Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Bandar Lampung 6 Kali Banjir Sejak Awal 2025, Ini Rekomendasi BMKG

Hujan deras mengguyur Kota Bandar Lampung, Jumat (17/1/2025). (Tangkapan Layar).
Intinya sih...
  • Bandar Lampung dilanda 6 kali banjir dalam waktu singkat karena hujan lebat, sangat lebat, hingga ekstrem, yang menyebabkan dua korban jiwa meninggal dunia.
  • Kondisi dinamika atmosfer saat ini masih intensnya Monsun Asia dan terbentuknya aliran konvergensi di wilayah Provinsi Lampung, menyebabkan suplai uap air melimpah untuk pembentukan awan-awan konvektif yang intens.

Bandar Lampung, IDN Times - Sebanyak 6 kali bencana banjir beruturut-turut terjadi di wilayah Kota Bandar Lampung sejak awal 2025 tepatnya mulai 5-18 Januari 2025. BMKG menyebut kondisi itu dipicu hujan intensitas lebat, sangat lebah, hingga ekstrem.

Berdasarkan laporan dari Pusdalops BPBD Lampung, kejadian banjir melanda Bandar Lampung pertama terjadi dalam 3 hari beruturut-turut mulai 5-7 Januari 2025, selanjutnya terjadi banjir lagi 14 Januari 2025, dan terjadi kembali banjir salah satu terparah pada 17 dan 18 Januari 2025.

Curah hujan tertinggi terjadi pada 17 Januari 2025 dengan mencapai 122.4 mm dalam waktu singkat. Kondisi ini menyebabkan banjir di 19 titik dan mengakibatkan adanya dua korban jiwa meninggal dunia.

"Awal 2025, Bandar Lampung telah dilanda enam kali banjir akibat hujan lebat, sangat lebat, hingga ekstrem dalam durasi singkat," ujar Prakirawan Stasiun Meteorologi Kelas I Radin Inten II Lampung, Rahmat Subekti, Senin (20/1/2025).

1. Dipicu intensitas Monsun Asia

Penampakan banjir merendam jalan nasional di Jalan Soekarno Hatta (Bypass) di Simpang Tanjung Karang KM 10 tepatnya di KM 28. (IDN Times/Istimewa).

Terkait kondisi ini, Rahmat menjelaskan, kondisi dinamika atmosfer saat ini masih intensnya Monsun Asia dan juga terbentuknya aliran konvergensi di wilayah Provinsi Lampung.

Alhasil, kondisi tersebut menyebabkan adanya suplai uap air yang melimpah untuk pembentukan awan-awan konvektif yang intens mulai siang hingga malam hari.

"Curah hujan dalam kategori lebat hingga ekstrem sering kali berlangsung singkat, tapi cukup untuk memicu banjir di wilayah rawan di Bandar Lampung," ujarnya, Senin (20/1/2025).

2. Rekomendasi perbaikan drainase hingga mengeruk sungai

Penampakan pemukiman Kampung Pasar Ambon, Bandar Lampung pasca 3 hari kejadian banjir hebat. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Seiring intensitas hujan lebat hingga ekstrem ini, Rahmat menyebutkan, peristiwa banjir juga ditengarai infrastruktur seperti drainase dan kawasan resapan air yang kurang memadai, hingga memperparah dampak hujan.

Oleh karenanya, BMKG merekomendasikan adanya perbaikan drainase memastikan air hujan cepat mengalir ke sungai atau laut, menambah kolam retensi untuk mengurangi beban aliran air, mereboisasi DAS agar menahan air hujan di hulu sungai, menata ruang berkelanjutan menghindari pembangunan di kawasan rawan banjir, dan mengeruk sungai guna mengatasi sedimentasi menghambat aliran air.

"Jangan biarkan banjir menjadi bencana musiman, kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan agar kejadian seperti ini tidak terus berulang dan mitigasi bencana harus jadi prioritas bersama kedepan," imbuhnya.

3. Bandar Lampung kembali siaga banjir

Warga menempati pemukiman di sekitar Bantaran Sungai Way Belau, Kuripan, Teluk Betung Selatan terdampak banjir. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Berdasarkan data diterima IDN Times, Senin (20/1/2025), BMKG Lampung kembali mengimbau masyarakat kembali mewaspadai dampak banjir, khususnya di arah barat daya meliputi Kecamatan Telukbetung Utara, Telukbetung Barat, Telukbetung Timur, dan Kemiling.

Prediksi cuaca tersebut dipicu adanya awan Cumulonimbus telah terdeteksi memasuki wilayah Kota Bandar Lampung dan diperkirakan meluas hingga mencakup seluruh wilayah Bandar Lampung.

Kondisi tersebut diprediksi berpotensi dampak cuaca seperti hujan dengan intensitas ringan hingga lebat disertai petir dan angin kencang, hingga genangan air hingga potensi banjir di wilayah rawan.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tama Wiguna
Martin Tobing
Tama Wiguna
EditorTama Wiguna
Follow Us