Mahasiswa Teknokrat Pamerkan Inovasi Digital Smart Composterdi KSTI

- Smart Composter memiliki peluang besar jadi produk komersial
- Membantu peternak mengurangi pencemaran lingkungan
- Peran mahasiswa, menciptakan solusi praktis berbasis teknologi
Bandar Lampung, IDN Times – Mahasiswa Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) unjuk gigi di ajang Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) di Gedung Sasana Budaya Ganesha (Sabuga) ITB, 7–9 Agustus 2025.
Salah satu karya yang mencuri perhatian adalah Digital Smart Composter, inovasi berbasis Internet of Things (IoT) yang mampu mengolah kotoran sapi menjadi pupuk organik lebih cepat, efisien, dan dapat dipantau secara real-time lewat perangkat digital. Produk ini digagas oleh Deka Ramadani dan Fadhlurohman Mergo Penateh, mahasiswa S1 Teknik Komputer UTI, dengan bimbingan Dedi Darwis.
1. Smart Composter memiliki peluang besar jadi produk komersial

Wakil Menteri Dikbudristek Bidang Sains dan Teknologi, Stella Christie, yang berkunjung pada hari terakhir pameran, memuji inovasi tersebut. Menurut Stella produk tersebut adalah contoh konkret bagaimana riset perguruan tinggi bisa menjawab tantangan sektor pertanian sekaligus mengelola limbah ternak secara ramah lingkungan.
Stella mengatakan, inovasi seperti Digital Smart Composter memiliki peluang besar untuk dihilirkan menjadi produk komersial yang bermanfaat secara luas. Menurutnya hilirisasi produk unggulan perguruan tinggi harus menjadi fokus utama, agar hasil riset dan pengembangan tidak hanya berhenti di meja laboratorium, tetapi benar-benar hadir di tengah masyarakat.
“Produk ini adalah contoh konkret bagaimana riset dari perguruan tinggi bisa menjawab tantangan di sektor pertanian. Saya mendorong agar Universitas Teknokrat Indonesia bekerja sama dengan industri dan pemerintah daerah untuk menghilirkan produk ini ke pasar,” ujar Stella.
2. Membantu peternak mengurangi pencemaran lingkungan

Stella menambahkan, Digital Smart Composter sejalan dengan agenda nasional meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui pemanfaatan teknologi. Selain itu, teknologi ini dapat membantu peternak mengurangi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah kotoran sapi, sekaligus menghasilkan pupuk organik berkualitas tinggi yang dapat meningkatkan kesuburan tanah.
"Digital Smart Composter hadir sebagai jawaban atas dua masalah besar dalam peternakan sapi, yaitu penumpukan limbah kotoran dan kebutuhan pupuk organik berkualitas. Proses pembuatan pupuk kompos secara tradisional memakan waktu lama, membutuhkan lahan luas, dan tidak jarang menghasilkan bau menyengat yang mengganggu lingkungan sekitar," terangnya.
3. Peran mahasiswa, menciptakan solusi praktis berbasis teknologi

Rektor Universitas Teknokrat Indonesia, Nasrullah Yusuf, turut hadir dalam pembukaan acara KSTI 2025, menyampaikan kebanggaannya atas pencapaian mahasiswa UTI di tingkat nasional.
“Kami selalu mendorong mahasiswa untuk berinovasi dan menghasilkan karya yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Digital Smart Composter adalah bukti bahwa mahasiswa Teknokrat tidak hanya unggul dalam teori, tetapi juga mampu menciptakan solusi praktis berbasis teknologi," ujarnya.