Unila Dorong Riset Energi Bersih dan Kecerdasan Buatan
- Akademisi dan praktisi berbagi gagasan dan hasil riset terkini, termasuk tentang energi bersih dan kecerdasan buatan.
- Konferensi menghadirkan narasumber dari dalam dan luar negeri, membahas sistem energi berbasis kecerdasan buatan dan strategi transisi ke energi bersih.
- Unila menegaskan perannya sebagai pusat penelitian dan inovasi energi terbarukan serta teknologi konvergensi di Asia Tenggara.
Bandar Lampung, IDN Times - Fakultas Teknik (FT) Universitas Lampung (Unila) kembali menunjukkan kiprahnya di kancah internasional dengan menyelenggarakan Konferensi Internasional Ketiga tentang Teknologi Konvergensi dalam Teknik Elektro dan Informatika (ICCTEIE 2025).
Mengusung tema “The Future of Energy Transition in the Era of Artificial Intelligence”, kegiatan berlangsung selama dua hari di Ballroom Hotel Emersia Lampung, Bandar Lampung.
1. Akademisi dan praktisi berbagi gagasan dan hasil riset terkini
Acara dibuka secara resmi oleh Wakil Rektor Bidang Akademik Unila, Suripto Dwi Yuwono, mewakili Rektor Unila. Dalam sambutannya, Suripto menegaskan konferensi ini menjadi momentum penting bagi akademisi dan praktisi untuk berbagi gagasan dan hasil riset terkini mengenai masa depan energi berkelanjutan di era kecerdasan buatan.
"Unila berkomitmen untuk terus mendorong kerja sama global dan riset inovatif di bidang artificial intelligence serta energi bersih,” ujarnya.
2. Menghadirkan berbagai narasumber dari dalam dan luar negeri
Konferensi ini menghadirkan berbagai narasumber dari dalam dan luar negeri. Ralf Muller dari Jerman memaparkan bagaimana sistem energi berbasis kecerdasan buatan dapat meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan di masa depan.
Dari Indonesia, Samuel Pasaribu (TelkomInfra) menjelaskan peran infrastruktur digital dalam mendukung ekosistem energi cerdas. Sementara Chairani Rachmatullah (PLN) menguraikan strategi percepatan transisi ke energi bersih dan digitalisasi sektor ketenagalistrikan.
Dari Malaysia, Muzaffar Hamzah memaparkan hasil riset tentang integrasi sistem tenaga listrik berbasis data, sedangkan Daniel Eghbal dari Australia menyoroti peluang kolaborasi riset internasional.
3. Unila menegaskan perannya sebagai pusat penelitian dan inovasi energi
Pemaparan dari Unila, Sri Ratna menampilkan kontribusi akademisi lokal dalam riset elektro–informatika untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Melalui ICCTEIE 2025, Unila menegaskan perannya sebagai pusat penelitian dan inovasi energi terbarukan serta teknologi konvergensi di Asia Tenggara.
“Semoga dari Lampung lahir gagasan besar yang dapat mendorong dunia menuju masa depan energi yang lebih cerdas dan berkelanjutan,” tutup Suripto.
