13 Anak Diamankan karena Perang Sarung, Polisi Gencar Patroli

- Kepolisian Bandar Lampung patroli cegah tawuran perang sarung selama Ramadan
- 13 anak diamankan dalam aksi perang sarung, pelaku pindah ke gang agar tidak terpantau CCTV dan polisi
- Polresta imbau remaja isi waktu dengan kegiatan positif, minta orang tua awasi anak agar tak terlibat tawuran
Bandar Lampung, IDN Times – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung terus patroli untuk mencegah aksi tawuran perang sarung marak terjadi selama Ramadan.
Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Alfred Jacob Tilukay, mengatakan, patroli dilakukan setiap malam di berbagai titik rawan.
"Kami mengoptimalkan patroli berseragam dan non-berseragam, baik dengan kendaraan roda dua maupun roda empat. Kejadian ini bervariasi waktunya, mulai dari setelah sahur, setelah tarawih, hingga menjelang sahur," katanya, Kamis (6/3/2025).
1. 13 anak telah ditindak

Alfred menjelaskan, pada hari pertama penindakan, sekitar 13 anak terlibat dalam aksi perang sarung diamankan. Namun, ia membeberkan belakangan pola kejadian mulai berubah.
Jika sebelumnya perang sarung terjadi di jalan raya, kini para pelaku berpindah ke dalam gang agar tidak terpantau oleh CCTV maupun patroli polisi.
"Kami menemukan beberapa kejadian di lokasi berbeda, seperti di wilayah hukum Polsek TKP dan daerah Panjang. Mereka biasanya berkumpul di gang-gang, lalu baru keluar ketika patroli sudah lewat," jelasnya.
2. Imbauan

Mengantisipasi kejadian serupa, Polresta Bandar Lampung mengimbau para remaja untuk mengisi waktu selama Ramadan dengan kegiatan positif.
"Kami berharap adik-adik mengisi bulan puasa dengan kegiatan yang bermanfaat, bukan dengan perang sarung atau tawuran," imbau kapolresta.
Selain itu, Alfred juga meminta peran aktif orang tua dan masyarakat mengawasi anak-anak agar tidak terlibat dalam aksi tawuran. "Orang tua dan masyarakat juga perlu peduli agar kejadian ini tidak terus berulang," tambahnya.
3. Larangan dari Kemenag

Kepala Kantor Kemenag Kota Bandar Lampung, Makmur mengatakan tradisi perang sarung kerap terjadi menjelang berbuka puasa atau setelah salat Tarawih. "Perang sarung ini kita nilai dapat membahayakan bagi anak-anak serta bisa mengganggu ketertiban umum," katanya.
Makmur menegaskan, perang sarung yang awalnya dianggap permainan sering kali berujung pada aksi kekerasan dan tawuran. “Kami mengimbau agar anak-anak tidak melakukan perang sarung karena bisa memicu konflik dan membahayakan diri sendiri maupun orang lain,” tegasnya.