Siswa Dirundung di Sekolah, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Minta Maaf

Disdik akan melakukan pembinaan kepada sekolah terkait

Bandar Lampung, IDN Times - Sekolah Tunas Mekar Indonesia (TMI) akhirnya meminta maaf kepada pihak korban atas ketidakadilan penanganan kasus perundungan dilakukan siswa SD TMI kepada teman sekelasnya. 

Kepala SD TMI, Sumami menyampaikan penyesalannya atas kasus yang terjadi di lingkungan sekolahnya tersebut. Dalam konferensi pers di SD TMI, Kamis (4/8/2022) ia menyebutkan, kasus ini disebabkan karena miskomunikasi dan kelalaian dari pihak sekolah.

“Mewakili sekolah, saya meminta maaf atas kejadian ini khususnya kepada pihak korban. Memang ini adalah kelalaian guru dan saya sebagai kepala sekolah. Semoga hal ini tidak terjadi lagi dan semoga menjadi pembelajaran buat kami untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak,” kata Sumami.

1. Kronologi kasus perundungan

Siswa Dirundung di Sekolah, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Minta MaafIlustrasi perundungan. IDN Times/Mardya Shakti

Diketahui, kasus perundungan ini terjadi antar siswa satu kelas di SD TMI Bandar Lampung bernama IG (9) dan BM (9). Bahkan akibat perundungan tersebut, IG akhirnya pindah sekolah karena tak nyaman lagi bersekolah di sana.

Orang tua korban yang mengetahui kejadian ini lantas meminta sekolah menindak lanjuti pelaku perundungan anaknya tersebut. Orang tua korban ingin pelaku diskorsing selama seminggu (5 hari sekolah).

Tapi rupanya, pihak sekolah tersebut tidak mengindahkan permintaan orang tua dan seolah menutupi kasus ini. Pasalnya, perundungan pelaku kepada korban bukan pertama kali terjadi, namun sudah keempat kalinya.

Orang tua korban juga mengetahui hal ini bukan atas laporan sekolah melainkan merasa curiga karena anaknya selalu terlihat murung di rumah setiap kali pulang sekolah.

Setelah dipaksa bercerita, korban akhirnya mau mengungkapkan kalau dirinya telah dirundung di sekolah. Hal ini membuat orang tua kecewa kepada pihak sekolah maupun yayasan. Akhirnya, orang tua korban mengirim surat aduan kepada Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung. 

Baca Juga: Truk Sampah DLH Balam Rusak, PR Lama Tak Kunjung Terealisasi

2. Miskomunikasi antara guru dan siswa

Siswa Dirundung di Sekolah, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Minta MaafKepala SD TMI, Sumami (kiri). (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Menanggapi hal ini juga, Sumami menjelaskan periode Juli merupakan bulan masih tergolong baru untuk proses adaptasi tak hanya untuk siswa tapi juga guru. Hal itu dikarenakan, ada pergantian guru setiap tahun ajaran baru.

Tak hanya itu, beberapa teman kelas juga berubah, bahkan ada juga yang pindah sehingga Sumami  menduga IG masih belum nyaman dengan guru dan kelasnya.

“Kelas baru, wali kelas baru, sehingga IG mungkin belum nyaman dengan guru baru ini. Juga guru kami sedang mencari pola anak didiknya seperti apa, pola komunikasi terhadap anak dan orang tua seperti apa, sehingga terjadi miskomunikasi,” katanya.

Ia juga mengatakan selama proses masuk sekolah, masih dalam tahap mengenali satu sama lain, sehingga komunikasi antara guru dan siswa belum terbangun.

“Kejadian ini kan terjadi pada minggu pertama ya. Saya berharap ke depan komunikasi ini dapat berjalan dengan baik sehingga anak-anak nyaman bercerita dengan gurunya. Apapun yang sedang terjadi pada dirinya, sehingga tidak terlambat mengatasi dan menengahi masalah yang terjadi,” jelasnya.

3. Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung akan bina sekolah

Siswa Dirundung di Sekolah, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Minta MaafSD TMI. (IDN Times/Rohmah Mustaurida).

Terkait kejadian perundungan terhadap siswa sekolah, Kepala Seksi Kelembagaan Dinas Pendidikan Kota Bandar Lampung, Mulyadi Syukri mengatakan, pihaknya sudah berkunjung ke SD TMI bersama beberapa pihak untuk peninjauan.

"Wali murid ini bisa melaporkan ke kita karena tidak ada tindak lanjut dari pihak sekolah terkait kasus tersebut. Jadi kami langsung bentuk tim untuk ke sana,” katanya.

Mulyadi menuturkan pada kasus ini, dinas pendidikan bertindak sebagai penengah antara korban dan pelaku bully ini. Dikarenakan pihaknya tidak boleh hanya mendapatkan informasi dari satu pihak saja.

“Maka atas kasus ini karena telah berakhir damai, kami akan melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap SD TMI agar kejadian seperti ini tidak lagi terjadi,” lanjutnya.

4. Pendampingan psikolog untuk korban dan pelaku

Siswa Dirundung di Sekolah, Kepala SD Tunas Mekar Indonesia Minta MaafGoogle Image

Mirsan, Kepala UPT Dinas PPPA menyatakan, pihaknya akan langsung menangani dari segi pendampingan tak hanya terhadap korban tapi juga pelaku.

“Tupoksi kami memang untuk membimbing anaknya agar apa yang menjadi hak-hak mereka terpenuhi. Jadi kami akan hadir dengan pendampingan psikolog untuk 2 anak itu yaitu korban dan pelaku, apakah kedua anak itu secara psikisnya terganggu,” jelasnya.

Namun Mirsan menjelaskan, hari ini, pihaknya masih belum bertemu dengan kedua belah pihak. Sehingga secara terpisah timnya akan datang bersilaturahmi ke rumah korban dan pelaku bersama psikolog dan menilai apakah ada masalah atau gangguan psikis pada kedua anak tersebut.

“Tapi di kami, untuk anak-anak seusia mereka itu sebaiknya tidak ada sanksi kepada anak karena dapat mempengaruhi ke depannya. Selain kepada anak nanti kita juga akan edukasi orang tuanya. Kami hanya ingin anak-anak ini kembali ke semula, seperti anak normal lagi. Karena dikhawatirkan nantinya anak-anak lain jadi takut bermain dengan anak itu (pelaku). Kita perlu tanamkan sama anak itu jangan sampai ada stigma negatif,” paparnya.

Baca Juga: Tak Kuat Menanjak Truk di Lampung Hantam Pemotor, Satu Meninggal

Topik:

  • Rohmah Mustaurida
  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya