Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Teknologi yang Akan Mengubah Cara Hidup di 2025

Instagram/omghackerscom
Instagram/omghackerscom

Bandar Lampung, IDN Times - Perkembangan teknologi terus melaju dengan kecepatan mengagumkan, mengubah berbagai aspek kehidupan manusia dalam waktu relatif singkat. Di tengah kemajuan ini, perusahaan-perusahaan teknologi tak henti-hentinya berinovasi, berlomba menghadirkan solusi modern bertujuan untuk mempermudah, mempercepat, dan bahkan memperkaya cara kita menjalani hidup.

Kemajuan teknologi tidak hanya berdampak pada perubahan besar, seperti revolusi industri atau transformasi digital, tetapi juga merambah ke aspek-aspek kecil dalam keseharian kita. Misalnya, alat-alat sederhana kini terhubung dengan jaringan internet mampu memberikan kemudahan belum pernah ada sebelumnya. Pola hidup kita perlahan berubah, menyesuaikan diri dengan perangkat pintar dan sistem otomatis menjadi semakin canggih setiap harinya.

Tahun 2025 diprediksi akan menjadi bagian penting dalam evolusi teknologi. Berbagai inovasi baru saat ini tengah dikembangkan berpotensi besar mengubah cara manusia bekerja, bersosialisasi, dan menikmati hidup. Berikut IDN Times akan memberikan informasi terkait 5 teknologi baru yang akan merubah cara serta pola hidup manusia menjadi lebih praktis dan instan. 

1. Kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) lebih canggih

Ketika Artificial Intelligence dapat berpikir secara bebas (Pixabay/Alexandra Koch)
Ketika Artificial Intelligence dapat berpikir secara bebas (Pixabay/Alexandra Koch)

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) memang membawa berbagai dampak positif meningkatkan kualitas hidup manusia, tetapi juga secara signifikan mengubah cara hidup dan kebiasaan sehari-hari. Salah satu dampak paling terasa adalah bagaimana AI semakin mengambil alih berbagai aspek pekerjaan manusia.

Dengan kemampuan AI untuk mengolah data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat, banyak pekerjaan sebelumnya memerlukan intervensi manusia kini dapat diselesaikan lebih efisien. Ini menciptakan perubahan dalam cara orang bekerja, dengan sebagian pekerjaan dulunya rutin atau repetitif digantikan oleh sistem otomatis.

Misalnya di sektor pendidikan, AI tidak hanya menggantikan peran pengajar, tetapi juga memodifikasi cara siswa belajar. Sistem pendidikan berbasis AI dipersonalisasi dapat membantu setiap siswa dengan kurikulum disesuaikan dengan kecepatan dan cara belajar mereka. Alih-alih satu model pengajaran seragam untuk semua siswa, AI menciptakan pengalaman belajar lebih fleksibel dan interaktif.

Namun, perubahan ini mempengaruhi rutinitas sehari-hari siswa dan orang tua, harus menyesuaikan diri dengan metode pembelajaran berbasis teknologi, bahkan saat harus memastikan aksesibilitas perangkat dan koneksi internet memadai. Di satu sisi, hal ini bisa mengurangi ketergantungan pada pendidikan tradisional, tetapi di sisi lain juga memerlukan perubahan dalam cara orang tua mengawasi dan mendukung pendidikan anak-anak mereka.

Meskipun menawarkan kenyamanan, perubahan ini dapat mempengaruhi interaksi sosial. Ketergantungan pada perangkat pintar untuk menjalani aktivitas sehari-hari, seperti berbelanja atau merencanakan waktu luang, dapat memengaruhi dinamika sosial antar individu, mengurangi kontak fisik, dan bahkan membuat orang merasa lebih terisolasi.

Di luar kenyamanan, kecanggihan AI juga menghadirkan dilema terkait dengan privasi data dan potensi manipulasi perilaku, di mana algoritma dapat memahami kebiasaan pribadi lebih dalam daripada diinginkan pengguna. Semua perubahan ini memerlukan pemikiran matang mengenai bagaimana teknologi dapat memfasilitasi kehidupan tanpa mengorbankan nilai-nilai sosial mendasar.

2. Internet of Things (IoT) lebih terintegrasi dan semakin banyak diminati

ilustrasi IOT Internet Of Things (istockphoto.com/miaklevy)
ilustrasi IOT Internet Of Things (istockphoto.com/miaklevy)

Perkembangan Internet of Things (IoT) telah mengubah cara kita berinteraksi dengan perangkat di sekitar kita, menciptakan dunia lebih terhubung dan efisien. Pada tahun 2025, IoT diperkirakan akan semakin meresap ke dalam setiap aspek kehidupan manusia, mulai dari rumah, tempat kerja, fasilitas kesehatan, hingga infrastruktur kota.

Rumah pintar adalah contoh paling nyata dari bagaimana IoT dapat mengubah kebiasaan sehari-hari. Dengan kemampuan untuk mengendalikan perangkat rumah tangga seperti lampu, kulkas, AC, dan bahkan kendaraan melalui aplikasi smartphone atau suara, penggunanya tidak perlu lagi repot menggunakan remote untuk mengatur berbagai perangkat.

Kehadiran teknologi ini mengoptimalkan kenyamanan, menghemat waktu, serta memungkinkan penghematan biaya dan energi signifikan. Misalnya, lampu akan otomatis menyala atau mati berdasarkan waktu atau aktivitas, atau sistem pendingin dapat menyesuaikan suhu berdasarkan kebiasaan penghuni rumah, menciptakan pengalaman hidup lebih efisien.

Di sisi lain, integrasi IoT semakin meluas di berbagai sektor, termasuk transportasi dan fasilitas kesehatan, menawarkan solusi pintar yang dapat mengubah cara kita berinteraksi dengan kota dan masyarakat. Dalam dunia transportasi, misalnya, IoT memungkinkan sistem transportasi untuk memantau dan mengoptimalkan arus lalu lintas, mengurangi kemacetan, dan meningkatkan efisiensi perjalanan.

Konsep kota pintar, dengan lampu jalan disesuaikan intensitas cahayanya berdasarkan cuaca atau waktu, semakin menjadi kenyataan. Dengan cara ini, IoT tidak hanya mempermudah hidup kita, tetapi juga membantu menciptakan kota lebih efisien, hemat energi, dan nyaman bagi penghuninya.

Namun, meski IoT membawa banyak manfaat, dampaknya terhadap pola hidup manusia tidak lepas dari tantangan, terutama dalam hal keamanan dan privasi. Dengan semakin banyak perangkat terhubung, risiko terhadap ancaman siber meningkat tajam.

Para ahli keamanan siber seperti Bruce Schneier, mengingatkan bahwa perangkat terhubung secara langsung ke internet berpotensi menjadi sasaran serangan bisa merusak atau mencuri data pribadi dan sensitif. Hal ini akan memaksa kita untuk berpikir ulang tentang bagaimana kita mengelola dan melindungi data ada di dunia digital. Perlunya regulasi lebih ketat dan teknologi enkripsi lebih kuat menjadi sangat penting untuk menjaga privasi dan keamanan pengguna.

Jika tantangan ini dapat diatasi, IoT memiliki potensi untuk membawa perubahan besar, menciptakan dunia lebih terhubung, lebih cerdas, dan lebih efisien dalam setiap aspek kehidupan kita.

3. Metaverse sebagai ruang virtual baru lebih interaktif, menarik, dan nyata

illustarsi Realitas Virtual Mulai Jadi Nyata(pexels.com/Eugene Capon)
illustarsi Realitas Virtual Mulai Jadi Nyata(pexels.com/Eugene Capon)

Metaverse sebelumnya hanya terdengar seperti konsep futuristik, kini semakin diterima sebagai bagian dari solusi digital akan mengubah cara kita bekerja, berinteraksi, dan berkolaborasi. Berbeda dengan platform konferensi video tradisional seperti Zoom.

Jika Zoom lebih mengandalkan tampilan dua dimensi, metaverse menawarkan pengalaman ruang virtual jauh lebih menarik dan juga lengkap. Dalam metaverse, pengguna dapat berinteraksi dalam lingkungan tiga dimensi melalui avatar, menciptakan pengalaman lebih mendalam dan realistis.

Pengguna tidak hanya terlibat dalam komunikasi verbal, tetapi juga dapat merasakan interaksi visual dan emosional lebih kaya. Mereka bisa berkeliling di ruang pertemuan virtual, menjelajah dunia digital, atau menghadiri konferensi internasional tanpa batasan geografis. Kehadiran metaverse berpotensi mengubah cara kita melakukan pertemuan dan kolaborasi secara radikal, dengan memberikan pengalaman lebih realistis dan menyeluruh dibandingkan dengan platform video call konvensional.

Menurut laporan PwC (PricewaterhouseCoopers), lebih dari 30 persen perusahaan global diperkirakan akan mulai menggunakan ruang pertemuan berbasis metaverse pada tahun 2025. Ini menunjukkan bahwa metaverse bukan hanya sebuah alat untuk pertemuan bisnis, tetapi juga sebuah platform revolusioner menawarkan pelatihan karyawan, pameran produk, hingga konferensi internasional secara lebih menarik dan interaktif.

Di dunia metaverse, perusahaan dapat menciptakan lingkungan virtual sepenuhnya disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Misalnya, pameran produk dapat menampilkan pengalaman interaktif dan memungkinkan peserta untuk berinteraksi langsung dengan produk atau pelatihan karyawan yang mensimulasikan situasi dunia nyata. Dengan kemampuan untuk menyatukan elemen dunia fisik dan digital, metaverse dapat memberikan pengalaman tidak dapat disediakan oleh platform pertemuan tradisional, sekaligus mengurangi batasan fisik selama ini ada, seperti jarak dan lokasi.

Namun, meski metaverse menawarkan berbagai potensi besar dalam meningkatkan interaksi sosial dan kolaborasi, teknologi ini juga membawa dampak signifikan terhadap pola hidup manusia. Pertama, penggunaan metaverse mengharuskan kita untuk mengadopsi perangkat keras baru, seperti headset virtual reality (VR) atau augmented reality (AR), memungkinkan pengalaman lebih imersif. Ini akan merubah kebiasaan kita dalam bekerja atau bersosialisasi, di mana banyak aktivitas sebelumnya dilakukan secara langsung kini bisa dialihkan ke ruang digital.

Keberadaan metaverse juga menciptakan bentuk komunikasi baru lebih dinamis dan menarik, namun ada tantangan terkait aksesibilitas dan biaya perangkat keras masih tinggi. Lebih dari itu, penggunaan platform metaverse juga menuntut perusahaan dan individu untuk memikirkan ulang tentang keamanan data pribadi, mengingat potensi ancaman keamanan mungkin timbul dari terhubungnya begitu banyak perangkat dan informasi.

Sebagai sebuah inovasi besar, metaverse berpotensi mengubah paradigma dunia kerja dan sosial, tetapi untuk mewujudkannya dengan efektif, dibutuhkan perhatian serius terhadap aspek keamanan, aksesibilitas, dan keberlanjutan teknologi ini.

4. Teknologi kesehatan dapat lebih personal, konsultasi dokter cukup dari rumah tanpa harus tatap muka

Jam tangan pintar (pinterest.com/Amazon)
Jam tangan pintar (pinterest.com/Amazon)

Perkembangan teknologi di bidang kesehatan membawa dampak signifikan terhadap cara kita merawat dan mengelola kesehatan pribadi. Di tahun 2025, kita akan semakin mengandalkan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) dan perangkat wearable terhubung untuk memantau kondisi tubuh secara real-time. Aplikasi kesehatan terhubung dengan perangkat seperti jam digital pintar atau gelang kesehatan memungkinkan pengguna untuk memantau detak jantung, kualitas tidur, kadar oksigen darah, dan tingkat stres mereka setiap saat.

AI akan menganalisis data tersebut untuk memberikan rekomendasi lebih tepat dan personal dalam hal pencegahan penyakit atau pengelolaan kesehatan jangka panjang. Teknologi ini tidak hanya menjanjikan efisiensi dalam merawat kesehatan pribadi, tetapi juga dapat meningkatkan kesadaran diri pengguna tentang kondisi tubuh mereka, sehingga mereka bisa lebih proaktif dalam menjaga kesehatan. Pola hidup lebih sadar dan terinformasi akan semakin berkembang, seiring dengan kemudahan akses informasi medis disediakan oleh teknologi ini.

Selain itu, teknologi juga mengubah cara kita mengakses layanan medis, dengan semakin populernya telemedicine dan konsultasi virtual. Layanan kesehatan jarak jauh tumbuh pesat selama pandemi ini diprediksi akan terus berkembang. Dengan penggunaan AI dalam pengolahan gambar medis dan pencitraan canggih, dokter dapat memberikan diagnosis lebih cepat dan akurat, bahkan dalam konsultasi virtual. Hal ini membuka kesempatan bagi pasien di daerah terpencil atau dengan akses terbatas ke fasilitas medis untuk mendapatkan layanan kesehatan berkualitas setara dengan pasien tinggal di kota besar.

Kemajuan ini tentunya akan berdampak pada pengurangan biaya operasional rumah sakit dan klinik, membuat layanan kesehatan menjadi lebih terjangkau bagi masyarakat luas. Teknologi seperti aplikasi konsultasi dokter online, misalnya Halodoc, memungkinkan individu untuk mendapatkan bantuan medis kapan saja dan di mana saja, mengubah cara kita menjalani hidup sehari-hari dengan memberikan kemudahan akses terhadap perawatan medis tanpa harus pergi ke rumah sakit.

5. Kendaraan listrik mengubah pola hidup manusia

Ilustrasi layanan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di wilayah Jateng dan DI Yogyakarta. (dok. PLN)
Ilustrasi layanan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di wilayah Jateng dan DI Yogyakarta. (dok. PLN)

Kendaraan listrik dan otonom telah mengalami perkembangan pesat dan diprediksi akan menjadi salah satu inovasi dominan dalam dunia transportasi pada tahun 2025. Kendaraan listrik, sebelumnya hanya dianggap sebagai teknologi masa depan, kini mulai diterima secara luas oleh konsumen mengutamakan efisiensi energi dan keberlanjutan lingkungan.

Kendaraan ini menggantikan bahan bakar fosil dengan baterai sebagai sumber energi, menawarkan penghematan biaya operasional lebih besar dan mengurangi ketergantungan pada bahan bakar konvensional. Keberadaan kendaraan listrik ini membawa dampak positif terhadap pengurangan emisi karbon dan dampak perubahan iklim. Namun, salah satu tantangan terbesar dihadapi adalah waktu pengisian baterai lebih lama jika dibandingkan dengan pengisian bahan bakar konvensional. Hal ini mengharuskan pengemudi untuk merencanakan perjalanan mereka lebih hati-hati dan mempertimbangkan titik pengisian daya sebagai bagian dari perjalanan.

Meskipun pengisian daya kendaraan listrik membutuhkan waktu lebih lama, banyak pengemudi merasa bahwa keuntungan jangka panjang, seperti penghematan biaya energi dan kontribusi terhadap lingkungan, lebih bernilai. Teknologi baterai yang semakin efisien akan semakin mengurangi waktu pengisian daya, membuat kendaraan listrik semakin praktis dan menarik bagi banyak konsumen.

Meski demikian, perubahan ini membawa dampak lebih luas terhadap cara dan pola hidup manusia. Pengemudi sebelumnya terbiasa mengisi bahan bakar dengan cepat kini harus menyesuaikan diri dengan waktu pengisian lebih lama. Hal ini mengharuskan mereka untuk merencanakan perjalanan dengan lebih teliti, memilih rute dengan mempertimbangkan keberadaan stasiun pengisian daya, serta mengalokasikan waktu ekstra untuk pengisian baterai. Kebiasaan baru ini juga dapat mempengaruhi rutinitas harian, di mana pengemudi mungkin perlu menyesuaikan waktu perjalanan mereka agar dapat mengisi daya baterai pada waktu tepat.

Adaptasi terhadap kendaraan listrik juga akan mempengaruhi gaya hidup masyarakat dalam jangka panjang. Tidak hanya itu, kendaraan listrik juga akan mempengaruhi pola konsumsi energi secara lebih luas, mendorong konsumen untuk lebih memilih opsi-opsi ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari. 

 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hafidz Trijatnika
Silviana
Hafidz Trijatnika
EditorHafidz Trijatnika
Silviana
EditorSilviana
Follow Us