Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

6 Alasan Menjadi Pemimpin Harus Siap Dikritik, Gak Mudah Lho!

unsplash.com/Smartworks Coworking

Jangan harap menjadi pemimpin tentang kehormatan dan perlakuan istimewa. Jika dua ekspektasi ini tergambar di pikiran, sesegera mungkin harus dihilangkan. Karena menempati posisi menjadi seorang pemimpin bukan perkara mudah.

Ada banyak tantangan yang akan kamu hadapi, di antaranya kritikan dari berbagai pihak. Jangan merasa jadi orang yang paling benar sendiri. Melalui artikel ini, kamu akan mengetahui tujuh alasan menjadi pemimpin harus siap dikritik.

1. Sebagai salah satu langkah untuk memperbaiki diri

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/August de Richelieu)

Seorang pemimpin juga selayaknya manusia biasa. Pada waktu tertentu bisa saja berbuat kecerobohan. Seperti mengambil keputusan yang salah, atau kurang bijaksana dalam bersikap. Padahal sosok pemimpin adalah seorang panutan.

Ada alasan kuat mengapa seorang pemimpin harus siap dikritik. Berawal dari sini sebagai upaya untuk memperbaiki diri. Adanya kritikan membuat seseorang tahu letak kesalahan dan kekurangannya. Setelahnya, bisa berbenah menjadi pemimpin yang berkualitas.

2. Kritikan mencerminkan komunikasi terbuka

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/Mikhail Nilov)

Seseorang menempati jabatan sebagai seorang pemimpin kerap lupa diri. Merasa memiliki kedudukan tertinggi, tidak mau lagi terbuka terhadap saran dan pertimbangan  orang lain. Pemikiran dan keputusannya dianggap sebagai satu-satunya kebenaran.

Tindakan seperti ini tidak bisa dibenarkan. Sebagai seorang pemimpin harusnya siap menerima kritikan. Itu bukan sebagai langkah untuk menjatuhkan.

Tapi kritikan mencerminkan komunikasi yang terbuka. Evaluasi bisa berasal dari seluruh pihak, bukan hanya berdasarkan penilaian subjektif.

3. Jika ada yang kurang sesuai, seorang pemimpin bisa segera sadar

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Seorang pemimpin juga tidak luput dari kekeliruan. Dari sikap dan tindakannya terkadang kurang sesuai. Alih-alih mawadahi tujuan bersama, justru menghancurkan seluruh rencana. Tidak jarang berhadapan dengan risiko terburuk.

Sebagai seorang pemimpin juga harus memiliki kelapangan hati saat dikritik. Langkah ini untuk menyadarkan jika masih ada yang kurang sesuai. Seorang pemimpin bisa segera introspeksi diri dan memperbaiki sikap serta keputusannya.

4. Memang tugas seorang pemimpin mewadahi aspirasi banyak orang

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/Mikhail Nilov)

Mewadahi aspirasi banyak orang tidak semudah yang terlihat. Karena setiap individu memiliki pemikiran masing-masing tidak bisa disamakan. Otomatis tujuan dan ambisi antar orang juga berbeda. Seorang pemimpin harus memiliki pemahaman mendalam atas hal tersebut.

Ternyata turut menjadi alasan logis mengapa seorang pemimpin harus siap menerima kritikan. Karena di sinilah bentuk mewadahi aspirasi banyak orang. Adanya kritikan, seorang pemimpin jadi tahu tujuan dan keinginan masing-masing pihak. Kemudian bisa menyelaraskan rencana agar tidak saling bertentangan.

5. Sebagai bahan pertimbangan mengambil keputusan secara bijak

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/Thirdman)

Keputusan alangkah baiknya diambil dengan pertimbangan bijaksana. Karena ini yang memengaruhi arah ke depan. Ketika keputusan diambil berdasarkan pertimbangan sepihak, tentunya menimbulkan konflik dan pertentangan.

Sebagai seorang pemimpin harus bisa menempatkan diri secara tepat. Termasuk di antaranya siap menerima kritikan. Hal itu jangan dijadikan sebagai penghambat ambisi. Namun kritikan dari banyak orang sebagai bahan pertimbangan sehingga mampu mengambil keputusan secara bijaksana.

6. Menuntut kedewasaan berpikir

ilustrasi orang-orang kantor (pexels.com/Apunto group agencia de publicidad)

Organisasi sebaiknya dipimpin oleh seseorang yang memiliki kedewasaan berpikir. Keputusan diambil berdasarkan pertimbangan matang. Bukan menuruti tuntutan emosi sesaat, apalagi disetir seseorang demi ambisi tertentu.

Untuk kamu yang saat ini menempati jabatan sebagai pemimpin, harus siap jika dikritik. Penilaian dari orang lain bisa dijadikan ajang untuk menuntut kedewasaan berpikir.

Kamu lebih berhati-hati lagi saat hendak mengambil keputusan. Termasuk menempatkan diri sebagai manusia tegas dan tidak mudah dikendalikan.

Pemimpin bukan satu-satunya sosok yang paling berkuasa dan menuntut diistimewakan. Sebaliknya, menjadi seorang pemimpin harus siap menerima kritikan. Karena di sinilah langkah awal introspeksi diri. Kritikan dari orang lain membuat seorang pemimpin tahu letak kekurangan dan kesalahannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us