- Kesesuaian harga dengan kemampuan finansial,
- Prioritas kebutuhan,
- Otentikasi kredibilitas sumber barang atau layanan, dan
- Pertimbangan dampak pembelian terhadap lingkungan.
Cegah Pinjol Ilegal, Itera Bekali Warga Banjar Agung Literasi Keuangan

- Literasi keuangan rendah, berdampak pada kondisi finansial keluarga
- Rencana keuangan realistis, mulai dari dana darurat hingga investasi
- Bahaya pinjaman online ilegal juga jadi perhatian utama
Lampung Selatan, IDN Times - Dosen dan mahasiswa Institut Teknologi Sumatera (Itera) menggelar edukasi literasi keuangan keluarga bagi masyarakat Desa Banjar Agung, Lampung Selatan. Kegiatan ini menjadi bagian program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Rekognisi melibatkan mahasiswa dari Program Studi Farmasi, Sains Aktuaria, dan Teknologi Industri Pertanian.
Tujuan utama kegiatan ini adalah membekali masyarakat dengan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan rumah tangga, sekaligus meningkatkan kewaspadaan terhadap jerat pinjaman online (pinjol) ilegal kian marak terjadi dan kerap menimbulkan kerugian besar.
1. Literasi keuangan masih rendah, berdampak pada kondisi finansial keluarga

Dosen Sains Aktuaria Itera, Amalia Listiani menegaskan pentingnya perencanaan keuangan keluarga di tengah meningkatnya kebutuhan hidup. Ia menyampaikan, berdasarkan Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) 2022, tingkat literasi keuangan masyarakat Indonesia baru mencapai 49,68 persen, angka yang masih jauh dari ideal.
“Rendahnya literasi keuangan membuat banyak keluarga tidak punya dana darurat, penghasilan cepat habis, gaya hidup konsumtif, hingga terjerat pinjaman ilegal,” jelas Amalia. Untuk membantu masyarakat memahami dasar pengelolaan uang, Amalia memperkenalkan konsep KPOP sebagai prinsip sederhana dalam mengambil keputusan finansial.
KPOP meliputi:
Konsep ini dinilai mudah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat bisa lebih terencana dalam mengelola keuangan.
2. Rencana keuangan yang realistis, mulai dari dana darurat hingga investasi

Amalia juga memberikan panduan praktis menyusun rencana keuangan keluarga. Mulai dari pembentukan dana darurat sebesar enam kali pengeluaran bulanan bagi individu dan dua belas kali untuk keluarga, hingga perlindungan finansial melalui BPJS atau asuransi.
Ia juga mendorong masyarakat untuk mulai berinvestasi sedini mungkin lewat instrumen yang mudah dijangkau seperti emas, properti, reksa dana, maupun saham.
“Biasakan mencatat semua pemasukan dan pengeluaran harian. Ini penting agar kita tahu arus kas rumah tangga dan bisa mengontrol utang agar tidak melebihi 30 persen dari pendapatan bulanan,” katanya.
3. Bahaya pinjaman online ilegal juga jadi perhatian utama

Tak hanya soal perencanaan, Amalia juga mengingatkan masyarakat akan bahaya pinjol ilegal. Menurutnya, pinjaman ilegal umumnya memiliki bunga dan denda tinggi, menyalahgunakan data pribadi, serta melakukan penagihan dengan cara-cara menekan secara psikologis.
“Masyarakat harus berhati-hati dan hanya meminjam dari lembaga resmi yang diawasi OJK. Jangan mengambil keputusan finansial secara terburu-buru tanpa pertimbangan matang,” ujarnya.
Perwakilan Desa Banjar Agung, Ernawati, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan tersebut. Ia mengakui, banyak warga desa yang selama ini kesulitan mengelola keuangan rumah tangga secara tepat.
“Edukasi seperti ini sangat bermanfaat bagi kami. Harapannya, ilmu yang sudah kami dapatkan tidak hanya berhenti sebagai pengetahuan, tetapi benar-benar dipraktikkan untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga,” ujarnya.