Kolektif Seni Gelar Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh

Pengujung bak merasakan luka tentara Israel tembak jurnalis

Tulangbawang Barat, IDN Times - Di bawah langit gerimis, terlihat barisan perempuan berbaju putih, duduk di kursi dengan mata ditutup kain hitam. Sebuah karangan bunga dengan lukisan Shireen Abu Akleh, berada di sampingnya.

Di sisi yang lain, terlihat dua orang lelaki berbaju hitam dengan mata yang juga ditutup kain menggesek biola. Bunyi biola itu terdengar mengiris perlahan memenuhi ruang seperti luka.

Perlahan-lahan suara biola pun sirna. Kemudian puisi-puisi dari penyair Timur Tengah dibacakan.

Pengunjung seolah merasakan luka

Kolektif Seni Gelar Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu AklehHari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh” digelar oleh Kolektif Seni Tubaba, Minggu ((15/5/2022). (Dok Kolektif Seni Tubaba).

Menyaksikan peristiwa tersebut, para pengunjung Islamic Centre duduk di tepi kolam dan setelah salat azar tampak terdiam dengan wajah yang sayu. Seakan tubuhnya kaku seperti para performer yang duduk di kursi itu, merasakan luka.

Begitulah sepintas jalannya acara “Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh” digelar oleh Kolektif Seni Tubaba. Kegiatan ini berlangung di Komplek Islamic Centre Tulangbawang Barat pukul 17.00–18.25 WIB, Minggu (16/5/2022).

Baca Juga: Toyota Innova Terbakar di Pintu Tol ITERA, Arus Kendaraan Sempat Macet

Nyalakan lilin dan panjatkan doa

Kolektif Seni Gelar Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu AklehHari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh” digelar oleh Kolektif Seni Tubaba, Minggu ((15/5/2022). (Dok Kolektif Seni Tubaba).

Satu-satu setiap peserta acara yang hadir kemudian menyalakan lilin, dalam keremangan cahaya lilin itu doa-doa dipanjatkan. Kemudian seniman, warga dan beberapa wartawan di Tubaba bersama-sama menaburkan bunga ke kolam.

Begitulah acara berakhir sebagai sebuah dialog yang melibatkan semua orang yang hadir untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

"Melanjutkan apa yang diperjuangkan oleh Shireen, dan jangan ada lagi Shireen-shireen lainnya diancam, diculik dan dibunuh karena menulis kebenaran," kata John Heryanto, perwakilan Kolektif Seni Tubaba dalam keterangan resmi.

Diikuti perwakilan berbagai komunitas Tubaba

Kolektif Seni Gelar Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu AklehHari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu Akleh” digelar oleh Kolektif Seni Tubaba, Minggu ((15/5/2022). (Dok Kolektif Seni Tubaba).

John mengatakan, acara tersebut tidak hanya diikuti komunitas seni di Tubaba seperti Komunitas Literasi Tubaba, Komunitas Film Tubaba, Teater Klatak, Garis Budaya Tubaba, Sanggar Sekar Bumi, Dalem Studio Cabang Tubaba, dan siswa Sekolah Seni Tubaba. Tapi juga diikuti oleh beberapa wartawan di Tubaba serta warga sekitar Islamic Center.

Antusias para pengunjung Islamic dan warga sekitar dalam acara tersebut, memerlihatkan semua orang merasa kehilangan. Sebab apa yang dilakukan oleh otoritas Israel yang secara sengaja dan terencana membunuh Shiren Abu Akhleh, bukanlah tindakan pertama kali tapi telah berkali-kali dilakukan.

"Yang jelas sebagai tindakan melanggar Hak Asasi Manusia dan kejahatan perang yang melanggar hukum humaniter. "Maka siapapun yang bernama manusia dan memiliki hati nurani akan tersinggung ketika nilai-nilai kemanusiaan dirampas dan diinjak-injak," ujar John.

Kasus kekerasan jurnalis

Kolektif Seni Gelar Hari Solidaritas Tubaba untuk Shireen Abu AklehMassa Forum Jurnalis Medan menggelar aksi tutup mulut di depan Gedung Pemko Medan, Senin (19/4/2021). Mereka menuntut Wali Kota Bobby Afif Nasution untuk meminta maaf atas insiden dugaan perintangan dan intimidasi oleh tim pengamanan terhadap jurnalis beberapa waktu lalu. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Menelisik peristiwa kekerasan pada jurnalis, peristiwa tersebut bukan hanya terjadi di Palestina saja, tapi bisa terjadi di mana saja. International Jurnalist Federation (IJF) mencatat sejak tahun 1990 sampai kini, ada 2.279 wartawan dibunuh di seluruh dunia dan puncak pembunuhan terhadap wartawan terjadi pada tahun 2006 sebanyak 155 jiwa.

Untuk kontek Indonesia, kita akan ingat wartawan Udin yang dibunuh oleh orde baru pada tahun 1996 dan kasusnya tak terungkap hingga hari ini. Dalam catatan LBH Pers sepanjang tahun 2020 ada 177 kasus kekerasan.

Bahkan menurut catatan Aliansi Jurnalis Independen (AJI), tingkat kekerasan terhadap wartawan di Indonesia meningkat 90 persen dari tahun sebelumya. Pada priode sebulumnya berjumlah 57 dan kini berjumlah 90 kasus kekerasan sepajang Mei 2020 hingga Mei 2022.

Baca Juga: IJTI Lampung Kutuk Israel Tembak Jurnalis Aljazeera Shireen Abu Akleh

Topik:

  • Martin Tobing

Berita Terkini Lainnya