Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Mudik Antimainstream, Dua Pemudik Gowes dari Serang ke Lampung

Dua pemudik, Riko dan Rizal yang menggunakan sepeda di Bakauheni Lampung.(IDN Times/istimewa)
Intinya sih...
  • Dua pemuda asal Serang, Banten, Riko dan Rizal, pulang kampung dengan gowes sejauh 300 km menuju Kemiling, Kota Bandar Lampung.
  • Mudik dengan sepeda mencerminkan gaya hidup hemat dan sehat, terhindar dari macet, bebas stres, dan tetap bugar selama perjalanan.
  • Riko bahkan melakukan mudik sendiri kali ini, sementara istri dan anaknya tetap di Serang. Mereka memilih cara klasik dan penuh makna untuk merayakan lebaran bersama keluarga.

Lampung Selatan, IDN Times – Arus mudik Lebaran didominasi kendaraan bermotor dan padatnya jalur transportasi, dua pemuda asal Serang, Banten, memilih cara antimainstream untuk pulang kampung.

Mereka adalah Riko dan Rizal, dua sahabat sekaligus pehobi sepeda yang sudah gowes sejauh 300 kilometer menuju Kemiling, Kota Bandar Lampung.

Mereka mengaku sudah empat kali berturut-turut mudik dengan cara ini sejak 2022. Bagi mereka, mudik bukan soal kecepatan, tapi tentang perjalanan penuh tantangan dan kepuasan batin.

"Capek iya, tapi rasa lelah itu hilang begitu sampai rumah dan ketemu keluarga," ujar Rizal saat ditemui IDN Times di Pelabuhan Bakauheni, Sabtu (5/4/2025).

1. Gaya hidup sehat dan irit biaya

Riko, pemudik yang menggunakan sepeda di Bakauheni Lampung.(IDN Times/istimewa)

Bukan sekadar hobi, pilihan mudik dengan sepeda ini juga mencerminkan gaya hidup hemat dan sehat. Riko menyebut gowes membuat mereka terhindar dari macet, bebas stres, dan tetap bugar selama perjalanan.

"Kalau pakai sepeda, bisa santai nikmati pemandangan, gak kena macet, irit juga. Cuma bawa barang seperlunya aja, yang penting aman," jelas Riko.

Ia mengaku bekal yang mereka bawa pun sederhana pakaian secukupnya, perlengkapan mandi, baterai lampu sepeda untuk perjalanan malam, hingga beberapa bungkus kerupuk kemplang sebagai oleh-oleh.

2. Trip demi silaturahmi

Dua pemudik, Riko dan Rizal yang menggunakan sepeda di Bakauheni Lampung.(IDN Times/istimewa)

Meski menempuh perjalanan panjang 5-7 jam, bahkan hingga seharian jika hujan turun, semangat mereka tak pernah padam. Riko bahkan melakukan mudik sendiri kali ini, sementara istri dan anaknya tetap di Serang.

"Tahun ini saya sendiri. Istri dan anak lebaran di Serang. Dulu sempat ikut tapi naik kendaraan umum, saya tetap gowes," tambahnya.

3. Antigengsi

Suasana arus balik di kantong parkir deremaga sepeda motor Bakauheni. (IDN Times/Muhaimin)

Gaya mudik ala Riko dan Rizal ini bisa jadi inspirasi buat anak muda yang ingin mencoba sesuatu yang beda. Di era serba cepat, mereka justru memilih cara klasik dan penuh makna untuk merayakan lebaran bersama keluarga.

"Buat kami, mudik bukan sekadar sampai tujuan, tapi juga prosesnya. Lewat sepeda, perjalanan itu jadi lebih terasa," tutup Rizal.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us