2. Suka menyensor kegagalan atau kekurangan

ilustrasi catur (unsplash.com/JESHOOTS.COM)

Orang senang membuat image palsu juga cenderung menyembunyikan kegagalan atau kekurangannya. Mereka selalu menampilkan sisi terbaik dari diri mereka, bahkan kadang sampai harus menutupi atau merubah fakta.

Misalnya, kamu punya teman yang selalu bercerita tentang kesuksesannya dalam pekerjaan, tapi gak pernah mengakui momen-momen sulit atau kegagalan yang pernah dialaminya.

Ciri yang satu ini seringkali terlihat dari cara mereka merespons pertanyaan atau komentar yang menantang. Mereka bisa menjadi defensif atau mengalihkan topik ketika ada yang mengingatkan tentang kekurangan atau kegagalan yang pernah terjadi.

Jadi, hati-hati ya kalau ada teman yang terlalu sering menutupi bagian kurang menyenangkan dari kehidupannya.

Baca Juga: 5 Hal Paling Disesali Setelah Bercerai dari Pasangan

3. Selalu menampilkan hidup glamour di media sosial

ilustrasi memposting (pexels.com/ready made)

Kita gak bisa menutup mata dari fakta media sosial sering digunakan untuk membangun image palsu. Orang yang suka membuat gambaran palsu tentang hidupnya seringkali akan memposting foto atau cerita yang menunjukkan hidup glamour.

Mereka selalu berbagi foto saat berlibur di tempat-tempat eksklusif, makan di restoran mewah, atau memamerkan barang-barang branded. Tapi, perlu diingat, ini gak selalu mencerminkan kenyataan.

Bisa jadi mereka menghabiskan berjam-jam untuk menata satu sudut ruangan agar terlihat bagus di foto atau bahkan meminjam barang dari teman hanya untuk terlihat lebih mewah. Jadi, jangan mudah terkecoh oleh kesan gemerlap yang mereka ciptakan di dunia maya.

4. Selalu mencari perhatian dan validasi

ilustrasi toa (pexels.com/Pressmaster)

Orang gemar membuat image palsu seringkali sangat membutuhkan perhatian dan validasi dari orang lain. Mereka akan terus-menerus mencari pujian, apresiasi, atau persetujuan untuk mempertahankan citra yang sudah mereka bangun.

Kamu mungkin pernah melihat seseorang selalu menampilkan segala hal dia lakukan dengan harapan mendapat banyak like atau komentar positif. Mereka terobsesi dengan jumlah followers atau teman di media sosial, karena bagi mereka, itu adalah ukuran kesuksesan dan validasi.

Jadi, kalau kamu melihat teman yang terlalu gencar mencari perhatian, mungkin saja mereka sedang berusaha mempertahankan image palsu yang sudah mereka buat.

5. Gak konsisten dalam bercerita atau identitas

ilustrasi mengobrol (pexels.com/August de Richelieu)

Ciri yang satu ini bisa dibilang cukup jelas. Orang yang gemar membuat image palsu seringkali tidak konsisten dalam cerita atau identitas mereka. Mereka suka bercerita tentang pengalaman hidup atau keahlian yang berubah-ubah setiap kali kamu bertemu. Identitas mereka seringkali gak konsisten dan terkesan "fleksibel" sesuai dengan situasi.

Misalnya, hari ini mereka bisa bercerita mereka ahli dalam satu bidang, tapi besoknya mereka terkesan tidak tahu banyak tentang bidang itu. Atau mungkin mereka memiliki cerita hidup yang berubah-ubah tanpa alasan yang jelas.

Nah, kalau kamu merasa ada teman yang seperti ini, hati-hati ya, mungkin mereka sedang mencoba menjaga agar image palsu mereka tetap terjaga.

6. Sulit menerima kritik dan masukan konstruktif

ilustrasi menolak (pexels.com/Monstera)

Terakhir, ciri orang yang gemar membuat image palsu adalah sulit menerima kritik atau masukan konstruktif. Mereka akan sangat defensif atau bahkan marah ketika ada orang yang memberikan saran atau kritik terhadap apa yang mereka lakukan.

Ini karena mereka takut kritik itu akan merusak citra positif yang sudah mereka bangun. Kamu mungkin pernah mengalami situasi di mana memberikan kritik kepada teman yang seperti ini jadi momen yang sangat sensitif.

Mereka akan menolak atau menyalahkan orang lain ketika ada saran yang seharusnya membantu mereka berkembang. Jadi, kalau kamu merasa ada teman yang gak suka menerima masukan, kermungkinan mereka sedang mencoba menjaga agar citra positif mereka tetap utuh.

Penting bagimu untuk bisa lebih bijak dan aware terhadap hal ini, ya. Semoga artikel ini membantumu lebih peka terhadap perilaku orang di sekitarmu. Ingat, kamu harus tetap jujur dan autentik, karena sesungguhnya, image baik yang sesungguhnya lahir dari hal itu.

Baca Juga: 3 Alasan Gak Nuntut Balasan Cinta yang Seimbang dari Pasangan