Bandar Lampung, IDN Times - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi menyatakan, situasi pandemik COVID-19 di Lampung sampai akhir Desember 2021 sudah dapat dikendalikan. Namun belum sepenuhnya aman karena masih ditemukan kasus positif baru dan kasus kematian.
“Meskipun kasus sudah sangat rendah masih ditemukan kasus baru sebanyak 68 kasus pada bulan Desember 2021 di 12 kabupaten/kota dan satu kasus kematian di satu kabupaten,” ujarnya, Minggu (2/1/2022).
Arinal mengatakan, angka kesembuhan COVID-19 di Lampung sudah mencapai lebih dari 91,52 persen. Sedangkan proporsi kasus aktif hanya ada 0,79 persen.
Merujuk data per 30 Desember 2021, cakupan total vaksinasi dosis 1 sebesar 74,67 persen (sudah mencapai target lebih dari 70 persen dari yang diharapkan). Sedangkan dosis 2 sebesar 45,78 persen, Dosis 3 sebesar 0,44 persen (khusus SDM kesehatan).
Sedangkan untuk capaian vaksinasi lansia sampai 30 Desember 2021 rinciannya, dosis 1 sebesar 60,81 persen (sudah mencapai target lebih dari 60 persen dari yang diharapkan). Sementara dosis 2 sebesar 31,02 persen.
Arinal juga menyatakan, vaksin yang diterima Provinsi Lampung sampai 28 Desember 2021 sebanyak 10.573.050 dosis (72,32 persen). Selain itu, vaksinasi pada anak sudah dapat dilakukan dengan syarat sudah mencapai 70 persen untuk total dosis 1 dan 60 persen untuk dosis 1 lansia.
Arinal menyatakan, Provinsi Lampung hingga saat ini belum ditemukan kasus Omicron. Strategi penanganan agar varian COVID-19 itu tak masuk ke wilayah setempat antara lain, sinergi berbagai elemen dan konsisten dari kepala daerah, Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda, TPPKK, organisasi masyakarat, camat, kepala desa, lurah, Satlinmas, Pol PP, RW/RT.
Ia menambahkan, pihaknya juga akan melakukan strategi hulu yakni, kepatuhan protokol kesehatan, meningkatkan tracing, testing, percepatan vaksinasi COVID-19, dan penegakan disiplin, serta perubahan perilaku masyarakat.
Selain itu, menerapkan strategi hilir seperti skrining pasien dengan gejala (gejala sedang dan berat rujuk ke rumah sakit, gejala ringan dan tidak bergejala, isolasi, kontak Eerat di Karantina), ketersediaan fasilitas kesehatan, obat-obatan dan logistik.
Arinal mengatakan, para ASN masih memiliki pekerjaan rumah harus diselesaikan 2022. Rinciannya, capaian vaksinasi dosis lengkap belum tercapai, vaksinasi untuk anak-anak COVID-19 dan vaksinasi Campak Rubella pada anak usia 9 sampai dengan 15 tahun serta tantangan terkait mutasi virus omicron, pemulihan dan stabilitas ekonomi.
Menurutnya, perlu upaya-upaya pencegahan terkait Omicron di antaranya, peningkatan pengawasan, peningkatan testing dan tracing, percepatan vaksinasi. Selain itu, optimalisasi penggunaan aplikasi PeduliLindungi, penyesuaian mobilitas masyarakat domestik maupun internasional. Itu melalui pendekatan berbasis risiko, pengetatan PPKM Mikro pada level RT/RW, desa/kelurahan, menyiapkan sistem pelayanan kesehatan, dan sosialisasi pencegahan Virus Omicron.
"Kita sudah menjalani pandemik COVID-19 selama 2 tahun dan Alhamdulilah kita sudah dapat melalui berbagai kendala, tantangan dan melakukan upaya penanggulangan secara bersama-sama. Pandemik ini belum berakhir, banyak pelajaran yang dapat diambil dan kita terus bahu-membahu untuk bersama-sama mengubah pandemi menjadi endemi," harap Arinal.