Biaya Pendidikan Turun Picu Lampung Deflasi 1,47 Persen Agustus 2025

- Deflasi 1,47 persen di Lampung pada Agustus 2025
- Pendidikan menjadi penyumbang deflasi terdalam
- Inflasi tertinggi dari rekreasi dan budaya, Lampung Timur tertinggi, Bandar Lampung terendah
Bandar Lampung, IDN Times – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung mencatat pada Agustus 2025, Lampung mengalami deflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) sebesar 1,47 persen. Angka ini lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu yang justru mencatat inflasi 0,07 persen.
Secara tahunan (year-on-year/y-o-y), inflasi Lampung pada Agustus 2025 tercatat sebesar 1,05 persen. Statistisi Ahli BPS Provinsi Lampung, Mayda Nila Fridhowati, menyebutkan angka tersebut lebih rendah dibandingkan Agustus 2024 mencapai 2,33 persen.
1. Pendidikan jadi penyumbang deflasi terdalam

Nila menjelaskan, kelompok Pendidikan mengalami deflasi paling dalam yakni 18,77 persen dengan andil deflasi 1,24 persen. Sebaliknya, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,61 persen dengan andil 0,04 persen.
“Beberapa komoditas yang menahan laju deflasi antara lain bawang merah, beras, parfum, susu cair kemasan, dan shampo,” jelasnya, Selasa (2/9/2025).
Menurut Nila, penyumbang deflasi terbesar berasal dari biaya pendidikan di Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Pertama, serta komoditas tomat, cabai rawit, dan bawang putih.
2. Inflasi tahunan tertinggi dari rekreasi dan budaya

Lebih lanjut Nila menjelaskan, dilihat dari kelompok pengeluaran secara tahunan (y-on-y), inflasi tertinggi tercatat pada Rekreasi, Olahraga, dan Budaya dengan 6,67 persen. Namun kontribusi terbesar terhadap inflasi umum berasal dari kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau yang menyumbang 1,36 persen, dengan inflasi 4,12 persen.
Sementara itu, kelompok Pendidikan kembali mencatat deflasi tahunan cukup dalam, yakni 15,10 persen dengan andil 0,98 persen. BPS juga mencatat lima komoditas penyumbang inflasi tertinggi secara tahunan adalah bawang merah, emas perhiasan, beras, akademi/perguruan tinggi, dan tomat.
"Sementara komoditas yang menahan laju inflasi antara lain biaya pendidikan SMA dan SMP, bawang putih, bensin, serta cabai rawit," ujar Nila.
3. Lampung Timur tertinggi, Bandar Lampung terendah

Nila menambahkan, BPS Provinsi Lampung turut memantau inflasi di empat daerah cakupan Indeks Harga Konsumen (IHK). Inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kabupaten Lampung Timur sebesar 2,48 persen. Sebaliknya, inflasi terendah tercatat di Kota Bandar Lampung sebesar 0,19 persen.
"Untuk deflasi bulanan, Kota Bandar Lampung mengalami deflasi terdalam 1,81 persen, sedangkan deflasi terendah terjadi di Kabupaten Mesuji sebesar 0,40 persen," imbuhnya.