Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Pesantren Kilat Lapas Narkotika Balam, Napi Belajar Fardhu Kifayah

Para narapidana Lapas Narkotika Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)
Intinya sih...
  • Warga binaan Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung mengikuti program pesantren kilat selama sepekan, termasuk pelatihan fardhu kifayah dan tata cara mengurus jenazah sesuai syariat Islam.
  • Peserta, Firmansyah, menyatakan pengalaman ini memberi wawasan baru dan menjadi pengingat untuk memperbaiki diri sebagai pribadi yang lebih baik.
  • Humas Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung, Heri Wijaya, menegaskan program ini bukan seremonial dan dapat menjadi nilai tambah dalam proses pengajuan remisi atau pengiriman bersyarat bagi warga binaan.

Bandar Lampung, IDN Times – Momen Ramadan dimanfaatkan warga binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung untuk memperdalam ilmu agama. Teranyar, warga binaan mengikuti program pesantren kilat (Sanlat) yang berlangsung selama sepekan.

Salah satu materi utamanya adalah pelatihan fardhu kifayah, Kamis (6/3/2025). Dalam kegiatan ini, ratusan warga binaan tampak khusyuk mendengarkan ceramah, membaca Alquran, serta belajar tata cara mengurus jenazah sesuai syariat Islam.

Materi yang diberikan meliputi proses memandikan, mengafani, hingga menyolatkan jenazah, sebagai bekal saat kembali ke masyarakat.

1. Ajang refleksi diri

Firmansyah narapidana Lapas Narkotika Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Salah satu peserta, Firmansyah, mengatakan, pengalaman ini memberi wawasan baru sekaligus menjadi pengingat untuk memperbaiki diri.

“Ini bukan sekadar pembelajaran, tapi juga refleksi agar kami bisa menjadi pribadi yang lebih baik,” ujarnya.

2. Membawa perubahan

Para narapidana saat menjalani Pesantren Kilat di Lapas Narkotika Bandar Lampung. (IDN Times/Muhaimin)

Humas Lapas Narkotika Kelas IIA Bandar Lampung, Heri Wijaya, menegaskan program ini bukan sekadar kegiatan seremonial.

“Kami berharap setelah kebebasan nanti, mereka bisa membawa perubahan positif dalam hidup dan lingkungan mereka,” katanya.

3. Jadi nilai tambah

Ilustrasi hukum (Dok: ist)

Selain memperkuat spiritualitas, Heri menjelaskan, keikutsertaan dalam program ini juga menjadi nilai tambah bagi warga binaan, terutama dalam proses pengajuan remisi atau pengiriman bersyarat.

“Dengan pelatihan ini, mereka diharapkan bisa menjalani kehidupan yang lebih baik setelah keluar dari lapas,” ujarnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhaimin Abdullah
Martin Tobing
Muhaimin Abdullah
EditorMuhaimin Abdullah
Follow Us