminan Gagalnya Orang Tua dan Guru jadi Teladan

IMG_20250929_172051.jpg
Polisi olah TKP di ruang kelas SMPN 12 Krui di Pekon Tanjung Jati. (Dok. Polres Pesisir Barat).
Intinya sih...
  • Bullying berujung kasus tragis di Kabupaten Pesisir Barat
  • Perilaku bullying bisa picu ledakan emosi korban
  • Guru dan orang tua harus jadi role model, tegaskan alarm serius semua pihak
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times – Praktik bullying atau perundungan berujung kasus tragis menimpa seorang siswa SMP di Kabupaten Pesisir Barat meninggal dunia usai ditikam gunting oleh teman sekolah dinilai bentuk kegagalan orang tua maupun guru sebagai teladan.

Psikolog Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Daerah Lampung, Retno Riani mengatakan, peristiwa ini menjadi potret nyata gagalnya orang tua maupun guru menjadi teladan mengajarkan penyelesaian konflik secara damai.

“Banyak anak sebenarnya tidak dibekali kemampuan menyelesaikan masalah dengan cara sehat. Mereka lebih sering melihat contoh negatif, baik di rumah maupun di sekolah,” ujarnya, Sabtu (4/10/2025).

1. Bullying berlarut picu ledakan emosi korban

IMG_20250929_165003.jpg
Kasus penganiayaan korban pelajar SMP meninggal dunia di Kabupaten Pesisir Barat. (Dok. Polres Pesisir Barat).

Retno melanjutkan, perilaku bullying biasanya muncul dikarenakan adanya dominasi lantaran pelaku merasa atau meyakini memiliki kekuatan lebih sehingga merendahkan atau semena-mena terhadap korbannya.

Namun, ketika intervensi perilaku bullying itu sejak awal tidak dilakukan, maka sudah pasti kondisi atau situasi intimidasi itu bisa berlarut hingga memicu ledakan emosi bagi korban.

“Anak yang dibully lama-kelamaan bisa jengkel, marah, dan akhirnya mencari cara instan untuk melawan. Itu yang berbahaya, karena mereka tidak diajarkan mengelola emosi dan konsekuensi tindakannya,” jelasnya.

2. Guru hingga orang tua harus jadi role model

IMG-20250929-WA0015.jpg
Kasus penganiayaan korban pelajar SMP meninggal dunia di Kabupaten Pesisir Barat. (Dok. Polres Pesisir Barat).

Dalam kasus dugaan bullying berujung ada korban tersebut, Retno menegaskan, guru sejatinya mampu berperan sebagai role model, bukan justru melampiaskan emosi negatif kepada murid tersebut.

“Faktanya di lapangan, masih banyak guru yang ketika marah menggunakan kata-kata kasar bahkan merendahkan murid. Itu salah besar, karena anak belajar langsung dari perilaku gurunya,” imbuh dia.

Di sisi lain, pola asuh di rumah juga dinilai berperan besar, sebab, hari-hari ini banyak orang tua yang kelelahan bekerja sehingga gagal memberikan perhatian dan pengasuhan berkualitas. “Ketika anak bermasalah, sebagian orang tua justru melimpahkan tanggung jawab ke sekolah atau ke agama. Padahal yang dibutuhkan anak adalah dialog sehat dan contoh nyata dari orang tuanya,” lanjut dia.

3. Tegaskan alarm serius semua pihak

IMG_20250929_165021.jpg
Kasus penganiayaan korban pelajar SMP meninggal dunia di Kabupaten Pesisir Barat. (Dok. Polres Pesisir Barat).

Menyoroti tragedi di Kabupaten Pesisir Barat tersebut, Retno menambahkan, peristiwa semacam ini seharusnya menjadi alarm serius bagi semua pihak, sehingga hal-hal semacam ini tidak kembali terulang dikemudian hari.

“Bullying bukan sekadar salah anak. Ini cerminan kegagalan orang tua, guru, dan lingkungan dalam menyiapkan anak menghadapi konflik. Edukasi tentang emosi, komunikasi, dan penyelesaian masalah harus terus ditanamkan sejak dini,” sahutnya.

Dalam kasus ini, korban berinisal JR (13) merupakan siswa SMPN 12 Krui meregang nyawa setelah ditikam gunting oleh rekan sekolahnya sendiri SR (13). Hasil penyelidikan, kepolisian menyimpulkan perkelahian antar siswa ini diduga lantaran korban acapkali merundung hingga mengajak pelaku berkelahi.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Ancam Pakai Celurit, Pria di Lampung Timur Perkosa Istri Tetangga

04 Okt 2025, 14:03 WIBNews