Santri Zaman Now, Cerdas Teknologi Tanpa Lepas Nilai Tradisi

- Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 menandai satu dekade peringatan, menegaskan peran pesantren sebagai pilar pendidikan dan spiritual bangsa.
- Tema Hari Santri 2025, "Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia", menekankan pentingnya peran aktif santri dalam membangun masa depan Indonesia yang gemilang.
- Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Metro mengapresiasi antusiasme ribuan santri dan dukungan penuh Pemerintah Kota Metro terhadap peringatan Hari Santri ke-10.
Metro, IDN Times - Lapangan Mulyojati Kota Metro dipenuhi lautan manusia. Lebih dari 5.000 santri dari berbagai pondok pesantren di Kota Metro dan sekitarnya tumpah ruah mengikuti Apel Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025.
Upacara khidmat dipimpin langsung Wali Kota Metro, Bambang Iman Santoso, ini bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan momen refleksi atas peran besar santri dalam perjalanan bangsa.
“Negara hadir untuk pesantren. Pemerintah telah meninjau langsung lokasi, memberikan bantuan, dan memastikan pemulihan berjalan baik. Ini bukti bahwa negara peduli terhadap pesantren dan para santri,” ucap Wali Kota membacakan pesan Menteri Agama, sembari mengajak peserta untuk mendoakan para korban musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan 67 santri wafat.
1. Satu dekade peringatan Hari Santri Nasional

Penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional berakar dari Resolusi Jihad KH Hasyim Asy’ari tahun 1945, yang membangkitkan semangat perjuangan melawan penjajah hingga lahirnya peristiwa heroik 10 November di Surabaya.
“Dari semangat itu, lahirlah keberanian luar biasa para santri, ulama, dan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Inilah semangat yang harus kita warisi,” lanjut wali kota.
Tahun 2025 menjadi momen istimewa karena menandai satu dekade peringatan Hari Santri Nasional. Dalam rentang waktu itu, pesantren telah membuktikan diri sebagai pilar pendidikan, moral, dan spiritual bangsa.
“Sepuluh tahun bukan waktu yang singkat. Dari pesantrenlah lahir pemimpin, ulama, dan pemikir yang ikut mengarahkan masa depan bangsa,” ujarnya.
2. Santri tidak boleh hanya menjadi penonton

Tema Hari Santri 2025, yaitu “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia”, disebut sebagai refleksi tekad para santri untuk menjadi penjaga kemerdekaan dan penggerak kemajuan bangsa di era modern..
“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton. Santri harus tampil sebagai pelaku sejarah baru, membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin untuk membangun dunia yang damai dan berkeadaban,” kata Bambang.
Ia juga mengapresiasi kebijakan pemerintah yang berpihak pada pesantren, mulai dari UU Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren hingga Perpres Nomor 82 Tahun 2021 tentang Pendanaan Pesantren, termasuk pembentukan Dana Abadi Pesantren.
“Ini wujud komitmen negara dalam memastikan pesantren tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga pusat pemberdayaan dan pendidikan unggul,” lanjutnya.
Selain dukungan kebijakan, wali kota juga menyoroti program nasional seperti Makan Bergizi Gratis (MBG) dan Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang kini turut menyentuh kalangan santri.
“Program ini jadi sejarah baru. Santri kini tidak hanya cerdas spiritual, tapi juga kuat fisik dan mental untuk menyongsong masa depan Indonesia yang gemilang,” katanya.
Wali Kota juga mengajak seluruh santri untuk menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan bahasa dunia sebagai bagian dari dakwah di era digital.
“Jadilah santri yang berilmu, berakhlak, dan berdaya. Dari tangan para santrilah masa depan Indonesia akan ditulis,” pesannya.
3. Antusiasme ribuan santri dan jalan sehat kebangsaan

Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Metro, Abdul Haris, turut menyampaikan apresiasi atas dukungan penuh Pemerintah Kota Metro terhadap peringatan Hari Santri ke-10 ini.
“Awalnya panitia memperkirakan sekitar 2.000 peserta, tapi antusiasme luar biasa membuat jumlahnya membeludak hingga lebih dari 5.000 santri,” ujarnya.
Selain apel, peringatan Hari Santri juga dimeriahkan dengan Jalan Sehat Kebangsaan dan penanaman pohon di SMK Darul A’mal Kota Metro, sebagai simbol santri peduli lingkungan dan masa depan hijau Indonesia.
“Semoga Hari Santri menjadi momentum memperkuat semangat perjuangan para kiai dan santri, agar santri Indonesia makin berdaya dan berkiprah di tingkat global,” terangnya.