Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mahasiswa ITERA Ubah Limbah Ikan Jadi Pupuk Lolos Lomba 10 Besar

Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) (Dok/Humas Itera)
Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) (Dok/Humas Itera)
Intinya sih...
  • Mahasiswa Sains Lingkungan Kelautan dari Itera, Rendi Telaumbanua, menciptakan pupuk organik cair (POC) dari limbah ikan dan mikroalga Chlorella sp.
  • Rendi memulai inovasi Biogrow setelah mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang.
  • Biogrow memberikan solusi ganda dengan mengurangi limbah perikanan, memberikan alternatif pupuk organik ramah lingkungan, dan mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Bandar Lampung, IDN Times - Siapa sangka, mahasiswa kelautan bisa bersinar di ajang kompetisi pertanian tingkat nasional? Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Sains Lingkungan Kelautan dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) membuktikan, batas antar disiplin ilmu bisa ditembus dengan keberanian dan kreativitas. Lewat ide inovatif menciptakan pupuk organik cair dari limbah ikan dan mikroalga Chlorella sp, Rendi berhasil menembus 10 besar dalam Lomba Karya Tulis Ilmiah Nasional (LKTIN) Agriculture 2025.

Padahal, tema pertanian bukanlah bidang yang akrab dengan jurusannya. Tapi justru dari langkah berani inilah lahir inovasi Biogrow, sebuah solusi ramah lingkungan menggabungkan potensi laut dan kebutuhan pertanian. Cerita Rendi bukan cuma soal prestasi, tapi juga bukti ide besar bisa datang dari tempat tidak terduga.

Berikut IDN Times akan memberikan informasi seputar Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Sains Lingkungan Kelautan dari Itera yang berhasil bikin pupuk organik dari limbah ikan. Yuk, simak kisah inspiratifnya berikut ini!

1. Nekat ikut lomba pertanian meski dari jurusan kelautan

Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) (Dok/Humas Itera)
Rendi Satria Telaumbanua, mahasiswa Program Studi Sains Lingkungan Kelautan, Fakultas Sains, Institut Teknologi Sumatera (Itera) (Dok/Humas Itera)

Awalnya, Rendi tak yakin bisa bersaing di lomba yang bertema pertanian. Namun, dengan semangat eksplorasi lintas bidang, ia mengangkat ide pembuatan Biogrow, pupuk organik cair (POC) dari limbah ikan dan mikroalga Chlorella sp.

“Saya sempat ragu, tapi saya pikir kenapa gak coba tantangan baru?” ujarnya, Jumat (23/5/2025). 

Menurutnya, inovasi ini terinspirasi dari pengalamannya selama mengikuti program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) di Balai Pengujian Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BPKIL) Serang. Di sana, ia mendalami proses analisis mikroalga dan mulai menyadari potensi besar Chlorella sp. yang selama ini belum dimaksimalkan di sektor pertanian.

2. Biogrow, solusi ramah lingkungan berbasis potensi maritim

Ilustrasi lingkungan (IDN Times/Mardya Shakti)
Ilustrasi lingkungan (IDN Times/Mardya Shakti)

Rendi menjelaskan, limbah ikan di Indonesia seringkali dibuang begitu saja. Padahal sebagai negara maritim, Indonesia punya sumber daya ikan yang melimpah. Di sisi lain, mikroalga kaya nutrisi seperti Chlorella sp. juga belum banyak dilirik untuk pertanian.

Lewat Biogrow, Rendi menawarkan solusi ganda yakni mengurangi limbah perikanan dan memberikan alternatif pupuk organik yang ramah lingkungan. POC ini juga berpotensi mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk kimia. Ia menyusun risetnya dengan membaca banyak literatur nasional dan internasional serta berdiskusi lintas kampus.

3. Lawan kampus besar, Rendi tetap percaya diri

ilustrasi lulus kuliah. (IDN Times/Mardya Shakti)
ilustrasi lulus kuliah. (IDN Times/Mardya Shakti)

Di babak final, Rendi sempat merasa minder saat tahu lawan-lawannya berasal dari kampus besar seperti UGM, IPB, ITB, hingga Undip. Tapi ternyata, Biogrow berhasil mencuri perhatian juri dan masuk 10 besar nasional. Bagi Rendi, prestasi ini bukan cuma soal menang lomba.

“Saya belajar pentingnya manajemen waktu, kerja tim, dan yang paling penting, percaya diri meski lawan berat,” tuturnya.

Ia juga berharap inovasi Biogrow bisa terus dikembangkan hingga benar-benar diterapkan di dunia pertanian Indonesia. “Semoga ini jadi awal dari inovasi lintas sektor yang lebih luas,” harap Rendi optimis.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Follow Us