Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Polemik Sumber Air AMDK, Ini Kata Pakar Hidrogeologi

IMG-20251023-WA0021.jpg
Ilustrasi pabrik air minum dalam kemasan. (IDN Times/Istimewa).
Intinya sih...
  • Air pegunungan yang digunakan untuk AMDK bukan langsung dari mata air permukaan, melainkan dari sistem akuifer bawah tanah yang dihasilkan dari proses alami hujan.
  • Industri memilih sumber air pegunungan karena tidak semua air tanah aman dikonsumsi, seperti mengandung Kromium VI yang beracun, sehingga harus dianalisis terlebih dahulu.
  • Kualitas air juga bergantung pada lapisan batuan, dengan batu pasir, kapur, dan gamping dianggap baik sebagai sumber air, sedangkan batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Air pegunungan kerap dijadikan klaim utama industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Bagi sebagian orang, ada yang menafsirkan air pegunungan itu langsung diambil dari sumber mata air permukaan yang ada di pegunungan seperti disampaikan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) saat kunjungannya ke pabrik Aqua di Subang awal pekan ini.

Penafsiran tersebut pun diluruskan pakar-pakar hedrogeologi. “Saya sempat mengira bahwa Aqua memanfaatkan air mata air pegunungan sebagaimana yang sering digambarkan dalam iklan. Namun kenyataannya berbeda. Artinya di dalam pikiran saya bahwa airnya adalah air mata air. Karena namanya air pegunungan kan? Tapi kenapa dibor,” ujar KDM.

Pakar hidrogeologi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Prof Lambok M. Hutasoit, menjelaskan, yang dimaksud air pegunungan yang digunakan industri Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) itu bukanlah langsung dari mata air yang muncul di permukaan daerah pegunungan. Menurutnya, sumber air pegunungan itu berada dalam sistem akuifer yang dihasilkan dari proses alami di pegunungan, yaitu hujan yang meresap ke dalam tanah, lalu mengalir ke sumber air dan diambil dari akuifer bawah tanah di pegunungan.

Dia menegaskan, ada alasan ilmiah mengapa industri besar memilih sumber air dari pegunungan dibanding air tanah biasa. Menurutnya, tidak semua air tanah aman untuk dikonsumsi meski air tanah sering mengandung mineral.

“Salah satunya ada Kromium VI yang sangat beracun. Jadi, tidak sembarangan menggunakan air tanah untuk air minum. Harus dianalisis kimianya terlebih dahulu,” ujarnya.

Selain kandungan kimia, kualitas air juga sangat bergantung pada lapisan batuan. Dari berbagai jenis batuan, yang dianggap baik sebagai sumber air adalah batu pasir, kapur, dan gamping. Sementara itu, batu lumpur dinilai kurang baik karena mudah tercemar.

“Batuan yang mengandung air bisa ditemukan di kedalaman dangkal maupun dalam. Tapi yang dangkal biasanya lebih rawan kontaminasi, baik dari toilet, selokan, maupun limbah lain,” jelas Lambok.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest News Lampung

See More

Pemkab Lamsel Guyur Bantuan Rp20 Juta Bangun Gedung Thoriqoh

23 Okt 2025, 13:07 WIBNews