Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Operasi Modifikasi Cuaca di Lampung Berakhir, BMKG: Hujan Berkurang

Operasi modifikasi curah di wilayah Lampung, Sabtu (25/1/2025). (Dok. BPBD Provinsi Lampung).
Intinya sih...
  • Operasi modifikasi cuaca (OMP) di Lampung Selatan berakhir pada 27 Januari 2025 setelah dilaksanakan selama 4 hari oleh BNPB.
  • OMP menggunakan pesawat Cessna 208 Caravan milik BNPB untuk mengurangi potensi hujan lebat dan dampak buruk bencana hidrometeorologi di Provinsi Lampung.
  • Hasil operasi menunjukkan bahwa OMP berhasil menjatuhkan awan-awan hujan di beberapa wilayah Lampung, mengubah hujan lebat menjadi hujan ringan, dan mengurangi potensi dampak hujan.

Lampung Selatan, IDN Times - Operasi modifikasi cuaca (OMP) dilaksanakan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Provinsi Lampung resmi berakhir sejak 27 Januari 2025.

OMP menggunakan pesawat Cessna 208 Caravan milik BNPB untuk mengantisipasi dan mencegah dampak buruk bencana hidrometeorologi di Provinsi Lampung ini telah berlangsung 23-27 Januari 2025.

"OMC di provinsi Lampung berakhir 27 Januari kemarin, keputusan ini merujuk dari keputusan BNPB. Adapun dari Pemprov Lampung sebenarnya mengusulkan sampai 2 Februari," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi BMKG Meteorologi Lampung, Rudi Harianto dikonfirmasi, Rabu (29/1/2025).

1. Klaim efektif kurangi intensitas hujan

Operasi modifikasi curah di wilayah Lampung, Sabtu (25/1/2025). (Dok. BPBD Provinsi Lampung).

Menurut Rudi, kegiatan OMC ini sepenuhnya dibiayai oleh BNPB, sehingga keputusan pelaksanaan operasi berada dibawah naungan BNPB. Sedangkan pemerintah daerah maupun stakeholder terkait hanya mendukung pelaksanaannya.

Dari hasil operasi, dikatakan, OMC berhasil menjatuhkan awan-awan hujan yang ada di Samudra Hindia Barat Lampung, Teluk Semaka, dan juga Selat Sunda. "Intinya awan-awan berpotensi hujan yang mau masuk daratan Lampung diturunkan duluan, sehingga potensi hujan menjadi berkurang," ucapnya.

2. Minimalisir dampak hujan

ilustrasi tetesan hujan (pexels.com/Kaique Rocha)

Rudi melanjutkan, pelaksanaan OMC tidak serta merta meniadakan hujan, namun tetap akan ada hujan turun semula dari hujan lebat dapat dimodifikasi menjadi hujan ringan. Alhasil, potensi dampak hujan bisa dikurangi atau diminimalisir.

"Intensitas hujan bervariasi, tiap hari berbeda-beda mulai dari 0 mm hingga 40 mm per hari," katanya.

3. Imbau masyarakat tenang namun tetap waspada

Ilustrasi hujan (pexels.com/Noelle Otto)

Seiring masih berlangsungnya musim hujan, Rudi menyebutkan, BMKG mengimbau masyarakat untuk tenang namun tetap waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi yang sewaktu-waktu dapat terjadi di wilayah masing-masing.

Masyarakat juga diminta mengenali potensi bencana di lingkungan dan mulai memahami cara mengurangi risiko bencana tersebut. Misalnya, tidak membuang sampah sembarangan, bergotong royong menjaga kebersihan, memangkas pohon terlalu lebat, dan menata lingkungan sekitar.

Sementara khusus untuk daerah bertopografi curam, bergunung, tebing atau rawan longsor, dan banjir, agar tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem. Misalnya seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, dan berkurangnya jarak pandang.

"Waspada dan antisipasi dini terhadap potensi cuaca ekstrem yang masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah seperti hujan lebat dalam durasi singkat yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang," serunya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us