Kaum Perempuan Lampung Ragu Vaksin COVID-19 dari Pemerintah 

Alasan penolakan karena vaksin belum teruji klinis

Bandar Lampung, IDN Times - Kementrian kesehatan bersama Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dengan dukungan UNICEF dan WHO belum lama ini menggelar survei nasional tentang penermaan vaksin covid-19. Kesimpulannya, dua pertiga dari 115 ribu lebih responden menyatakan bersedia menerima vaksin covid-19. Selain itu, tiga perempat responden mengaku sudah mengetahui soal kabar vaksinasi.

Merujuk hal itu IDN Times, membandingkan hasil survei dengan opini naratif masyarakat di berbagai daerah. Salah satunya ada kaum perempuan usia 30 tahun ke atas. 

1. Mau menerima vaksin jika hasil uji klinis berhasil

Kaum Perempuan Lampung Ragu Vaksin COVID-19 dari Pemerintah IDN Times/Istimewa

Febrilia Ekawati (35) lingkungan asal Lampung, bersedia divaksin apabila hasil uji klinis vaksinnya berhasil. Hal itu lantaran profesinya sebagai pekerja sosial yang banyak bertemu dengan berbagai kalangan masyarakat serta pergi ke lintas kabupaten dan provinsi .

“Saya kan sering pergi-pergi jadi rentan terpapar COVID-19. Dengan adanya vaksin bisa melindungi tubuh saya dari serangan virus,” ujarnya, Jumat (27/11/2020).

Selain itu Febri menyatakan, informasi yang disampaikan pemerintah mengenai vaksin sering dia akses melalui lama resmi pemerintah, kemudian SMS yang memberitahukan peningkatan kasus COVID-19 serta membaca media online tentang persiapan pemerintah dalam menyediakan vaksin untuk masyarakat Indonesia.

Menurutnya, vaksin satu dari beberapa cara untuk mencegah terpaparnya COVID-19 melalui peningkatan imunitas. Namun disiplin menerapkan protokol kesehatan harus tetap diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Tapi kalau uji klinis vaksinnya belum berhasil ya jangan juga pemerintah memaksakan diri melakukan vaksinasi masal kepada masyarakat,” imbuhnya.

Baca Juga: Rekor Lagi! Sehari 157 Kasus COVID-19 di Lampung

2. Belum membutuhkan vaksin

Kaum Perempuan Lampung Ragu Vaksin COVID-19 dari Pemerintah IDN Times/Istimewa

Pendapat lainnya disampaikan Lutfi Yulisa ibu rumah tangga berusia 30 tahun. Ia menilai, saat ini belum begitu membutuhkan vaksin. Alasannya, dia merasa tidak banyak melakukan aktivitas di luar rumah.

Terlebih informasi yang dia dapatkan terkait vaksin sangat meragukan. Alhasil, dia belum bisa memutuskan untuk menerima atau menolak jika pemerintah menyediakan vaksin bagi masyarakat.

“Masih ragu mau nolak atau gak. Karena belum ngliat vaksin itu nanti bagus atau enggak. Ya kalau saya sebenarnya gak ngikutin banget tentang vaksin tapi kalau setau saya baca yang kasus sempet nolak vaksin karena bukan pilihan yang tepat. Terus gak yakin itu kan produksi dari luar. Sementara kalau vaksin produksi Indonesia belum ada ,”paparnya.

3. Vaksin belum teruji klinis

Kaum Perempuan Lampung Ragu Vaksin COVID-19 dari Pemerintah IDN Times/Istimewa

Melihat banyaknya penjualan obat maupun vaksin di pasaran Anggraini salah satu pengusaha kain di Bandar Lampung menjadi ragu dengan khasiat dari vaksin itu sendiri. Sehingga jika pemerintah mengeluarkan vaksin dia mengaku tidak bersedia untuk divaksin.

Menurutnya, vaksin tersebut belum teruji klinis dan belum terbukti keampuhannya sehingga dia perlu berjaga-jaga. “Efek jangka panjangnya terhadap tubuh belum diketahui. Sekarang ini banyak vaksin atau obat yang beredar tapi pada akhirnya ditarik dari peredaran,” akunya.

4. Lampung terima 4.988.624 vaksin dari pemerintah

Kaum Perempuan Lampung Ragu Vaksin COVID-19 dari Pemerintah Vaksin COVID-19 Sinovac, Minggu (19/7) tiba di Soetta dan langsung dibawa ke Bandung untuk segera mulai Uji Klinis oleh Biofarma dan FK Unpad (Dok. IDN Times/Istimewa)

Pemerintah pusat rencananya akan menyalurkan sebanyak 4.988.624 vaksin untuk penanganan COVID-19 di Provinsi Lampung.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Lampung, dr Reihana, mengatakan, alokasi penerima vaksin berdasarkan kategori. Dari kuota vaksin untuk Lampung tersebut, akan menyasar tenaga kesehatan dan petugas pendukung di fasilitas layanan kesehatan sebanyak 22.141 vaksin.

Vaksin juga akan didistribusikan melalui peserta Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan (BPJS) sebanyak 2.862.051 vaksin; petugas pelayanan publik sebanyak 475.372 vaksin. Sedangkan kuota untuk masyarakat dan pelaku ekonomi mencapai 1.629.060 vaksin.

Baca Juga: Lampung Terima 4.988.624 Vaksin COVID-19, Ini Calon Penerimanya

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya