Teater Kurusetra Unila Lolos FTI 2025, Siap Tampil Memukau di Medan

- Teater Kurusetra Unila lolos kurasi dan akan tampil di Festival Teater Indonesia (FTI) 2025
- Kurusetra akan membawakan pementasan berjudul “Orang-Orang Proyek” di Gedung RRI Medan pada 2 Desember 2025
- Lolosnya Kurusetra sebagai representasi Lampung di panggung teater nasional, FTI bukan hanya panggung pementasan tetapi juga ruang pertemuan para pelaku teater dari empat wilayah penyelenggaraan utama
Bandar Lampung, IDN Times - Teater Kurusetra, salah satu divisi teater di bawah Unit Kegiatan Mahasiswa Bidang Seni (UKMBS) Universitas Lampung (Unila), kembali mencatat prestasi membanggakan. Mereka berhasil lolos kurasi dan terpilih sebagai salah satu komunitas teater akan tampil di ajang nasional Festival Teater Indonesia (FTI) 2025.
FTI merupakan festival bergengsi diselenggarakan Titimangsa bersama Penastri (Perkumpulan Nasional Teater Indonesia) dengan dukungan Direktorat Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia. Tahun ini, panggung FTI menjadi ruang penting bagi komunitas teater dari berbagai daerah untuk menunjukkan karya terbaik mereka.
1. Jadwal panggung Kurusetra UKMBS Unila

Ketua UKMBS Unila, Lentera Dzulqarnain mengatakan, Kurusetra akan membawakan pementasan berjudul “Orang-Orang Proyek”, adaptasi dari novel Ahmad Tohari yang dikenal sarat satire dan kritik sosial. Menurutnya, panggung mereka dijadwalkan tampil pada 2 Desember 2025 pukul 16.00 WIB di Gedung RRI Medan.
Lentera menjelaskan, karya ini menguliti fenomena dunia pembangunan, intrik proyek, korupsi, kepentingan politik, hingga idealisme pekerja yang kerap terkikis. Dengan pendekatan teater yang kuat secara dramaturgi, Kurusetra mencoba menerjemahkan kegelisahan sosial itu ke dalam tubuh para tokoh, dialog,dan dinamika panggung.
2. Representasi Lampung di panggung teater nasional

Lentera juga menyampaikan rasa bangganya atas capaian Kurusetra. Ia menyebut, lolosnya mereka bukan hanya perkara lolos seleksi, tetapi representasi Lampung di panggung teater nasional.
Pencapaian tersebut menurutnya sebagai bentuk pengakuan terhadap konsistensi dan dedikasi anggota Kurusetra dalam dunia seni pertunjukan.
“Ini sebuah kehormatan. Teater Kurusetra berhasil lolos dari proses kurasi ketat yang diikuti 180 kelompok dari berbagai daerah di Indonesia,” ujar Lentera.
3. FTI bukan hanya panggung pementasan

Tim kuratorial FTI 2025 sendiri terdiri dari para praktisi teater lintas disiplin seperti Ibed S. Yuga, Yustiansyah Lesmana, Arifin Baderan, Fedli Aziz, Syamsul Fajri, Nurul Inayah, Shinta Febriany, hingga Tyas Setyawati. Mereka menyeleksi lebih dari 180 proposal alih wahana dari karya sastra ke bentuk teater yang dikirim komunitas dari seluruh Indonesia.
FTI bukan hanya panggung pementasan, tetapi ruang pertemuan para pelaku teater dari empat wilayah penyelenggaraan utama di antaranya, Palu, Mataram, Jakarta, dan Medan. Dari proses kurasi, terpilih 16 komunitas dan individu terbaik, termasuk Insomnia Theater Movement (NTB), Komunitas Sakatoya (DIY), Lentera Silolangi (Sulteng), Teater Lho Indonesia (NTB), Teater Kubur (DKI Jakarta), hingga Teater Kurusetra dari Lampung.
Salah satu kurator, Nurul Inayah, menekankan FTI dihadirkan bukan sekadar sebagai ajang unjuk karya, tetapi ruang refleksi atas dinamika teater di seluruh Indonesia. Ia berharap festival ini mampu mempertemukan berbagai cara pandang, pengalaman, dan gagasan baru lintas generasi.


















