Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Rumah Pintar KBA Jorong Tabek Dulu Terisolir Kini Lab Ekonomi Sirkuler

IMG_7186.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).
Intinya sih...
  • Rumah Pintar KBA Jorong Tabek, dulunya rumah panggung dengan atap Gonjong Minangkabau, kini menjadi laboratorium ekonomi sirkuler.
  • Pengelolaan ekonomi di rumah pintar tersebut fokus pada pemanfaatan kembali sumber daya alam dan pengurangan limbah serta polusi.
  • Produksi gula semut aren dari pohon enau menghasilkan limbah yang diolah menjadi pakan maggot, serta bank sampah untuk limbah nonorganik.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Gotong royong mengakar kuat dalam budaya lokal sejak zaman nenek moyang dan menjadi bagian dari identitas sosial bangsa. Pengertian sederhananya gotong royong berarti bekerja sama secara sukarela untuk kepentingan bersama, tanpa mengharapkan imbalan pribadi.

Hal itu pula menjadi landasan sekolompok warga di Jorong Tabek, Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat menginisiasi membangun rumah panggung. Bangunan panggung berukuran 4x20 meter ini dibangun pada 2019 melalui gotong royong masyarakat Jorong Tabek.

Ciri khas rumah panggung tersebut tentu saja atap terpasang Gonjong Minangkabau sebagai simbol identitas budaya lokal. Konsep bangunan  berbahan kayu dan bambu alami seolah mencerminkan kearifan lokal dalam bentuk yang sederhana tapi estetis.

Daya pikat Rumah Panggung Jorong Tabek semakin lengkap lantaran dikelilingi pemandangan perbukitan, bunga-bunga warna-warni, dan suasana asri menjadikannya lokasi ideal untuk belajar sambil santai atau nongkrong edukatif.

Berawal ide sederhana, lahir inisiatif pengelolaan ekonomi

IMG_7183.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).

Siapa sangka, berawal dari ide sederhana, gayung pun bersambut. Rumah Panggung disokong penuh PT Astra International Tbk kini bertransformasi menjadi Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek. Rumah Pintar itu bertransformasi menjadi pusat laboratorium ekonomi sirkuler wilayah tersebut.

Kasri Satra, Ketua KBA Jorong Tabek menjelaskan, dari rumah panggung lahirlah beragam inisiatif pengelolaan ekonomi yang berfokus pada pemanfaatan kembali sumber daya alam serta pengurangan limbah dan polusi. Konsep ekonomi sirkuler diwujudkan melalui rantai kegiatan ekonomi yang mengintegrasikan proses produksi gula semut berbahan baku nira pohon enau.

“Limbah produksi gula semut dan sampah organik warga kemudian diolah menjadi pakan maggot. Maggot yang telah berkembang selanjutnya dimanfaatkan sebagai pakan ikan,” jelasnya, Senin (4/8/2025).

Pria yang juga inisiator ekonomi sirkuler KBA Talang Babungo ini menambahkan, limbah warga nonorganik lainnya seperti botol air mineral, bungkus makanan ringan, dan lainnya dikelola melalui bank sampah. Uniknya, kontribusi setiap warga dihitung dalam bentuk rupiah, dalam periode tertentu dapat diuangkan kembali.

Ada rumah produksi gula semut aren

IMG_7144.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).

Terkait proses produksi gula semut aren, Kasri menjelaskan di Jorong Tabek banyak pohon enau. Nira pohon enau yang telah disadap diolah menjadi bubuk gula semut melalui proses pemanasan nira melalui oven yang menggunakan bahan bakar gas.

Sementara proses produksi dilakukan dengan teknik pemukulan pangkal bunga pohon enau untuk merangsang aliran nira ke bambu penampung. Kini usaha tersebut dikelola 20 kepala keluarga. Produksi harian gula semut aren 10-20 kg bahkan pernah mencapai 50 kg/hari dengan akses pasar memadai.

“Kalau produksi bulanan, optimal bisa mencapai 1.500 kilogram. Proses produksi saat ini cukup terbatas dan dapat ditingkatkan dengan peluang pasar yang lebih menjanjikan,” paparnya.

Menurut Kasri, keunggulan produk gula semut aren adalah pohon enau berada di ketinggian di atas 1.500 mdpl dan ditopang suhu 18-24 derajat Celcius. Kondisi geografif itulah menciptakan kadar gula tinggi dengan tekstur lebih halus pohon enau.

Limbah produksi gula semut aren dijadikan pakan magot

IMG_7166.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).

Produksi gula semut aren dari pohon enau ada limbah produksi dan sampah. Tapi limbah itu juga mampu diolah masyarakat menjadi pakan maggot mulai beroperasi sejak 2021.

Kasri menjelaskan, pengolahan limbah organik bersumber dari gula semut dan gula batu berbahan baku tebu, serta dari kegiatan harian warga. Magot yang sudah dewasa dijadikan bahan pakan ikan untuk Kolam Ikan KBA.

Sedangkan pengumpulan bank sampah tempat pengelolaan sampah non organik berbahan baku plastic (botol, kemasan plastic) besi dan berbentuk logam lainnya akan dibawa ke luar kawasan Jorong Tabek. Hasil penjualan limbah nonorganik dihitung sebagai tabungan dalam nilai rupiah dapat dapat diuangkan dalam periode kapanpun.

“Sebagian dikembalikan ke warga yang menyetorkan limbah yang dicatat dalam bentuk buku tabungan, Sebagian lagi dikumpulkan untuk mendukung kegiatan ekonomi lainnya. Termasuk untuk membangun fasilitas-fasilitas warga di daerah wisata KBA Astra,” kata Kasri.

KBA terus berkembang, warga bikin kolam ikan

IMG_7170.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).

Lantaran KBA Jorong Tabek terus berkembang, tak membuat warga berpuas diri. Mereka juga berinisiatif membuat kolam ikan KBA.

Menurut Kasri, kolam ikan KBA itu sarana hiburan dan tempat rekreasi mini yang dibangun sebagai ekosistem ekonomi sirkuler di daerah Jorong Tabek. Selain itu, tempat menampung produksi magot.

Terkait operasional, ia menambahkan, dioperasikan dengan pola biaya masuk untuk penikmat olahraga pancing ikan yang datang dari daerah lain di luar Jorong Tabek. Tak ayal, konsep bisnis tersebut rata-rata penghasilan bersih kolam ikan sekitar Rp5 juta per bulan.

“Ini pun dijadikan sebagai bagian untuk mendukung eknomi masyarakat yang kurang mampu untuk kebutuhan kesehatan dan pendidikan warga,” terangnya.

Picu gerakan ekonomi sirkuler

IMG_7151.HEIC
Rumah Pintar Kampung Berseri Astra (KBA) Jorong Tabek Nagari Talang Babungo, Kecamatan Hiliran Gumanti, Kabupaten Solok, Sumatra Barat. (Dok. Anugerah Pewarta Astra 2025).

Kasri mengatakan, berbagai inovasi diinisiasi warga mulai dari produksi gula semut, pakan magot, bank sampah, dan kolam ikan memicu dampak ekonomi sirkuler di KBA Jorong Tabek. Siapa sangka, Jorong Tabek dulunya daerah terisolir, kini tercipta ekonomi kerakyatan daerah. Itu lantaran, KBA Jorong Tabek kekinian desa wisata yang terbuka untuk umum. Di tempat ini, ada fasilitas 45 Home stay siap menerima kunjungan wisata dari daerah lainnya. 

Kasri secara gamblang mengemukakan, ekonomi sirkuler menjadi pendorong penguatan kemampuan keuangan masyarakat di Jorong Tabek. Bahkan, menjadi salah satu jaminan pendidikan dan kesehatan untuk keluarga yang kurang mampu di  Jorong Tabek. Selain itu, menjadi bagian usaha yang mampu menambah pembiayaan beasiswa untuk 20 penerima beasiswa anak muda berprestasi di Jepang.

Seiring berjalannya waktu, Rumah Pintar KBA Jorong Tabek kini menjadi simbol desa wisata budaya edukasi sekaligus pusat inspirasi dan laboratorium ekonomi sirkuler di Kawasan Talang Babungo. Warga daerah ini pun dengan tangan terbuka menerima kunjungan dari berbagai masyarakat.

Di sana, warga bisa berinteraksi bak perpustakaan budaya dan ruang berbagi konsep ekonomi kerakyatan. Selain itu, menggali model ekonomi sirkuler melalui diskusi dengan pegiat sosial. Bahkan, Rumah Pintar KBA Jorong Tabek kini menjadi titik kumpul bagi 90 pegiat ekonomi setempat notabene sebagian besar ibu rumah tangga untuk menggali dan menguji ide.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us