Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Anak Nelayan Lampung Raih Juara Internasional IoT di China

Mahasiswa IIB Darmajaya, Ramadanzah, berhasil menjadi juara internasional China-ASEAN Education Cooperation Week Vocational Skill Competition IoT di Nantong Vocational University (NTVU), China
Mahasiswa IIB Darmajaya, Ramadanzah, berhasil menjadi juara internasional China-ASEAN Education Cooperation Week Vocational Skill Competition IoT di Nantong Vocational University (NTVU), China (Dok.IIIB Darmajaya)
Intinya sih...
  • Prestasi internasional di tengah persaingan 10 negaraKeberhasilan Ramadanzah dan Muhammad Rifki Hidayat menjadi capaian membanggakan, mengingat kompetisi ini mempertemukan peserta dari berbagai negara dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan teknis beragam.
  • Latar belakang keluarga dan perjuangan pendidikanDi balik prestasi tersebut, Ramadanzah memiliki latar belakang kehidupan yang penuh perjuangan. Ia berasal dari Kabupaten Tulang Bawang, Kecamatan Dente Teladas.
  • Pengalaman pertama ke luar negeri dan motivasi ke depanKeikutsertaan dalam kompetisi di China menjadi pengalaman berharga bagi Ramadanzah, karena merupakan kali pert
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Bandar Lampung, IDN Times - Mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Ramadanzah, berhasil mengharumkan nama Provinsi Lampung dan Indonesia di ajang internasional China-ASEAN Education Cooperation Week Vocational Skill Competition IoT. Kompetisi tersebut diselenggarakan di Nantong Vocational University (NTVU), China.

Bersama rekannya, Muhammad Rifki Hidayat, Ramadanzah sukses meraih Second Prize dalam kompetisi Internet of Things (IoT) tingkat internasional tersebut. Ajang ini diikuti 36 peserta dari 10 negara, yakni Namibia, Pakistan, Sierra Leone, Liberia, Tajikistan, Kongo, Laos, Filipina, Singapura, dan Indonesia.

Di tengah persaingan ketat, tim Indonesia mampu menunjukkan kompetensi teknis serta inovasi yang diakui oleh dewan juri internasional.

1. Prestasi internasional di tengah persaingan 10 negara

Ilustrasi bendera negara-negara. (unsplash.com/Vladislav Klapin)
Ilustrasi bendera negara-negara. (unsplash.com/Vladislav Klapin)

Keberhasilan Ramadanzah dan Muhammad Rifki Hidayat menjadi capaian membanggakan. Pasalnya, kompetisi ini mempertemukan peserta dari berbagai negara dengan latar belakang pendidikan dan kemampuan teknis beragam.

Kompetisi tersebut menitikberatkan pada penguasaan teknologi Internet of Things yang menuntut ketelitian, inovasi, serta pemahaman sistem komputasi secara komprehensif.

Dalam ajang tersebut, tim Indonesia dinilai mampu menampilkan solusi dan kemampuan teknis yang kompetitif, sehingga berhasil menempati posisi kedua. Capaian ini sekaligus memperkuat eksistensi mahasiswa Indonesia di tingkat internasional, khususnya dalam bidang teknologi dan vokasi.

2. Latar belakang keluarga dan perjuangan pendidikan

Ilustrasi pendidikan formal (freepik.com)
Ilustrasi pendidikan formal (freepik.com)

Dibalik prestasi tersebut, Ramadanzah memiliki latar belakang kehidupan yang penuh perjuangan. Ia berasal dari Kabupaten Tulang Bawang, Kecamatan Dente Teladas.

Ayahnya, Suhaidir, bekerja sebagai nelayan, sementara ibunya, Samsidar, meninggal dunia pada 2014 ketika Ramadanzah berusia 13 tahun.

Sejak saat itu, Ramadanzah tumbuh sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari ibu kandung, serta memiliki tiga adik dari ibu sambungnya, Ani. Keterbatasan ekonomi tidak menyurutkan semangatnya untuk melanjutkan pendidikan.

Ia tercatat sebagai penerima Beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang membantunya menempuh pendidikan tinggi di IIB Darmajaya dan mendalami bidang Internet of Things.

“Saya sangat bersyukur bisa kuliah dengan beasiswa KIP. Tanpa bantuan itu, mungkin saya tidak sampai di titik ini,” ujarnya.

3. Pengalaman pertama ke luar negeri dan motivasi ke depan

ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Nguyen Hung)
ilustrasi pesawat terbang (pexels.com/Nguyen Hung)

Keikutsertaan dalam kompetisi di China menjadi pengalaman berharga bagi Ramadanzah. Itu karena kali pertama ia bepergian menggunakan pesawat terbang dan ke luar negeri.

Perjalanan dari pesisir Lampung hingga tampil membawa nama Indonesia di ajang internasional menjadi momen refleksi sekaligus pembuktian diri.

“Saya tidak pernah membayangkan anak nelayan seperti saya bisa naik pesawat dan bertanding di luar negeri. Ini semua berkat doa orang tua dan dukungan banyak pihak,” kata dia.

Lebih lanjut, Ramadanzah menegaskan, prestasi tersebut bukanlah akhir dari perjalanannya. Ia bertekad menjadikan capaian ini sebagai motivasi untuk terus belajar dan berkembang di bidang teknologi.

“Prestasi ini bukan akhir. Justru ini menjadi penyemangat bagi saya untuk terus belajar, berkembang, dan suatu saat bisa memberi manfaat bagi keluarga, daerah, dan Indonesia,” tuturnya.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Martin Tobing
EditorMartin Tobing
Follow Us

Latest Life Lampung

See More

Anak Nelayan Lampung Raih Juara Internasional IoT di China

17 Des 2025, 12:01 WIBLife