Tari Bedayo Abung Siwo dari Lampung Utara, Jadi Warisan Tak Benda

- Tari Bedayo Abung Siwo diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia
- Tarian ini sarat dengan makna filosofis dan identitas budaya masyarakat Lampung Utara
- Proses pengakuan melibatkan berbagai pihak untuk melestarikan tarian ini
Lampung Utara, IDN Times - Provinsi Lampung terletak di ujung selatan Pulau Sumatra, dikenal sebagai salah satu daerah kaya akan sumber daya alam dan keindahan alamnya. Namun, daya tarik Lampung tak hanya terletak pada lanskap alamnya saja. Provinsi ini juga memiliki kekayaan budaya begitu beragam dan sarat makna.
Salah satu bentuk warisan budaya Lampung patut diapresiasi adalah seni tari tradisionalnya. Baru-baru ini, Tari Bedayo Abung Siwo, sebuah tarian khas dari Kabupaten Lampung Utara, mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia. Pengakuan ini tak hanya menjadi kebanggaan bagi masyarakat Lampung, tetapi juga menjadi langkah penting dalam melestarikan warisan budaya sarat nilai sejarah dan filosofi.
Berikut IDN Times akan membagikan informasi seputar Tari Bedayo Abung Siwo, mulai dari asal-usulnya, nilai-nilai terkandung di dalamnya, hingga bagaimana tarian ini menjadi representasi identitas budaya masyarakat Lampung Utara.
1. Asal usul dan makna filosofis Tari Bedayo Abung Siwo

Tarian ini mulanya digunakan dalam acara-acara adat bersifat sakral, seperti upacara tolak bala dan pemujaan. Gerakan-gerakannya mencerminkan doa dan harapan masyarakat kepada Sang Pencipta untuk diberikan keselamatan, kesejahteraan, dan perlindungan dari berbagai bencana.
Selain itu, Tari Bedayo Abung Siwo Mego juga sering ditampilkan untuk menyambut tamu agung atau sebagai simbol penghormatan dalam perayaan besar masyarakat Lampung Abung. Tari Bedayo Abung Siwo Mego tidak hanya sekadar tarian, tetapi juga sarat dengan makna filosofis.
Setiap gerakan dilakukan oleh para penari menggambarkan rasa syukur, penghormatan, dan kebersamaan. Tarian ini juga mencerminkan identitas masyarakat Lampung Abung menjunjung tinggi nilai-nilai adat, solidaritas, dan hubungan harmonis dengan alam.
2. Ciri khas Tari Bedayo Abung Siwo Mego

Ciri khas tarian ini terletak pada gerakan penari nan anggun dan teratur, dipadukan dengan musik tradisional lembut dari gamelan klenongan, kendang, gong, dan seruling. Para penari, semuanya perempuan, mengenakan pakaian adat Lampung lengkap dengan siger, kain tapis bersulam benang emas, dan properti kipas sebagai simbol keramahan.
Gerakan-gerakannya, seperti membuka kipas atau langkah kecil teratur, memiliki makna filosofis mendalam, mencerminkan harmoni, penghormatan, dan keindahan tradisi. Tari Bedayo Abung Siwo Mego tidak hanya menjadi hiburan seni tetapi juga menjadi simbol identitas budaya masyarakat Lampung Abung, menjunjung tinggi nilai-nilai adat dan kebersamaan.
3. Tari Bedayo Abung Siwo Mego ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak benda Indonesia

Pada tahun 2024, Tari Bedayo Abung Siwo Mego ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Penetapan tersebut diberikan pada saat Acara Malam Penganugerahan Warisan Budaya Indonesia tahun 2024 di Kota Tua Jakarta pada 16 November 2024 lalu. Acara tersebut dihadiri langsung oleh Kementerian Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon dan Wakil Menteri Kebudayaan, Giring beserta istri.
Proses ini melibatkan berbagai pihak, termasuk komunitas adat, pemerintah daerah, dan para pelaku seni untuk berupaya melestarikan tarian ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Lampung. Penetapan ini merupakan pengakuan terhadap pentingnya Tari Bedayo Abung Siwo Mego sebagai warisan budaya harus dilestarikan dan diwariskan kepada generasi mendatang.
Pengakuan ini juga membuka peluang bagi tarian ini untuk lebih dikenal di tingkat nasional dan internasional sebagai salah satu ikon budaya Lampung. Meski telah mendapatkan pengakuan, Tari Bedayo Abung Siwo Mego menghadapi tantangan dalam pelestariannya.
Modernisasi dan perubahan pola hidup masyarakat sering kali mengurangi minat generasi muda untuk mempelajari dan menampilkan tarian tradisional. Sebab itu, berbagai upaya dilakukan, seperti menyelenggarakan pelatihan seni tari di sanggar-sanggar budaya, dan memasukkan tarian ini dalam kurikulum seni budaya di sekolah-sekolah setempat serta menjadikan Tari Bedayo Abung Siwo Mego sebagai atraksi utama dalam acara-acara pariwisata Lampung Utara.
Melalui berbagai langkah tersebut, diharapkan Tari Bedayo Abung Siwo Mego dapat terus lestari dan menjadi kebanggaan masyarakat Lampung serta Indonesia secara umum.